Rhea 29

73 8 0
                                        

Giam sudah berjongkok kurang lebih dua setengah jam di depan kucing yang selalu ia temui setiap hari. Sebenarnya, Giam tidak jauh berbeda dengan Sian. Jika Sian selalu menolong manusia, Giam justru lebih suka menolong hewan. Alasannya simpel, karena manusia dibekali akal oleh penciptanya. Dan kebanyakan dari mereka berada dalam masalah karena ulah mereka sendiri.

Giam sedang pamit pada makhluk yang paling banyak mendapatkan perhatiannya. Giam yakin bahwa ia tidak akan pergi lama tapi waktu yang akan ia lalui dan kucing ini lalui pasti berbeda. Giam takut jika saat ia pulang nanti, dia tidak bisa menemukan kucing yang sudah dirawatnya sejak kecil tersebut. Dan sejujurnya ia juga mengkhawatirkan satu hal. Jika ia butuh waktu terlalu lama untuk menemukan Rhea, hal yan sama seperti yang bisa terjadi pada kucing ini juga bisa menimpa mereka. Karena Giam akan menjelajahi ruang dengan tujuan yang tidak pasti. Giam tidak tau dimana tepatnya Ibunya Alesha Zaneta Russel berada. Dan hal tersebut juga berarti ia tidak tau seberapa lama ia akan pergi. Sedangkan waktu yang akan ia lalui tentu berbeda dengan yang akan Rhea dan Rhea lalui. Satu harapan Giam adalah semoga waktu di salah satu tempat Rhea berada tidak terlalu cepat sehingga saat nanti Giam menemukannya, salah satu dari mereka tidak dalam wujud nenek-nenek.

"Untuk kamu, aku harap kalau ada yang ingin memeliharamu lagi, kamu tidak kabur seperti biasa kucing tua," ucap Giam sebelum berbalik dan menjauh dengan langkah yang berat.

>>>

"Mamaaaa," teriak Rhea kesal.

"Apa lagi, Rhea?" tanya seorang wanita yang terlihat sudah bosan dengan kedua anaknya.

"Apa lagi, Rhea?! Apa lagi Shaqeel, Mama," ucap Rhea mengkoreksi. Wanita yang sedang berbaring itu menunjuk ponselnya yang udah tidak berdanya di atas lantai. Rhea juga menjelaskan ulah Abangnya yang terbaru. Shaqeel membuka pintu kamarnya, berdiri bersandar di bingkai pintu yang tentu saja seperti biasa diberi dengusan oleh Rhea. Pria itu awalnya hanya berdiri saja di sana sambil memperhatikannya kemudian tiba-tiba saja dia berlari dengan cepat, mengambil ponsel Rhea untuk kemudian melemparnya ke lantai bersamaan dengan dia yang kabur.

Wanita bernama Sonia tersebut menepuk jidatnya kemudian keluar dari kamar anak perempuannya untuk masuk ke kamar sang Abang. "Apa lagi ini, Bang?" tanya Sonia pada Shaqeel yang posisi tidurannya di atas ranjang sama persis dengan posisi tidurannya Rhea. Jika Sonia pikir putranya bisa mengetahui seberapa kesal wanita itu dengan menggunakan kata sapaan abang, si abang justru semakin bersemangat untuk menjahili adiknya.

"Kamu merusak ponsel Rhea." Sonia menunjukkan layar ponsel si bungsu yang pecah gara-gara si sulung.

"Nangis ga, Ma?"

"Shaqeel!"

"Oke, oke, aku janji ga jailin anak kesayangan Mama lagi." Shaqeel mengucapkan janjinya sambil mendorong sang ibu keluar dari kamar. Setelahnya ia memastikan kamarnya terkunci sebelum menyambar kamera yang sengaja di letakkan di meja nakas. Yang Shaqeel harapkan adalah Rhea yang datang ke kamarnya dan mengamuk tapi ternyata Mamanya lah yang datang.

"Karena Rhea ga langsung datangin gue, kayaknya gue bakal terus bikin dia marah dulu. Pokoknya kita buat adek gue marah sampe mau minggat dari rumah baru kita kasih hadiahnya. Ikutin terus, ya, guys!" Setelahnya youtuber satu itu mematikan kameranya. Cukup untuk hari ini.

Sedangkan Rhea, dia tidak bisa berbuat banyak hal saat menjahili dirinya adalah bagaimana sang Abang bisa mendapatkan uang. Youtuber sialan dan penontonnya yang lebih sialan lagi karena terus saja meminta Shaqeel untuk mengerjai Rhea. Makanya saat ia tidak bisa berbuat banyak, Rhea justru menangis terlalu banyak.

>>>

Sonia hanya akan melihat wajah anaknya saat jam makan malam atau sarapan saja. Bukan hanya karena dirinya yang sibuk di rumah sakit, tapi karena keduanya juga hanya akan keluar dari kamar saat jam makan. Sedangkan si sulung, jika tidak berada di kamarnya, dia pasti berada diluar dan sudah bukan hal aneh jika anaknya itu tidak pulang berhari-hari. Anak muda zaman sekarang sungguh berbeda dengan generasinya. Saat Sonia dan yang lainnya harus banting tulang untuk menghasilkan uang, anak muda zaman ini justru bisa melakukannya sambil bersenang-senang.

Rhea Davina RusselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang