"Ulangi.."Suara penuh penekanan dari haruto yang walaupun dengan suara pelan diucapkan tapi tetap aja terdengar menakutkan ditelinga mashiho, wajah haruto juga terlihat sangat menakutkan karena amarahnya dan ditambah lagi haruto sedang menatap mashiho dengan tatapan tajam. Dan tidak ketinggalan haruto juga sedang meremat lengan mashiho agak kencang saat ini.
"Gw pulang bareng jeongwoo." Jawab mashiho yang walaupun agak ketakutan tapi tetap berusaha tenang. Dia menatap kosong kesembarang arah sambil menahan sakit akibat lengannya yang ditarik haruto agak kencang.
Wajah haruto terlihat semakin memerah mendengar jawaban mashiho.
"Ngapain lu pulang bareng dia?"
Mashiho diam saja, sambil menggigit bibir bawah bagian dalam nya.
"Jawab"
"Ngapain gw harus pulang bareng lu?" Jawab mashiho ketus dan kini menatap haruto dengan garang setelah dia menarik nafas dalam untuk mengumpulkan keberaniannya.
"Ya lu mikir aja dulu. Gw ama lu serumah, lu malah milih pulang bareng jeongwoo dibanding pulang bareng gw."
"Ok.. gw pulang bareng lu, tapi ga boleh bareng junkyu." Ucap mashiho menuntut.
"Berani bangat lu ngatur-ngatur gw."
"Semua terserah lu, kalau junkyu nebeng mobil lu, gw bareng jeongwoo."
"Terserah lu bitch, muak gw lama-lama ngobrol sama orang ga jelas kayak lu. Apa salahnya junkyu nebeng sialan...Gw bareng junkyu. Terserah lu mau pulang bareng siapa, atau ga usah pulang juga sekalian. Dasar jalang memang dimana-mana pasti bakalan nyari pelanggan." Marah haruto sambil beranjak dan menarik kopernya meninggalkan mashiho.
Mashiho yang masih berdiri disamping ranjang, mendudukkan dirinya diatas ranjang. Mengusap airmatanya yang sedari tadi sebenarnya sudah berontak ingin keluar.
"Haruto bodoh, brengsek. Lu pikir gw ga bakalan cemburu dan sakit hati nanti lihat junkyu yang pasti akan duduk disamping lu dan pasti akan nempelin lu. Gw cemburu haruto bego... Hiksssw" maki mashiho dengan suara pelan setelah haruto pergi.
"Lu bahkan ga ngebelain gw tadi Haru. Hiksss, gw kira lu sayang ama gw.Hiksss.." mashiho sesenggukan.
Tadi pagi saat mashiho bangun dia tidak melihat haruto diatas ranjang, tadi malam juga mashiho menunggu haruto sampai ketiduran tapi haruto ga datang-datang kekamar mereka, dengan begitu mashiho menyimpulkan kalau haruto pasti tidur dikamar junkyu. Memikirkan itu mashiho merasa sesak didada nya, masih pagi tapi mashiho sudah harus memukul-mukul dadanya pelan untuk menghilangkan sesak didadanya karena rasa cemburu nya dan karena sakit hatinya.
Untuk sedikit menghibur diri, mashiho memutuskan jalan-jalan di depan villa, dan ditempat yang sama dimana dia dan haruto ciuman kemaren malam, saat ini disana haruto dan junkyu sedang berdiri berhadapan. Posisi yang sama seperti mereka kemaren.
Kedua tangan haruto dipinggang junkyu dan kedua tangan junkyu dikalungkan dileher haruto.
"Gimana tawaranku Haru?" Mashiho bisa mendengar obrolan mereka dari tempat dia berdiri.
"Kenapa baru sekarang kyu?"
"Maafin aku Haru, maaf karena aku maksa kamu jadi submissive nya aku waktu itu dan malah mutusin kamu secara sepihak waktu itu."
"Oh... Jadi mereka putus karena hal bodoh? yaitu ego mereka yang sama-sama tinggi karena sama-sama dominan. Pantes haruto masih sangat mencintai junkyu" Monolog mashiho sambil menarik nafas dalam.
"Sekarang gw sadar kalau gw ga bisa lupain kamu haru, setiap orang yang aku pacarin selalu aku banding-bandingin sama kamu, dan jadinya selalu berakhir tidak lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)
FanfictionBxb Mature Mashiruto Harushiho Intinya mashiho dan haruto dijodohin.