Rhea 39

32 2 0
                                        

"Masih mau belanja?"

Drian bingung dengan sikap Rhea yang menunjukkan seolah ini adalah kali pertama mereka bicara, bertatap muka ataupun bertemu. Tapi pria itu tidak akan berhenti. Drian terlanjur berkoar pada semua orang bahwa Rhea Davina adalah adik temannya. And he'll go with it! Drian bahkan bertekad untuk membuat Shaqeel juga membenarkan kebohongan yang beberapa menit yang lalu dibuatnya. Lihat saja, Drian akan masuk ke apartemen Rhea hari ini, bertemu dengan Shaqeel dan membuat pria itu berteman dengannya. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka.

Sedangkan Rhea yang harus menelan bulat-bulat kekecewaannya hanya bisa memberi anggukan. "Masih mau beli beras."

"Beras ada di sana, bukan di muka gue. Bisa ga lo ga ngeliat temen Abang lo kaya ngeliat artis begitu?"

Glek.. Drian aslinya ketus. Tidak seperti Om Driannya. "Maaf," ucap Rhea dan kembali pada jeruk-jeruk di depannya tapi ternyata plastik yang tadi baru berisi dua atau tiga buah jeruk sekarang sudah penuh. Dalam hati wanita itu berceletuk, 'Bukannya dia memang artis?'

Namun begitu Rhea tidak berani menyuarakan celetukannya itu. Drian yang sedang ia hadapi berbeda dengan Om Drian. Sejak pertama kali mata mereka bertemu Rhea bisa merasakan ada kemarahan dari dalam diri pria ini yang ditujukan padanya. Om Drian memang mengatakan dirinya benci pada Rhea di awal-awal beliau mengenal istrinya. Namun tentu saja hal itu karena Rhea yang mengikutinya setiap hari, mengaku menyukainya, dan mengatakan pada semua orang bahwa pada akhirnya Om Drian akan luluh dan membalas cintanya. Sedangkan Rhea? Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk menjadi Rhea yang itu. Lalu kenapa pria ini terlihat sangat ingin mencincangnya?

Drian berdecih karena lagi-lagi Rhea menatapnya dengan cara yang tidak ia sukai. Apa yang membuat wanita di depannya ini sampai menyatukan kedua alisnya saat melihat Drian. Seperti Drian ini adalah kuis matematika kategori super sulit yang harus ia pecahkan sekarang juga. Karena Rhea tidak kunjung berhenti dengan apa pun yang dia pikirkan, terbukti dari kerutan dahinya yang juga semakin terlihat, Drian mengambil alih troli dan mendorongnya menuju rak beras. "Apa boleh buat, adeknya Shaqeel yang jauh lebih tua dari Shaqeel itu ga bisa diajak kerja sama. Maka gue akan kerja sendiri."

Sedangkan pria bernama Shaqeel yang Drian bicarakan masih sangat mengantuk ketika ponsel yang diletakkan di bawah bantal bergetar cukup sering pagi ini. Ada cukup banyak DM masuk ke sosial medianya yang menanyakan keadaannya seperti:

'Cepat sembuh Bang.'

'Kasian banget calon suami gue sakit.'

'Bisa juga lo sakit, Qeel?'

'Separah apa sakit lo, Qeel?"

'Jangan jatuh sakit, Bang.. jatuh cinta aja. Sama gue tapinya.'

Dan Shaqeel berhenti melihat pesan-pesan tersebut tepat setelah membaca pesan terakhir. Siapa sih akun @wedewidey? Shaqeel rasa dia lebih baik jatuh sakit dari pada jatuh cinta dengan orang tidak jelas seperti pemilik akun instagram tersebut. Dan dari pada memikirkan keanehan orang-orang pagi ini, Shaqeel memilih untuk memejamkan sepasang matanya kembali. Hanya saja ketika belum lama rasanya sejak pria itu kembali mencoba untuk tidur, pria itu kembali mendapatkan gangguan. Kali ini bukan ponselnya yang bergetar karena Shaqeel bahkan sudah mematikan daya ponselnya tapi tubuhnya sendiri yang digoyang-goyang oleh seseorang.

"Apaan?"

"Temen kamu datang."

"Teman yang mana?" tanya Shaqeel setengah merengek pada Rhea. Pria itu juga membalikkan badannya sehingga Rhea hanya mendapatkan punggungnya saja. "Bilang sama teman aku itu kalo Shaqeel lagi ga terima tamu."

Sementara Rhea berusaha membangunkan Shaqeel, Sonia justru sedang mengintrogasi pria yang dibawa pulang oleh putrinya. Disuruh membeli beras, sang putri justru membawa Adrian Russel.

"Yakin temannya Shaqeel dan bukan teman spesialnya Rhea?"

Kali ini justru Drian yang menyatukan kelua alisnya tepat sebagaimana Rhea menatapnya puluhan menit yang lalu.

"Lo ngapain disini?" tanya Shaqeel yang sudah berdiri di ambang pintu berkat Rhea yang memaksanya duduk kemudian mendorong Shaqeel yang tentu bobotnya jauh lebih berat dari wanita itu.

Drian tidak menjawab Mamanya Rhea dengan kata-kata tapi dengan senyuman. Bukankah kalimat Shaqeel barusan menunjukkan semuanya. Meskipun dari nada Shaqeel, Drian tau betapa tidak diharapkannya kehadiran pria itu ditengah-tengah keluarga mereka.

Mendesah kecil, Abang angkatnya Rhea itu berjalan mendekati pintu utama apartemen yang juga menjadi satu-satunya akses menuju lingkungan luar dan meminta Drian untuk mengikutinya. Shaqeel mungkin bisa lupa dengan semua wajah yang ia temui tapi dia tidak akan pernah lupa pada hutang budinya. Makanya meski sangat menjengkelkan untuk turun ke bawah dan membukakan Adrian Russel pintu mobil artis papan atas itu, Shaqeel tetap akan melakukannya.

Shaqeel sudah menunggu Drian di luar apartemen, Drian juga sudah berjalan mendekatinya tapi Dokter Sonia justru mengajak pria itu sarapan bersama.

"Masih pagi dan kamu ga akan ikut-ikutan adik kamu yang keluar rumah tanpa cuci muka gosok gigi, ya, Shaqeel." Berbanding terbalik dengan nada yang ia gunakan pada putranya barusan, kini Sonia mengajukan pertanyaan pada pria yang hanya pernah ia lihat melalui layar tivi. Sedangkan adik yang disebut oleh Sonia meringis. Menyadari barusan Mama mengatakan di depan Adrian Russel bahwa Rhea belum mandi dan belum gosokk gigi apalagi cuci muka.

"Adrian sudah sarapan? Kamu sudah baik banget nganterin adiknya Shaqeel loh. Ikut sarapan sama kita, ya?"

"Boleh, Tan?"

"Ya, boleh dong, kamu kalo mau menginap juga boleh. Tapi ga di sini. Di rumah Tante," ucap Sonia ramah. Dia juga sempat menjelaskan pada teman putranya bahwa tempat ini hanya hadiah untuk Rhea dari Abangnya dan tidak ada di antara anak-anak Sonia yang tinggal terpisah darinya. Apalagi Rhea yang tidak bisa melakukan apa-apa sendiri.

Setelah selesai mengobrol sebentar dengan Adrian Russel, Sonia langsung membuatkan sarapan untuk mereka berempat. Saat Shaqeel sedang melihat beberapa video dengan tag akun Adrian Russel setelah mengetahui apa yang terjadi saat tadi Rhea belanja bahan makanan, Rhea justru menahan malu karena apartemennya yang dalam kondisi centang perenang. Meski harus bersyukur karena tidak ada pakaian dalamnya yang terjemur atau tergeletak begitu saja ala-ala drama korea, tetap saja Rhea malu. Pria itu seharusnya tidak pernah berada di apartemen yang pernah Rhea tinggali dengan Om Drian. Pria itu seharusnya tidak melihat semua kekacauannya Rhea.

"Maaf, tapi lo bisa gerak dikit, ga?" mohon Rhea sekali lagi. Dia sedang duduk di lantai dan ingin menarik kaus kakinya yang berada di bawah kaki Drian tapi pria itu seperti sengaja menekan kuat kakinya sehingga Rhea tidak bisa menyingkirkan benda itu. Rhea yakin kaus kakinya tidak bau tapi tetap saja perasaannya tidak enak karena menyadari bahwa kaus kakinya, benda yang selalu menutupi kulit kaki mulai dari telapak sampai dengan punggung kaki sedang bergesekan dengan kulitnya Adrian Russel.

Drian mendecih kemudian memindahkan sebelah kakinya sehingga Rhea Davina bisa bebersih. Yang tidak masuk akal sekarang adalah bagaimana wanita yang sedang memasak itu selalu menyebut Rhea dengan kata ganti adiknya Shaqeel. Beliau juga mengatakan bahwa Rhea tidak bisa melakukan apa-apa termasuk memasak dan apa-apaan semua ini? Tempat ini tidak seperti milik Rhea karena Drian tau betul bagaimana rapinya wanita yang hidup bersamanya selama enam tahun itu.

"Jadi setelah lo bukain pintu mobil gue, lo mau gue ngasih konfirmasi ke semua orang kalo lo temen gue?"

"Apa salahnya temenan sama gue? Lo katanya juga lagi mempertimbangkan jadi brand ambassadornya salah satu aplikasi belajar online, bukan? Lo tetap bakal ketemu gue kok dalam beberapa waktu ke depan."

"Kamu jadi brand ambassador aplikasi itu, Qeel? Kok aku ga tau?"

"Karena, 'kan, teman baru aku ini bilangnya lagi mempertimbangkan. Belum pasti. Dari pada kamu nguping di sini mendingan bantuin Mama. Apa kek, ngupas bawang atau cuci muka sama gosok gigi."

Rhea Davina RusselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang