tiga belas

193 33 6
                                    

"Haru..."

"Mmmmm???"

Mashiho merasakan seluruh jiwa raganya bergetar. Saat ini haruto mengukung tubuhnya dan entah sudah berapa lama menatap wajah mashiho dengan tatapan sangat sendu yang baru kali ini mashiho lihat.

"Kenapa berhenti?"

Tanya mashiho dengan nafas tersengalnya karena menahan gejolak-gejolak dalam hatinya.

Mashiho bingung karena haruto berhenti setelah ciuman panas mereka.

"Lain kali aja." Kata haruto santai sambil menarik tubuhnya dari mengukung tubuh mashiho dan beranjak dari dalam kamar mashiho.

Mashiho membalikkan tubunya jadi tidur menyamping.

"Sekotor itu kah gw dimata lu haru?" Pikiran negatif kini mulai mememuhi pikiran mashiho. Dia berpikir kalau haruto tidak jadi menyentuhnya karena mungkin dia jijik dikarenakan perkerjaan mashiho.

Mashiho mulai memejamkan matanya namun airmata justru membanjiri wajahnya yang masih dirasakan hangat karena masih demam.

"Kanapa nangis lagi sih?" Mashiho kaget setelah 10 menit kemudian dia merasakan tangan kekar melingkar dipinggangnya. Dia berbalik dan menemukan haruto kini sudah duduk dibelakangnya. Dengan tatapan manja mashiho menatap haruto, padahal  sebelum-sebelum nya 'manja' adalah hal paling menggelikan menurut mashiho, namun malah dia lakukan saat ini pada haruto, dia langsung memeluk leher haruto sambil menangis seolah ingin mengadu.

"Hei.. kenapa?" Tanya haruto lembut sambil mengusap punggung mashiho.

"Lu jijik sama gw ya?" Tanya mashiho terisak. Haruto yang kaget mendengar pertanyaan mashiho, menarik kedua pundak mashiho menjauh darinya agar dia bisa melihat wajah mashiho.

Haruto menatap wajah mashiho yang terlihat menggemaskan membuat dia  ingin menghujani wajah mashiho dengan kecupan-kecupan lembut, tapi dia tahan karena dia juga merasa sakit melihat tatapan sedih mashiho.

Haruto berpikir sejenak sebelum akhirnya dia mengerti kenapa mashiho bertanya seperti itu. Tanpa basa-basi haruto menempelkan kembali bibirnya kebibir mashiho, awalnya hanya melumat lembut bibir ranum yang tadi sudah dibuat bengkak itu. Lama kelamaan ciuman haruto terkesan tergesa dan menuntut, mashiho yang tentu saja belum siap karena masih kaget kini agak sedikit tersengal mengimbangi permainan bibir Haruto, namun lama kelamaan dia makin ahli, hingga kini mulutnya yang sedikit terbuka menyambut dengan baik lidah haruto  yang sudah semakin gencar mengeksplore lidah dan mulut mashiho.

"Enghhh..." Desahan mashiho terdengar saat tangan dingin haruto kini mulai masuk kedalam bajunya dan mulai mengusap lembut perut mashiho yang membuat dia semakin bergetar.

Ciuman haruto pun kini sudah berpindah keleher putih bersih mashiho, dia kini agak mendongak keatas seolah ingin memberi akses ke haruto untuk meninggalkan tanda dilehernya, belum lagi tangan haruto sudah semakin gencar mengeksplor bagian dada mashiho.

"Haru???" Namun lagi-lagi mashiho harus kembali kecewa karena haruto kembali menghentikan aktifitasnya padahal mashiho sudah terlihat berantakan karena sangat menginginkan haruto menyentuhnya lebih jauh.

"Lu masih demam. Gw takut lue ga kuat" Kata haruto masih mengukung tubuh mashiho, tangan kanannya mengusap wajah mashiho dan tangan kirinya menahan tubuhnya agar tidak menindi tubuh mashiho.

"Cup.. gw ga jijik sama lu" ucap haruto lagi setelah memberikan kecupan tulus dibibir mashiho.

Mendengar perkataan haruto mashiho yang tadinya akan menangis lagi, sekarang malah tersipu malu ditambah juga karena tatapan lekat haruto.

"Sembuh makanya if you want me in you." Bisik haruto yang membuat mashiho sedikit bergerak gelisah karena jantung yang berdetak sangat kencang.

"Hahah.. lucu bangat sih." Kata haruto sambil duduk dan menangkup wajah mashiho dengan kedua tangannya.

✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang