25

262 33 3
                                    

Renjun menyuruh Jaemin kembali ke atap. Ia mengganti baju dengan bikini, lega melihat bikininya menutupi bekas gigitan pada dadanya, dan memakai t-shirt panjang.

Jeno lebih marah tentang apa yang terjadi kemarin daripada Renjun. Renjun tahu Jeno tidak akan melakukannya lagi. Ia mendesah. Ini terasa sedikit terlalu familiar.

Ketika Renjun berjalan ke atap datar, tiba-tiba ia berhenti. Haechan, Jaemin dan Yangyang berdiri bersandar di dinding tembok pembatas menatap jalan. Di sebelah Haechan berdiri Lucas yang bertelanjang dada, dalam jeans yang dipakai rendah di pinggul, tangannya meremas pantat Haechan.

Renjun menatap ke kejauhan. Ke kanan ia hanya bisa melihat penyangga emas dari Gocheok Sky Dome, ke kiri, blok bangunan gedung pencakar yang menjulang ke langit berkabut. Renjun berjalan melintasi dan menyelinap di samping Jaemin.

"Hei, apa kau gila? Jangan biarkan mereka melihatmu," kata Jaemin dan menarik Renjun mundur. "Sini, minum segelas anggur."

Jaemin mengambil botol dari meja dan menuangnya ke gelas. Haechan dan Yangyang melangkah di depannya. Haechan mengenakan bikini terkecil yang pernah Renjun lihat. Seperti tiga segitiga perak seukuran crackers keju.

"Lee Jeno," kata Yangyang. "Kau sudah berkencan dengan selebriti dan tidak memberi tahu kami? Kupikir kami adalah temanmu?"

"Kalian temanku." kata Renjun dan melirik Lucas. Hanya tiga dari mereka yang teman Renjun. "Alasanku tidak memberitahumu adalah mereka yang di jalan di bawah sana."

Lucas duduk di kursi dan menarik Haechan ke pangkuannya. "Foto yang bagus. Ingin memberiku sebuah penjelasan eksklusif bagaimana rasanya kencan dengan badboy Lee Jeno?"

"Tidak."

"Apa kau tahu apa yang kau lakukan, Renjun?" Tanya Haechan. "Maksudku—Lee Jeno? Dia akan mengunyah dan memuntahkanmu. Dia pasti hanya sedang memanfaatkanmu."

Sebuah plat besi seakan mengetat di jantung Renjun. Dia duduk di pinggiran beton gedung dengan anggurnya.

"Bagaimana kau bertemu dengannya?" Tanya Yangyang. "Apakah benar-benar di pantai?"

Renjun mengangguk.

"Dia akan mencampakkanmu," kata Haechan. "Dia memiliki reputasi buruk."

Jari Renjun menegang di sekitar gagang gelas.

"Kau bisa menghasilkan uang dari ini," kata Lucas. "Kenapa kau tidak memberiku kisah dari sudut pandangmu? Aku bisa membuatmu tampil di acara besok."

Renjun menyesal telah datang ke atap. Dia menelan seteguk anggur putih yang hangat.

"Kami akan membayarnya dengan uang yang banyak, Renjun," kata Lucas. "Toh, kau adalah seorang teman." Tangannya menangkup payudara Haechan.

Renjun membuka mulutnya dan kemudian menutupnya lagi.

"Apa dia sudah membawamu ke tempat yang bagus?" Tanya Yangyang. "Seperti apa dia? Kau pernah ke rumahnya? Pernahkah kau bertemu seseorang yang terkenal? Dan yang paling penting, apa ia akan datang ke pembukaan pameranku pada hari Rabu?"

"Hei." Jaemin meletakkan tangannya di lengan Yangyang. "Renjun datang ke sini untuk melarikan diri dari pertanyaan."

"Satu saja, kalau begitu," pinta Yangyang. "Apa dia akan datang ke pembukaan?"

Renjun membuang jawaban yang sudah ada di kepalanya sebelum ia bicara. "Aku memintanya datang, tapi aku tak tahu apa dia akan datang."

Renjun bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan pada Lucas. Dia duduk mengawasi Renjun dan di balik senyum ularnya itu, Renjun tahu Lucas bertanya-tanya apa Renjun akan mengatakan sesuatu kepada Haechan.

tramontane [noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang