Haruto tergesa turun dari mobilnya setelah parkir sempurna di parkiran rumahnya.
Orangtuanya sudah mengabari dari sejam yang lalu kalau mereka sudah dirumah yang ditempati haruto dan mashiho.
Tapi karena ada meeting mendadak dia tidak bisa langsung pulang. Dia benar-benar gelisah dan tidak tenang saat ini, dia tidak bisa membayangkan bagaimana mashiho akan berprilaku jika ditinggal sendirian dengan orangtuanya.
Dia mengernyitkan kening ketika dia tidak bisa menemukan siapapun di ruang tamu, namun dia jadi heran saat mendengar suara tawa riang dari pantry.
"Dasar bermuka dua." Haruto menatap tidak suka kearah mashiho yang kini sedang bercanda dengan ibunya dipantry sambil mashiho menyusun berbagai hidangan diatas meja.
"Paling juga delivery tadi. Paling hebat juga dia cuma bisa bikin roti bakar selama tinggal disini, itu juga bikin cuma buat dia." Sinis haruto dalam hatinya.
"Eh anak mama udah pulang." Lamunan haruto terhenti saat mendengar suara ibunya, dia segera menghampiri ibunya dan memberi kecupan di pipi ibunya.
"Ma.. papa ga ikut?" Tanya haruto setelah menyadari ternyata dipantry hanya ada dia mashiho dan ibunya.
"Ada kerjaan katanya." Jawab ibunya santai.
"Kamu udah makan nak? Mashiho udah masak banyak nih."
Haruto melirik sejenak ke arah mashiho yang masih asik menata berbagai macam makanan diatas meja. Mashiho melihat kearah haruto yang kini juga sedang melihat kearahnya.
"Lu ga kasih racun kan?" Haruto berkata dalam hatinya namun sambil menatap horor kearah mashiho.
"Enggak bego.. dari tadi nyokap lu nemenin gw masak." Jawab mashiho dalam hati seolah bisa mengerti arti tatapan haruto yang kini makin mengernyitkan dahinya makin curiga.
"Ma.. mashi lapar, mashi icip duluan ya." Kata mashiho dengan wajah memelas.
"Hahah.. ada-ada aja kamu nak, silahkan kamu icip duluan." Mashiho setelah mendapat izin dari ibu mertuanya segera menyendok beberapa jenis makanan ke piringnya dan memakannya perlahan.
"Puas lue nying?" Cacian itu tersirat ditatapannya pada haruto. Sebenarnya dia tidak lapar sama sekali, tapi tatapan haruto yang menuduhnya sangat membuatnya kesal. Dia tau kalau haruto tidak yakin masakannya aman. Karena itulah dia sengaja makan duluan.
Haruto nyengir, dia senang karena dia merasa menang. Entang menang dari apa dia.
"Ma... ambilin."
Uhuk
Mashiho tersedak saat melihat tingkah manja haruto ke ibunya. Terlihat menjijikkan dimata mashiho. Dan ini benar-benar pertama kalinya mashiho melihat haruto sangat manja pada ibunya.
"Eh mashi.. kenapa sayang? Ini minum dulu nih." Kata ibunya haruto sambil berdiri dan memberikan segelas air putih pada mashiho.
"Ma.... makanan rutoooo." Haruto terlihat kesal sambil mengangkat piringnya. Mamanya hanya bisa tertawa melihat anaknya cemburu karena dia malah memperhatikan mashi dibanding mengisi piring haruto dengan makanan.
"Itu bukan tugas mama sayang, udah ada mashiho. Kecuali kalau kita lagi makan dirumah mama, boleh mama ambilin." Jawab mama haruto makin menggoda anaknya.
"Mau..."
"Mending ruto ambil sendiri deh." Jawab haruto memotong ucapan mashiho yang hampir tidak terdengar. Haruto mengisi piringnya dengan makanan sambil menarik nafas. Sementara ibunya hanya bisa menggeleng melihat kelakuan anaknya.
"Lah kok enak." Monolog haruto sesaat setelah masakan mashiho menyentuh lidahnya.
Dia melirik sejenak kearah mashiho yang kini terlihat tidak mood dan hanya menunduk sambil mengaduk-aduk makanannya.
Mereka menikmati makan malam mereka sambil sesekali saling bercanda. Walaupun hampir suara haruto dan ibunya aja yang sering kedengaran. Mashiho hanya menanggapi sesekali.
"Ibu.." mashiho teringat ibunya saat melihat kebersamaan haruto dengan ibunya. Walaupun mereka sangat jarang menghabiskan waktu bersama, tapi mashiho ingat, dulu dia pernah seperti ini juga dengan ibunya. Saling bercanda dan bercerita. Walaupun tidak sering, tapi selalu berkesan buat mashiho.
Ibunya adalah seorang single parent yang demi membiayai hidupnya dan mashi dia harus bekerja serabutan dari pagi sampai malam. Itu ibunya lakukan sampai dia lulus SMA. Namun tepat hari pertama mashiho masuk kuliah, dia harus berhenti hari itu juga. Dia harus menggantikan ibunya mencari nafkah buat mereka karena hari itu juga ibunya masuk rumah sakit dengan keadaan tidak sadarkan diri.
Sampai hari ini, setelah 3 tahun berlalu ibunya selalu bolak-balik rumah sakit.
"Nak mashi, mama pulang dulu ya sayang." Mashiho tersadar saat dia mendengar suara ibu mertuanya berpamitan. Dia bahkan tidak ingat kapan mereka pindah keruang tamu setelah makan malam tadi.
"Mama dianter haruto kan? Apa mau saya anter ma.?" Tanya mashiho sambil menggandeng tangan ibu mertuanya dan berjalan kearah pintu, sementara haruto mengekor dari belakang.
"Nggak usah sayang, tadi kan mama bareng supir." Jawab ibunya haruto sambil mengusap lembut rambut mashiho, mereka berdua tidak menyadari sedari tadi haruto menatap mashiho kesal karena telah merebut semua perhatian ibunya.
***
"Ngapain lu diri disitu kayak penagih hutang." Tanya mashiho setelah kaget melihat haruto nyender di meja makan sesaat setelah dia selesai membersihkan piring kotor bekas makan malam tadi."Ini rumah gw, protes mulu lu." Jawab haruto sambil terus memperhatikan mashiho yang sedari tadi mondar-mandir membereskan semua meja dan bekas dia memasak tadi.
"Terserah lue dah." Jawab mashiho cuek sambil melanjutkan apa yang dia lakukan.
"Ternyata lu bisa masak juga ya." Kata haruto yang berhasil membuat mashiho berbalik melihat kearahnya dengan wajah penuh tanda tanya karena suara haruto yang terdengarnya tadi agak beda dari biasanya.
"Yaelah, masak doang anak TK juga bisa masak kali." Jawab mashiho
"Enak."
"Masakan lu enak." Sambung haruto setelah melihat kebingungan diwajah mashiho.
"And thank you. Thank u karena udah jaga sikap lu didepan mama."
"Lue ga usah soft gini. Aneh tau ga, ga cocok sama vibes lu." Jawab mashiho sambil berjalan meninggalkan haruto, lama-lama dia takut sendiri lihat haruto aneh kayak gini.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)
FanfictionBxb Mature Mashiruto Harushiho Intinya mashiho dan haruto dijodohin.