delapan

293 34 7
                                    

Mashiho memasuki kembali kamarnya dan menemukan kalau Haruto masih terlelap.

Dia memberanikan diri untuk menatap wajah haruto dari jarak dekat.

Lagi-lagi dia merasa jantungnya berdetak makin kenceng, apalagi saat teringat sejam lalu, saat dia baru bangun dia kaget saat dia masih dalam dekapan haruto sedangkan kepalanya dengan nyamannya nyender didada bidang haruto. Sepertinya tadi malam mereka ketiduran. Mashiho makin kaget saat melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 1 siang. Tidur ternyaman dan terlama nya beberapa tahun belakangan ini. Tanpa terbangun karena mimpi buruk, tanpa bergerak kesana kemari karena rasa gelisah.

Tadi dia sengaja tidak langsung beranjak dari tidurnya, dia masih mau berlama menikmati ketampanan haruto, orang yang menurutnya paling dia benci namun malah bisa membuat dia tidur nyaman dan nyenyak. Bahkan dia tadi memberanikan diri menyentuh hidung mancung haruto. Kalau haruto tau bisa-bisa dipatahin kali tangan mashiho. Heheh

Mashiho tadinya kembali kekamar buat ngebangunin haruto, tapi sepertinya dia malah kembali terhipnotis menatap wajah menawan haruto.

"Gw ganteng ya.." mashiho yang tadi sedang asik menatap wajah haruto, kaget sampai membuat dia terjungkal hingga terduduk dilantai saat mata haruto tiba-tiba terbuka dan haruto berkata dengan suara serak khas bangun tidurnya yang terdengar sangat menawan ditelinga mashiho.

"Gemes bangat sih." Bisik haruto saat melihat ekspresi lucu wajah mashiho yang kaget dan memerah.

"Ganteng apaan." Mashiho mencoba menenangkan hatinya sambil mencoba berdiri, tapi dia merasa tulang ekornya sakit karena tadi dia jatuh terduduk dilantainya lumayan keras.

"Ckkk.. lu tuh ya.. hati-hati makanya." Kali ini haruto menahan dengan sigap tubuh mashiho agar tidak jatuh terduduk lagi.

"Sakit.. gara-gara lu sih."

"Lah.. gw ga ngapa-ngapain."

"Siapa suruh lu tiba-tiba bangun"

"Siapa suruh lu ngelamun sambil natap wajah tampan gw. Ngelamun jorok lu ya.?"

"Kepedean lu.."

Ga, kali ini mereka adu mulutnya ga marah-marah kok, mashiho sambil manyun malah, sedangkan haruto sambil tersenyum tipis. Dan tatapan mereka juga tumbenan ga penuh amarah atau kebencian. Mashiho menatap haruto seperti sedang mengaduh kalau tulang ekornya beneran sakit, sedangkan haruto menatap mashiho gemes.

"Beneran sakit bangat?" Tanya haruto lembut setelah mendudukkan mashiho diatas tempat tidur.

"Ya beneran lah.." jawab mashiho kembali manyun.

"Ya kali aja lu lagi cari perhatian gitu kan ke gw." Jawab haruto sambil smirking.

Wajah mashiho memerah, walaupun yang dituduhkan haruto tidak benar, tapi ditatap dengan tatapan lembut oleh haruto mampu membuat dia merasa malu.

Aneh memang, hanya karena cuddle semalaman mampu mengubah sikap mereka terhadap masing-masing. Entah kemana perginya rasa benci mereka yang menumpuk selama ini. Entah kemana hilangnya amarah mereka terhadap satu sama lain.

"Ywd, lu tiduran aja dulu. Gw keluar."

"Haru.." mashiho memanggil haruto yang hendak beranjak.

"Hmmm?"

"Ya Tuhan, haruto jangan lembut-lembut gini dong,,,, huah manis bangat suami gw. Ehhh????" Bisik mashiho.

Mashiho menyadarkan dirinya dengan cepat karena pikirannya sepertinya sudah mulai kacau.

"Lah, malah melamun lagi lu." Kata haruto sambil menyentil dahi mashiho dan tertawa kecil saat dengan lucunya mashiho meringis kesakitan.

"Eh nggak ya.. siapa yang ngelamun."

✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang