Rhea 19

67 5 0
                                        

Manda yang sedang meniru gaya juara satu kelasnya disikut oleh teman sebangkunya.

"Sst.. Mand,"

Gadis itu masih meletakkan kepalanya di atas meja ketika Anya, teman sebangkunya, kembali berbisik.

"Ada yang nyari itu.. langganan lo."

Manda mengangkat wajahnya hanya untuk memberikan tatapan mematikan pada teman baiknya itu. "Langganan lo bilang? Kaya gue buka warung aja," ucap Manda sebelum memberikan tatapan yang sama pada satu orang yang sama menyebalkannya dengan Anya. Adrian Russel sangat menyebalkan sehingga Manda tidak ingin berurusan dengannya tapi juga tidak ingin pria itu mengalihkan perhatiannya pada perempuan selain dirinya. Complicated? Begitulah adanya.

Manda berjalan menuju jendela kelasnya padahal Drian berdiri di ambang pintu. Mau tidak mau Drian tentu mendekati jendela pada bagian luar. Sekarang keduanya sudah berhadap-hadapan dengan sebuah dinding sebagai penghalang. "Kamu gangguin aku lagi minggu depan aja, Yan."

"Loh kenapa? Aku belum ngomong sepatah kata pun tapi kamu udah langsung ngusir. Ngusirnya ga tanggung-tanggung sampe seminggu pula," kata Drian yang biasanya hanya diusir dari kelas Zaki tapi tiba-tiba diusir sampai tujuh kali dua puluh empat jam ke depan.

Manda menghela napas. Ia sedang dalam masa haid dan hal itu membuatnya kesal pada mantan pacarnya ini. Pokoknya Manda yang saat ini halangan dan berhadapan dengan Drian jadi teringat kembali bagaimana teganya Drian pada Kakaknya sendiri hari itu. Manda menolak menggunakan kata kasar atau kejam karena Drian tidak melakukan hal yang menyebabkannya pantas mendapat kata tersebut. Dia hanya akan bertahan di kata 'tega'. Kamu pasti tau maksudnya bukan?

"Ya, udah, nih." Drian kembali bersuara sambil mengulurkan kotak bekal titipan Rhea pada Manda. Ia juga teringat dengan pesan terakhir Rhea padanya. Bahwa ia harus langsung putar balik setelah Manda menerima bekalnya.

"Ini apa?"

"Ga tau. Rhea yang bikin."

"Kok dikasih ke aku?"

"Masa dikasih ke ketua OSIS?" ucap Drian sambil berbalik dan meninggalkan mantan pacarnya begitu saja. Yang dia kira Manda tidak mendengar apa pun tapi cowok itu justru salah besar.

Celetukan Drian tentang ketua OSIS dan kiriman makanan dari kakaknya membuat mood Manda tiba-tiba membaik. Mumpung jam pelajaran kosong, gadis itu langsung kembali ke tempat duduknya dan membuka bekal buatan Kak Rhea. Jangan pikirkan apa yang teman-temannya pikirkan tentang hubungan Manda dan Drian. Semua orang sudah pada maklum. Putus, nyambung hubungan sepasang kekasih di sekolah, satu angkatan pasti tau.

"Idih.. dikasih surat," goda Anya dan merampas selembar kertas tersebut dari teman sebangkunya. "Selamat makan, Manda. Semoga kamu ga ikut-ikutan marah sama Kakak?," ucap Anya dengan nada tanya di kata terakhir yang ia ucapkan. "Ini surat bukan dari Adrian," ucap Anya kemudian mengembalikan kertas tersebut pada pemiliknya. Anya bersyukur karena tidak mendapat cubitan mautnya Manda ketika ia mengembalikan surat tersebut.

Manda membaca tiap kata yang Kak Rhea tuliskan kemudian melipat kertas tersebut dan memasukkannya ke dalam kantong seragam. Setelahnya ia tidak lagi bicara pada Anya. Sepanjang hari ia juga tidak melihat Drian berkeliaran. Bukan berarti Drian selalu berkeliaran di sekitarnya. Hanya saja teman baik pria itu adalah teman sekelasnya Manda sehingga Drian cukup sering datang ke kelas. Kalau bukan untuk Manda ya untuk Zaki.

>>>

Rhea memeluk Ibuk dengan erat. Hari ini adalah hari dimana ia bisa bertemu Ibuk dengan kedok belanja. Meski tidak bisa memeluk beliau selama yang ia inginkan, Rhea tetap bersyukur bisa memeluk Ibuk walau sebentar saja. Tapi sebagai gantinya, Rhea akan menemani Ibuk keliling pasar. Mereka selalu punya waktu yang menyenangkan saat berdua seperti ini.

Rhea Davina RusselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang