"Mau kemana sayang?" Haruto yang tadinya sedang rebahan di sofa dikamar mashiho segera bangkit saat melihat mashiho mengenakan sweater nya.
"Mau jenguk ibu." Jawab mashiho dengan suara seraknya. Matanya terlihat merah dan bengkak.
"Hmmm.." Haruto berjalan kearah mashiho, meraih tubuh mungil itu dan mambawanya kedalam pelukannya.
"Sayang, please udah.. jangan kayak gini." Bisik haruto sambil mengeratkan pelukannya ketubuh yang sedari tadi tidak merespon apa-apa.
Namun beberapa saat kemudian tubuh mungil itu terlihat bergetar hebat dan kalau saja haruto tidak sigap mungkin tubuh mungil yang makin melemah itu akan terjatuh.
Haruto menggendong mashiho dan membaringkan tubuh mashiho yang sudah menangis hebat.
Haruto duduk disamping mashiho sambil mengusap sayang kedua tangan mashiho yang sedang mashiho gunakan menutup wajahnya sambil terus menangis.
"Mashi, lihat aku dulu boleh?" Kata haruto dengan suara bergetar. Sudah seminggu mashiho terlihat murung seperti ini, dia tidak mau menyentuh makanan sama sekali hingga membuat tubuhnya terlihat sangat kurus.
Mashiho perlahan menjauhkan tangannya yang menutupi wajahnya. Perlahan dia duduk dan menatap haruto yang juga menatap wajahnya.
"Haru.. ibu udah benar-benar ga ada ya? Haru... aku rindu ibu. Mashi mau sama ibu aja. Haru.. hiks.." isak mashiho sambil menatap sayu kearah haruto seolah ingin mengadu pada haruto bahwa saat ini dia sangat tidak baik-baik aja.
Ia seminggu yang lalu ibu mashiho meninggal setelah operasi akibat gagal jantung yang dialami tiba-tiba.
Takdir memang sepertinya sangat suka membuat lelucon dalam hidup mashiho. Baru aja mashiho merasakan kebahagiaan setelah hubungannya yang sedikit membaik dengan haruto, namun dengan cepat harus dibumbui dengan kesedihan sepeninggalan ibu nya.
After their first sex, yang dapat mashiho rasakan dalam hubungannya dengan hatuto adalah yang manis-manis aja. Mereka bahkan menjalani hubungan rumah tangga mereka selayaknya pasangan muda yang menikah benar-benar karena cinta.
Mereka bahkan tidur sekamar sekarang, dikamar yang sebelumnya jadi kamar mashiho. Setiap paginya setiap hari mashiho akan menjadi yang paling pertama bangun, dia akan memberi ciuman tipis dibibir haruto yang masih tidur terlelap. Mandi, menyediakan sarapan buat haruto dan membangunkan haruto saat semua nya sudah beres.
Menyediakan pakaian yang akan dikenakan haruto setiap harinya dan sarapan bareng dengan haruto. Moment yang paling dinantikan mashiho adalah saat haruto mencium bibirnya 3 kali setiap pagi sesaat sebelum haruto berangkat kekantor.
Selama haruto dikantor, mereka akan selalu bertukar pesan dan haruto akan meneleponnya saat jam istirahat. Mashiho selalu menikmati moment dimana dia akan menunggu haruto pulang dari kantor. Entahlah, dia selalu sangat excited untuk kembali melihat wajah haruto padahal masih hanya beberapa jam tidak bertemu. Dan haruto tidak pernah tidak bahagia dan tidak merasa gemas melihat wajah sumringah mashiho setiap kali mashiho menyambutnya dengan pelukan hangat setiap kali dia pulang. Mashiho juga tidak pernah gagal membuat haruto merasa nyaman dengan wangi tubuh mashiho setiap kali mashiho memeluknya.
Sambil menunggu haruto mandi, mashiho akan menghangatkan makanan yang sudah dia sediakan dan kemudian makan malam bersama haruto. Semalam apapun haruto pulang, mashiho selalu menunggu haruto untuk makan malam bersama.
Hingga saat mereka akan tidur mashiho tidak malu lagi untuk meminta cuddle pada haruto, saling bercerita tentang hari mereka, walau kebanyakan mashiho yang mengoceh. Tapi haruto suka itu, haruto suka mendengar mashiho yang selalu full ekspresi saat bercerita. Mereka bahkan rutin having sex sekarang. Haruto selalu meminta jatah minimal 1 kali 3 hari, dan mashiho tidak pernah menolak sama sekali. He like it too. Dia suka saat haruto menatapnya dengan tatapan seductive. Mashiho selalu merasa sangat dicintai saat haruto setiap detik memujinya saat mereka melakukan penyatuan mereka.
Walaupun harapan terbesat mashiho belum terpenuhi, yaitu mendengar kalimat 'I love you' dari haruto, tapi tidak apa-apa bagi mashiho. Nanti, suatu hari mashiho yakin haruto akan mengucapkan mantra kebahagiaan itu. Dan itu mungkin akan menjadi saat membahagiakan buat mashiho.
Namun moment bahagia mereka hanya bertahan sebulan karena minggu lalu mereka tiba-tiba diminta pihak rumah sakit via telepon untuk memberi persetujuan untuk melakukan operasi pada ibu mashiho yang sedang mengalami gagal jantung . Mashiho menyetujui dan langsung menuju kerumah sakit, operasi dilakukan sebelum dia tiba dirumah sakit karena memang harus segera dilakukan operasi.
Namun semuanya sudah terlambat, ibu mashiho sudah tidak tertolong, dan saat mashiho dan haruto tiba dirumah sakit yang mereka dengar hanya berita kematian ibunya.
Mashiho yang sudah sebatang kara sangat terpukul. Yang bisa dia lakukan hanya menangis dan menangis. Hampir tidak pernah makan dan hanya bisa tidut sejam dua jam.
Haruto juga sangat terpukul karena dia sangat sayang pada mertuanya itu yang selalu menjadi tempat curhatnya selama beberapa bulan ini. Tapi dia berusaha kuat buat mashiho yang keadaannya makin memprihatinkan. Saking tidak bisa menerima kepergian ibunya, mashiho kadang masih beranggapan kalau ibunya masih hidup.
"Kamu mau sama ibu? Dan ninggalin sku?" Tanya haruto dengan nada sedihnya setelah mendengar rengekan putus asa mashiho yang ingin menyusul ibunya saja.
Mashiho terdiam, dia menatap haruto yang terlihat sangat sedih. Sepertinya semua kesedihan mashiho beberapa hari ini diserap oleh haruto yang kini terlihat sangat sedih.
"Hikss.. maafin aku haru. Aku sekarang udah ga punya siapa-siapa lagi. Tolong jangan tinggalin aku ya. Cuma kamu yang aku punya sekarang." Tangis mashiho yang kini sudah memeluk haruto. Sepertinya dia saat ini sudah sadar, bahwa dihadapannya ada orang yang sangat dia cintai yang perlu dia bahagiakan dan dia yakin bahwa orang itu juga akan menjaganya dan membuatnya bahagia.
TBC
Pendek dulu ya lagi kehabisan ide.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)
FanfictionBxb Mature Mashiruto Harushiho Intinya mashiho dan haruto dijodohin.