⚠️dirty talk!
—
Jeno menghabiskan perjalanan melintasi Seoul dengan perasaan terbelah antara kegembiraan dan penderitaan. Berharap dia kembali bersama Renjun, tapi ia ingin peran ini.
Tukang kunci sudah menunggu di luar rumahnya. Sepuluh menit kemudian, Jeno berada di dalam dan dia menelepon Renjun.
"Halo, ganteng," katanya.
"Bagaimana kau tahu ini aku?"
"Oh, ternyata kau."
"Dasar penyihir. Kau tidak diizinkan memanggil orang lain seperti itu. Bisa saja dia seorang pendeta."
"Aku memanggil sayang jika orang itu hanya menelpon pada hari Rabu dan Minggu."
Jeno tertawa dan kemudian berhenti. "Kau tidak serius, kan?"
"Kau sudah dengar kabar dari Johnny belum?" Tanya Renjun.
"Belum."
Renjun tidak menjawab pertanyaan Jeno dan Jeno merasakan belitan cemburu.
"Kalau begitu lebih baik kau meneleponku lagi nanti, kalau tidak, ia akan datang kesana dengan alat-alat penyiksaan karena dia tidak bisa masuk."
"Apa yang kau ketahui tentang alat-alat penyiksaan?"
"Jadi kau tidak membuka laci yang itu?"
Ada jeda singkat sebelum Jeno menjawab. "Aku tidak suka kesakitan."
"Pembohong."
"Aku tidak suka."
"Jadi kau tak ingin aku mengikatmu lagi?"
Jeno merasa tarikan pada pangkal pahanya saat dia mengingatnya. "Aku akan kembali setelah Johnny menelepon."
Sekarang ada jeda dari Renjun sebelum dia menjawab. "Kau perlu tidur malam yang cukup. Aku akan menghubungimu dalam beberapa hari, Jeno. Baik-baiklah."
"Kau juga."
Saat Jeno meletakkan telepon, telepon kembali berdering. Jeno mengangkatnya. "Halo, cantik," katanya.
"Kau tidak akan menyebutku seperti itu," bentak Johnny.
"Bagaimana kalau aku membawa sebotol wiski?"
"Itu mungkin berhasil. Benar. Ambil pena dan dengarkan aku."
Jeno menyalin semua instruksi dari Johnny. Dia tidak akan mengacaukannya lagi.
Dengan kata-kata terakhir Johnny yang bergema di kepalanya, "Jangan mengacaukannya, tetap sadar, ini adalah kesempatan terakhir,"
Jeno lalu berkemas. Rumahnya bersih. Dia sudah membiasakan diri hidup berantakan bersama Renjun, ia sampai lupa kalau ada seorang wanita yang datang dua kali seminggu untuk membuat rumahnya tampak seperti dihuni dan membeli bahan makanan untuknya. Teringat olehnya bahwa ia bisa saja mengambil kunci dari pembantu rumah tangganya dan dia mengerang.
Jeno menghancurkan setiap bungkus rokok yang ia temukan, mematahkannya dan melemparkannya ke tempat sampah. Terkejut betapa sedikitnya ia peduli. Dia memandang lama pada bir di lemari es, tapi membiarkannya. Dia tidak memiliki masalah dengan alkohol. Dia suka minum, tapi telah membuktikan pada diri sendiri selama beberapa hari terakhir bahwa dia tidak membutuhkannya.
Tidak ada paket-paket kecil kokain yang tersembunyi di manapun. Tapi Jeno menghabiskan tiga puluh menit memeriksa, untuk berjaga-jaga. Jeno pernah mengalami beberapa seks yang luar biasa saat dia sedang teler, tapi sekarang ia sudah berhubungan seks dengan luar biasa tanpa menggunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
tramontane [noren]
Fanfiction[Remake story] Original story Strangers by Barbara Elsborg Renjun sudah cukup banyak berurusan dengan bad boy sampai suatu saat ketika ia berenang satu arah di laut ia bertubrukan dengan pria yang tidak bisa ia tolak. Lee Jeno seorang mantan bad boy...