Rhea 38

31 2 0
                                        

Shaqeel dan Mama sedang berpelukan. Lebih tepatnya pria itu tidak membiarkan Mama lepas darinya. Sekali lagi terdengar keluhan Dokter Sonia pada putranya yang pemaksa itu. Ocehan Mama pagi hari membuat Rhea merasa harinya sudah bisa ditutup. Wanita yang duduk di atas sofa itu menggeliat dengan mulut terbuka karena menguap. Jam sembilan pagi seperti sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengakhiri harinya.

"Kita sarapan dulu, Rhea," ucap Sonia yang melihat putrinya menguap semakin sering sejak pertama kali ia masuk dan mendapati sisa-sisa kerusuhan Rhea dan Shaqeel semalam.

"Tapi ga ada yang bisa dimasak disini, Ma," ucap Shaqeel yang untuk makan semalam saja harus pesan makanan. Bukan karena Rhea tidak bisa memasak. Wanita ini memang tidak bisa memasak sih aslinya tapi dia juga tidak tinggal disini setiap hari. Jadi Rhea yang tidak tinggal di apartemennya lah yang lebih pas menjadi alsan kenapa tidak ditemukan bahan bakanan bahkan beras di tempat ini.

Rhea bangkit dari posisi malas-malasannya dan bertanya, "Mama mau masak apa pagi ini? Aku beliin bahan-bahannya." Dan setelah mendapatkan list bahan makanan yang dia butuhkan Rhea segera keluar dengan tanpa mencuci mukanya lebih dulu. Sekalipun Mama dan Shaqeel berdecak kesal padanya, Rhea punya teori sendiri. Orang yang harus cuci muka di pagi hari adalah mereka baru bangun tidur dan belum mau mandi. Lah Rhea tidak tidur meskipun juga belum mau mandi, setidaknya dia tidak punya bekas-bekas air liur di sudut bibirnya.

"Kamu mau tidur lagi? Di kamar Rhea?" tanya Sonia tidak percaya melihat putra semata wayangnya kembali mendekati pintu kamar yang terbuka.

"Ini kamar semua orang, Ma. Mama nanti juga pasti tidur disini kok. Memangnya Mama liat ada kamar lain di sini?" tanya Shaqeel sambil menguap.

Sementara itu Rhea yang tidak pernah tau bahwa ada yang selalu mengamatinya selama ini sibuk memilih bahan-bahan yang Mama inginkan. Jika yang satu berpikir sudah berapa lama ia tidak memakan masakan buatan Rhea, yang mana pemikiran ini berasal dari Adrian Russel. Yang satunya lagi justru bertanya-tanya jika kesalahannya tidak menyeret Rhea, apakah saat ini Rhea sedang belanja kebutuhan rumah tangga dengan putri dan juga suaminya? Sian tidak pernah merasa bersalah sebesar ini selama hidupnya dan hal itu membuatnya merasa takut untuk membantu siapapun. Sejak Rhea, semuanya berubah. Sian punya pikiran bahwa semua orang sama sekali tidak membutuhkan dirinya untuk membantu. Hidup semua orang akan jauh lebih baik tanpa campur tangan dirinya.

Jika Sian dan Drian sibuk dengan pemikirannya sendiri, Rhea justru sedang berpura-pura sibuk memilih jeruk, buah kesukaan Shaqeel padahal sebenarnya pikiran wanita itu tidak bisa teralihkan dari satu pria yang berada di sekitarnya. Rhea tidak mengenali Adrian Russel karena semua orang berbisik-bisik tentang pria itu yang muncul di tempat seperti ini. Rhea bisa mengenali pria itu sekalipun dia bukan artis seperti sekarang. Memang terdengar mustahil, tapi Rhea punya cerita tentang Adrian Russel meskipun pria itu tidak mengenalnya sama sekali. Dan apa yang sedang orang-orang bicarakan adalah sesuatu yang terdengar seperti 'Sangat bukan Adrian Russel sekali' dan Rhea pun beranggapan sama. Apa yang pria itu lakukan disini? Adrian Russel bukan pria sembarangan yang bisa dilihat di dalam mall seperti sekarang. Miris bukan? Bagaimana dia yang Rhea yakini sebagai seseorang yang akan menjadi ayah dari putrinya justru berubah menjadi seseorang yang terlalu jauh untuk digapai. Seseorang yang tidak mungkin menghirup udara yang sama dengannya. Setinggi dan sejauh itu Rhea meletakkan Drian dalam hidupnya. Bukan karena pria itu terlalu agung atau semacamnya, Rhea juga tidak mengkategorikan Drian dengan BTS yang dulu sempat ia puja. Hanya saja Adrian Russel memang bukan pria acak apalagi pria sembarangan yang bisa temui di mall kemudian jatuh cinta sampai maut memisahkan.

Rhea Davina tidak pernah melupakan sedikitpun semua hal yang terjadi di hidupnya. Dia hanya terlihat solah-olah lupa pada duka akibat kematian semua keluarganya, juga lupa pada masa depan yang ia miliki bersama Adrian Russel. Saat mengetahui Bapak, Ibuk dan juga Tante telah tiada, Rhea merasa ia harus segera menemui Om Drian, mengadu pada pria yang selalu melindunginya selama satu tahun lebih. Dia juga ingin marah pada pria itu karena apa yang keluar dari mulut Om Drian sama sekali berbeda dengan yang ia alami. Ibuk tidak meninggal tiga tahun yang lalu jika dihitung dari tahun Rhea bertemu Om Drian. Lalu Bapak, Rhea masih bertemu dengan beliau bahkan disetiap akhir pekan setelah Rhea berhenti les mereka semua selalu menginap di rumah Bapak. Jadi, bagaimana bisa Bapak meninggal? Rhea ingin memukul pria itu yang dari mulutnya semua kisah tentang mereka terdengar menyenangkan. Tapi kemudian wanita itu sadar bahwa belum ada Om Drian. Hanya ada Drian yang jika semuanya berjalan lancar, Rhea pasti akan mengejar-ngejarnya setelah mereka bertemu pertama kali di kampus. Tapi kampus apa? Enam tahun dia menghilang dan tidak ada kampus karena dirinya bahkan tidak lulus SMA. Semuanya hanya berjalan lancar untuk Drian, tidak dengannya.

Rhea Davina RusselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang