Ending | Our Beautiful Ending

609 74 17
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACA 😠

VOTE DULU SEBELUM MEMBACA 😠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Humaira Merindu

28 Desember 2022

(Ending)

•••

"Mas, ayo bangun. Nanti ketinggalan pesawat." Jemari Humaira mengelus lembut pipi sang suami yang masih tertidur pulas. Pelan-pelan, wanita itu menepuk pipi Mahendra dengan seulas senyum.

Gerakan sang suami yang mulai terusik membuat Humaira terkekeh ringan, dikecupnya pelan kening Mahendra untuk kemudian menyingkap selimut tebal yang semula membungkus tubuh pria itu. "Ayo, Mas. Nanti ketinggalan pesawat."

Mahendra mengerjapkan mata berkali-kali sebelum benar-benar bisa memandangi sang istri yang cekatan membuka gorden kamar. "Capek, sayang."

"Nggak ada dokter yang nggak capek, ayo." Humaira mendekat dan menarik-narik lengan berotot sang suami. "Ayo, suamiku sayang."

Mahendra masih tak bergeming. "Mitha kebanyakan gaya nikah di Turki segala."

Humaira memutar bola mata mendengarkan ocehan sang suami yang memang sedari dulu tak akur dengan Mitha. "Suaminya kan orang Turki, masa nikahnya di Jonggol?"

Kekehan ringan keluar bibir Mahendra. "Lucu juga kamu." Dia lantas bangkit dan duduk, kedua lengan berotot itu merengkuh pinggang sang istri yang berada di dekatnya. "Morning, pangeran sama tuan putri Ayah," ucapnya seraya sesekali mencium perut Humaira yang tak lagi ramping.

"Udah minum susu?" Mahendra mendongak, menatap sang istri yang sibuk menyugar helai rambutnya.

"Udah, yok mandi!"

"Ayok!" Mahendra bangkit dengan antusias, pria itu menggandeng tangan sang istri menuju kamar mandi. Namun, Humaira malah melepas gandengan tangannya. "Kenapa?" tanyanya heran.

"Kamu yang mandi, aku udah mandi."

"Lah? Tadi ngajakin mandi. Ayo mandi lagi, sayang." Mahendra hendak menggapai tangan sang istri dengan senyum tak senonohnya. Humaira mengambil ancang-ancang menjauh.

"Nggak usah mulai ya," ancam Humaira dengan tatapan melotot yang justru membuat Mahendra tertawa keras.

"Galak banget." Mahendra dengan gerakan kilat mendekat dan mencuri satu ciuman di pipi sang istri yang mulai berisi seiring besarnya perut.

Humaira Merindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang