"gw ga pernah mau ya nikah sama lu."
"Apalagi gw, kalau bukan karna nyokap lu yang mau meninggal itu mohon-mohon sama orangtua gw, gw ga mungkin terjebak dalam perjodohan bodoh ini."
"Brengsek, jangan bawa-bawa ibu gw ya."
"Memang benar kan, lu seperti dijajahin sama ibu lu tau ga sih. Lu ga laku apa?"
"Lu brengsek, sialan.. gw benci sama lu."
Ini masih pagi, tapi 2 orang pria yang berbeda tinggi itu kini sedang berargument tidak jelas dari 30 menit yang lalu. Awalnya mereka hanya adu mulut sambil menunjuk-nunjuk lawan bicaranya dengan mata marah dan suara teriak-teriak.
Namun mendengar ibunya dijelek-jelekkan pria yang lebih kecil kini sudah melempari semua barang yang terjangkaunya ke lantai. Dia terlihat sangat marah dan penuh amarah.
"Lu benci ama gw, gw lebih benci sama lu. Umur gw berasa berkurang setiap kali gw lihat muka lu." Jawab lelaki yang lebih tinggi dengan nada sinisnya dan melihat nyalang ke pria lain yang lebih kecil.
Prang..
Akhhh
Bertepatan dengan suara benda pecah, terdengar juga suara erangan yang diakibatkan pecahan beling yang mengenai lengan orang yang baru saja teriak itu.
Mashiho pria yang lebih kecil itu baru saja melemparkan pas bunga yang ada diatas meja diruang tamu yang jadi tempat mereka saling mencaci maki, dan Haruto lelaki yang lebih tinggi menjadi korban terkena serpihan beling yang mengakibatkan darah segar sedikit terlihat dilengannya.
"Brengsek.." haruto yang kesakitan tidak bisa lagi menahan amarahnya, dia mendekati mashiho dan langsung memegang dan mencengkram lehernya.
Wajah mashiho sudah memerah saat haruto mempererat cengkramannya dileher mashiho, namun bibir mashiho malah tersenyum sinis seolah mengejek haruto.
"Dasar gila.." Kata haruto sambil berlalu meninggalkan mashiho yang barusaja terjatuh ke lantai akibat tubuhnya baru didorong haruto.
Setelah haruto tidak terlihat lagi barulah mashiho yang masih duduk melantai mengeluarkan airmatanya tanpa suara.
Dia menyesal tadi sudah mencoba bersikap baik. Dia yang sudah bosan dengan perkelahiannya dengan Haruto yang baru menikahinya sebulan lalu berusaha menurunkan sedikit harga dirinya dengan mencoba berbuat baik.
Tadi setelah bangun dia menyediakan kopi buat haruto, karena sebulan tinggal bersama, dia tau kebiasaan haruto akan minum kopi setelah mandi.
"Gw bikinin lu kopi." Kata mashiho tadi saat dia melihat haruto turun dari kamarnya menuju pantry.
"Mending gw minum racun daripada minum kopi buatan lu." Jawab haruto ketus dan langsung membuang kopi buatan mashiho.
" Dan jangan pernah menyentuh barang-barang gw dengan tangan menjijikkan lu." Sambung haruto lagi dengan nada kesalnya karena tadi mashiho memang menggunakan cangkir yang biasa digunakan haruto, tapi kan mashiho memang sengaja menggunakan cangkir itu karena memang kopinya kan mau buat haruto.
Melihat usahanya untuk menghangatkan suasana malah disambut menyebalkan oleh haruto membuatnya emosi dan jadilah mereka bertengkar. Bahkan dia harus menanggung kecewa dan sakit hati karena bahkan haruto sudah mulai berani main fisik padanya yang baru pertama kali ini terjadi.
"Ga akan lagi gw mencoba baik sama lu bajingan." Cela mashiho disela airmatanya yang terus mengalir.
TBC
Ga tau kenapa nulis ini, tiba2 aja pengen nulis ini. (Akibat pusing gegara kerjaan ini)
Kalau ada yang suka ntar dilanjut, kalau ga ada ntar gw unpublish, anggap aja FF gagal. Wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)
FanfictionBxb Mature Mashiruto Harushiho Intinya mashiho dan haruto dijodohin.