29

335 35 5
                                    

⚠️maaf yah banyak adegan naninu yang wrwrwrrr kalo ngga nyaman bisa diskip-skip bacanya huehe😘



Renjun dan Haechan tidak meninggalkan apartemen sampai taksi berhenti di luar. Renjun menghela napas lega saat tak ada wartawan atau fotografer berkeliaran di situ.

"Kau menjadi berita kemarin," kata Haechan.

Renjun berharap itu benar.

"Jadi, kau baik-baik saja?" Tanya Haechan saat taksi mulai berjalan. "Bagaimana punggungmu?"

"Baik."

"Apakah Jeno akan datang?"

Renjun mengangguk.

"Lucas mencoba untuk memintaku kembali. Dia mengatakan setelah Lami masuk universitas pada bulan September, dia akan memberitahu istrinya tentang hubungannya denganku dan minta cerai."

Renjun tidak mengatakan apapun tentang kunjungan Lucas tadi pagi.

"Dan ketika kami sampai di akhir September, aku tidak akan terkejut jika ayah dari istrinya jatuh sakit, sehingga Lucas tidak mau membuat istrinya sedih atau dia menabrak anjingnya dan tidak ingin membuat istrinya sedih. Dan kemudian saat Natal, akan ada lagi alasan untuk tidak membuat istrinya sedih juga. Aku tahu kedengarannya munafik, tapi saat itu hanya aku dan istrinya, aku tidak keberatan, tapi aku tak akan membiarkan itu terjadi jika aku harus berbagi dia dengan orang lain lagi."

"Bagaimana dengan Mark?"

Haechan menyeringai. "Dia akan terus memikirkanku."

Taksi berhenti di tengah jalan di luar galeri. Tidak ada ruang untuk berhenti di pinggir jalan.

"Aku yang bayar," kata Haechan. "Akan aku klaim di pengeluaran."

Pada saat supir menulis tanda terima, lalu lintas menjadi macet di belakang dan klakson-klakson meraung. Galeri menyala dengan cahaya, orang-orang tumpah ke trotoar seperti permen berjatuhan dari tas, bermacam-macam orang yang berpakaian dan bersepatu bagus, dengan minuman di tangan.

"Wow," kata Haechan. "Yangyang pasti senang dengan banyaknya pengunjung. Kadang-kadang dia hanya punya dua orang pengunjung di sepanjang hari."

"Dua tidak apa-apa asal mereka membeli sesuatu," kata Renjun.

Mereka melihat Yangyang saat berjalan masuk. Dia melambaikan tangan dan bergegas menghampiri.

"Apakah kau membutuhkan kita untuk membantu sesuatu?" Tanya Renjun.

"Aku lebih suka kau berbaur, memberitahu semua orang betapa indahnya lukisan-lukisan ini dan bahwa lukisan itu adalah investasi yang brilian. Tak ada seorangpun yang membeli."

"Ini masih terlalu awal," kata Haechan. "Oh, ada Mark."

Ditinggal oleh teman-temannya, Renjun mengangkat segelas anggur dari nampan pelayan yang lewat dan berjalan menuju bagian belakang galeri. Seorang pria berdiri di samping lukisan 'Ready For Bed', memastikan orang-orang tahu bahwa itu adalah karyanya. Sangat kurus dengan wajah panjang dan rambut abu-abu dikuncir ekor kuda, dia mengingatkan Renjun pada seekor kuda.

Yangyang telah salah tentang lukisan yang tidak menjual. Stiker merah muncul seperti cacar air.

Lukisan 'Sister' karya Jaemin telah terjual dan Renjun menganga ketika Jaemin menunjukkan siapa yang akan membelinya. Yuta dari Crispies. Dia berdiri dengan lengannya yang mengelilingi Jungwoo. Renjun bertanya-tanya bagaimana dia bisa menangkap hal itu begitu salah.

Renjun beringsut melewati kerumunan untuk lukisan favoritnya, gambar cahaya di lemari es. Ini belum terjual, tapi ketika Renjun melihat label harga yang hampir tiga puluh juta won, ia tidak terkejut.

tramontane [noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang