dua puluh enam

130 14 8
                                    

"Ma.. Pa...maafin haru."

Haruto yang sedang ditemani kedua orangtuanya di kamar pengantin berkata sambil mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Ia, saat ini dia baru selesai dirias untuk acara pernikahannya dengan junkyu.

Walaupun dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan kesedihan, orang tua haruto tetap berusaha senyum pada Haruto.

"Maafin Haru ma, belum bisa ngembaliin mashiho ke kalian dan gara-gara haruto kalian kehilangan dia lagi. Sebulan ini Haruto udah nyari dia ma, tapi haruto kehilangan jejak semenjak dia pergi keluar negri."

Ia, haruto tau mashiho pergi keluar negri. Dia ada di sana, dibandara saat jeongwoo mengatar mashiho. Haruto juga tau sejak pergi dari rumah mashiho tinggal diapartement jeongwoo. Dia terus memantau keberadaan mashiho, dia juga tau kalau mashiho terbang ke Australia hari itu, tapi sepertinya dari sana mashiho terbang lagi entah kemana, haruto ga bisa melacak karena sepertinya mashiho beli tiket nya offline. Sejak hari itu ditengah persiapan pernikahannya dengan junkyu haruto juga sibuk mencari mashiho namun tidak menghasilkan apa-apa.

"Maafin Haru juga udah ngancurin harapan mama papa buat bisa lihat Haru dan Mashi hidup bahagia bersama." Haruto menunduk, ini hari pernikahannya dengan junkyu, tapi mengapa dia tidak bahagia? Bukankah dia mencintai junkyu? Apalagi sebentar lagi mereka bakalan punya anak, seharusnya dia senang dan bahagia. Tapi malah kesedihan yang dia rasakan hari ini. Hidupnya dia rasakan hampa dengan semangat yang sudah patah.

"Nak.. Haru sayang. Buat mama papa, kebahagiaan kamu itu tetap nomor satu sayang. Mama cuma ingin lihat kamu bahagia. Dan jika menurut kamu menikahi junkyu adalah yang terbaik buat hidup kamu, mama juga ikut mendukung nak." Kata nyonya watanabe sambil terus mengusap punggung haruto untuk menguatkannya.

"Mashi.. maafkan aku." Bisik haruto dalam hatinya sambil masih terus menunduk.

Haruto menggigit bibirnya saat mengingat kembali pertemuannya dengan Jihoon seminggu lalu saat fitting suite.

Saat itu haruto yang melihat jihoon ada disana juga sambil fitting suite juga ditemani seorang wanita cantik yang juga sedang mencoba wedding dress langsung emosi dan tanpa fikir panjang memukul jihoon beberapa kali diwajahnya.

Kalian masih ingat kan awal keretakan hubungan mashiho dengan haruto? Itu saat mashiho izin ketemu jihoon dan haruto tidak mengizinkan. Dan haruto malah mendapatkan kiriman photo dari woonyoung yaitu photo mashiho dan jihoon memasuki kamar hotel.

"Heh apa-apa an ini." Saat itu wanita yang bersama jihoon panik dan berteriak saat melihat jihoon dipukuli haruto dan untung saja mereka langsung bisa dilerai.

"Lu siapa sih, aneh bangat datang-datang langsung mukulin gw." Jihoon dengan amarahnya bertanya pada haruto saat mereka sudah duduk diruangan pemilik toko.

"Wait.. lu bukannya suami nya mashi?" Tanya jihoon lagi saat dia samar-samar mengingat siapa pria yang barusaja memukulinya.

"Jangan berani-berani lu nyebut nama mashi dengan mulut kotor lu itu. Setelah lu bawa dia ke hotel dan sekarang lu malah mau nikah?"

"Mending lu mikir-mikir lagi deh nikahin bajingan kayak dia." Kata haruto lagi pada wanita yang tadi bersama jihoon.

"Kalau yang anda maksud adalah kak mashiho, saya rasa tidak ada alasan bagi anda untuk menyebut calon suami saya bajingan. Saya kenal kak mashiho dan saya juga tau masa lalu kak mashiho dengan kak jihoon. Dan kalau masalah kak jihoon kekamar hotel berdua dengan kak mashiho, mereka tidak berdua. Saya sudah dikamar duluan, mereka terlihat masuk bersama karena saya yang meminta kak jihoon jemput kak mashiho ke lobby hotel. Dan saya yang meminta mereka deep talk di hotel itu tentang masa lalu mereka yang dulu tidak mereka selesaikan dengan baik. Dan saya sengaja milih dihotel karena saya ingin meminta pendapat kak mashi mengenai hotel itu karena akan jadi tempat resepsi pernikahan kami dengan kak jihoon." Walau terlihat emosi karena calon suaminya dikatai bajingan, wanita itu berkata panjang lebar dengan sabar dan anggun.

✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang