Zeen minta tolong banget ke kalian, VOTE DULU SEBELUM MEMBACA YUP:)
⚠️WARNING⚠️
Part kali ini mengandung kata-kata vulgar dan kasar yang cukup eksplisit.
~HUMAIRA MERINDU~
28 Agustus 2022
.
.
."Eh, Rek! Ayo ndelok nok aula pondok, santri seng wingi nane ngelecehno Humaira dihukum cambuk." Ima berlari masuk ke kamar dengan napas terengah-engah. Kedatangannya membuat atensi Humaira dan Iwa yang semula tengah melipat baju teralih. Ketiga gadis itu lantas bergegas menuruni tangga kamar untuk sampai ke pelataran aula pondok putri. ["Eh, guys! Ayo lihat santri yang kemarin ngelecehin Humaira dihukum cambuk di aula pondok putri."]
Disela larinya, Humaira masih ingat betul bagaimana anarkis Mahendra menggelandang Wafa dan Doni ketika pemuda itu mendapati mereka melecehkannya. Bukan apa-apa, sang gadis hanya tak percaya sejauh itu Mahendra bisa memperjuangkan keadilan untuknya. Sampai sejauh itu.
Jam kunjungan untuk wali para santri di hari sambang sudah berakhir. Tepat pukul empat sore, santri putri sudah mulai memadati pelataran aula ketika Humaira dan kedua temannya sampai. Ada panggung kecil di tengah-tengah pelataran untuk sesi hukuman cambuk nanti. Bagian keamanan putra datang dari gerbang utama pondok putri dengan membawa Wafa dan Doni.
Ketika dua pelaku berjalan lewat, Humaira tak sengaja berbalas tatap dengan Wafa. Pemuda itu terlihat sama sekali tidak ramah, hanya ada raut kemarahan di wajahnya hingga Humaira memilih untuk langsung mengalihkan pandangan. Kabar mengenai Mahendra yang tempo hari memukul dua santri putra yang berstatus sebagai kang-kang itu menyebar sangat cepat bagai virus.
Alasan itulah yang kemudian membuat santri putri mencuri pandang pada Humaira saat ini. Selain statusnya yang terbilang masih baru, Humaira meraih ketenaran dalam waktu cepat begitu desas-desus kedekatannya dengan sang gus menyebar dari mulut ke mulut.
"Ternyata onok untunge ya cedak karo Gus, opo-opo diurusi." ["Ternyata ada untungnya ya deket sama Gus, apa-apa diurusi."]
"Yo musti wae, kelebihane arek ayu kan roto-roto podo ngunu. Oleh perhatian akeh teko wong liyo." ["Ya iyalah, kelebihan si cantik kan rata-rata gitu. Dapat perhatian dari orang banyak."]
"Nek ngunu carane aku yo gelem, piye carene ben iso ayu koyo Humaira?" ["Kalau gitu caranya aku juga mau, gimana caranya biar bisa cantik kayak Humaira?"]
"Pasang susuk lah."
"Emang Humaira pasang susuk?"
"Ketok'e sih iyo." ["Kayaknya sih iya."]
KAMU SEDANG MEMBACA
Humaira Merindu
Spiritual"Lo tahu nggak, Ra? Lo dan gus Harits itu adalah refleksi nyata dari surat Yasin ayat empat puluh. Jalan kalian bersebrangan, bukan beriringan." Kehidupan pesantren yang Humaira idam-idamkan layaknya cerita sebuah novel dimana hanya ketenangan dan k...