dua puluh dua

94 18 6
                                    

Haruto tiba dirumahnya sekitar jam 3 sore. Dia meraih surat cerai diatas meja dan seketika terduduk lemas disofa saat melihat tanda tangan mashiho sudah ada disana. Ini yang dia inginkan, tapi kenapa rasanya sangat menyakitkan ya?

Dia menahan tangisnya hingga dadanya dirasa makin sakit. Dia duduk menunduk, seketika wajah mashiho kembali hadir diingatannya, senyumnya, tawanya, wajah sedihnya, semuanya muncul bergantian. Namun sudah jadi rahasianya kalau sebenarnya wajah mashiho tidak perna lepas dari ingatannya.

He already in love with mashiho, a deep love yang membuat dia merasa paling memiliki mashiho seutuhnya. Karena itu, kenyataan bahwa mashiho punya pekerjaan yang memungkinkan dia dijamah banyak orang membuat dia merasa sangat cemburu, ya walaupun mashiho sudah lama berhenti dari kerjaannya setelah menikah dengan haruto, tapi tetap aja haruto cemburu karena bukan dia yang jadi orang pertama bagi mashiho. Orang pertama menggenggam tangannya, orang pertama memeluknya in romantic means, orang pertama yang menciumnya dan lain nya. Haruto ingin jadi orang pertama bagi mashiho. Egois kan? Memang begitulah Haruto, orang paling egois walaupun mungkin orang yang paling mencintai mashiho juga.

Haruto menatap bergantian setiap sudut ruangan itu. Tempat paling banyak dia dan mashiho bertengkar awal-awal pernikan mereka, tempat yang paling banyak menyimpan cerita, apalagi sofa yang dia duduki saat ini, jadi saksi dimana dia sering memarahi, dan membuat mashiho menangis, namun akhir-akhir ini jadi tempat mereka cuddle, bermesraan dan bercerita tentang hari-hari mereka.

Haruto tertunduk, menutup matanya dengan dua jarinya untuk menahar agar matanya tidak mengeluarkan airmatanya.

Tanpa dia sadari sosok mashiho sudah berdiri didepannya, memeluk haruto hingga kini haruto sudah menangis diperut mashiho.

Mashiho tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengusap lembut rambut dan punggung haruto bergantian. Haruto memeluk erat pinggang mashiho seolah ingin menyampaikan pada mashiho bahwa dia juga sangat mencintai mashiho.

Mashiho ingin menanyakan perihal kehamilan junkyu, tapi dia tidak tega melihat betapa rapuhnya haruto saat ini, hal yang baru kali ini mashiho lihat, dia tidak ingin lagi menambah beban haruto.

Mashiho tau betapa dia merasa sangat kasihan sama mamanya saat nanti tau kalau papanya mencari kesenangan diluar sana, apalagi menantunya adalah salah satu sugar baby papanya. Haruto pasti merasa sesak dan sakit saat membayangkan bagaimana sakitnya nanti perasaan mamanya.

Mashiho juga tau kalau haruto pasti dilema antara apakah akan memberi tahu mamanya apa tidak, apalagi haruto pasti sangat tersiksa karena dia ingin membenci papanya tapi tidak bisa, dia ingin marah pada papanya  tapi dia terlalu sayang pada papanya.

"Haru.. makasih ya udah selalu disisi aku setelah ibu aku meninggal. Ya, walaupun kamu  sepertinya ga bisa menuhin janji kamu buat ga akan pernah ninggalin aku. Tapi makasihhhh bangat udah hadir dalam hidup aku. Walaupun awalnya rasanya kamu orang paling menyebalkan dan paling aku benci di dunia ini, tapi sekarang aku cuma ingin kamu tau, kalau kamu orang yang paling aku cinta dan paling aku sayang. Kebahagiaan terbesar dalam hidup aku juga saat bersama kamu Haru. Haru, maafin aku ya, aku ada dalam hidup kamu dengan versi ter-buruk nya aku."

Mashiho terus berbicara dengan nada lembut menahan tangis. Sementara Haruto masih terus dalam posisi yang sama, masih menangis diperut mashiho sambil memeluk pinggang mashiho.

"Gw pergi ya Haru..." Mendengar kalimat terakhir mashiho, haruto melepaskan pelukannya dan baru menyadari kalau ada koper besar disamping mashiho perdiri saat ini.

"Kamu mau kemana?" Haruto bertanya panik sambil menatap mashiho.

Mashiho tersenyum.

"Makasih Haru kamu udah menyerahkan rumah ini buat aku, tapi maaf aku ga bisa menerimanya, terlalu banyak kenangan kita disini." Jawab mashiho sambil membalas tatapan Haruto.

✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang