BAB 4 | Kenapa kamu?

1.1K 78 19
                                    

"Tidak ada sedikitpun penyesalan ketika aku mengenalmu, hanya satu yang ku sesali, kenapa harus ada niat dalam hatiku untuk menyakitimu."

***


Pagi ini cuaca begitu cerah, matahari berusaha semaksimal mungkin untuk menampakkah sinarnya. Laki-laki dengan seragam sekolah yang rapi itu sudah siap di depan rumah gadis yang akan dia ajak bareng untuk berangkat ke sekolah.

"Assalamualaikum." Nathan mengetuk pintu rumah Nindy.

"Selamat pagi bik! Apa nin..." ucapnya terpotong.

"Haha, Mbak Anin ada kok mas ini lagi bukain pintu" balas Nindy menirukan nada bicara Bik Iyas.

"Kok tumben? Bik Iyas mana?" tanya Nathan menengok kanan kiri gadis itu.

"Bik Iyas semalam pulang kak, dia nggak setiap malam menginap disini soalnya." Nindy keluar dan mengunci pintu rumahnya. Namun ketika Nindy berbalik ternyata Nathan tidak beranjak dari tempatnya dan akhirnya malah menabrak Nindy hingga tersudut ke dekat pintu.

"Brarti kalau Bibik nggak ada, Nathan boleh nginep disini dong?" Nathan melempar senyum nakalnya.

Mendengar itu, Nindy mengusap wajah Nathan dengan kelima jarinya "Nggak boleh kak!"

Nindy berjalan melewati Nathan yang masih terdiam di dekat pintu.

"Pak ketua, ayo berangkat! Mau kita berdua telat dan dihukum?" tanya Nindy yang tengah kesulitan mengunci helmnya.

"Gitu aja nggak bisa." Nathan membantu Nindy membenahi helm yang dipakainya dan menyentil pelan kening gadis itu.

Merekapun berangkat menuju sekolah. Dalam perjalanan Nathan terus menggenggam tangan Nindy seolah tak ingin Nindy pergi dari hidupnya.

"Kak Nath? Are you okey?" bisik Nindy di dekat telinga Nathan yang tengah fokus mengemudikan motornya.

Nathan hanya memberi kode bahwa dia baik-baik saja dengan satu tangan nya lalu kembali menggenggam tangan Nindy. Melihat hal itu, Nindy tak ingin terlalu banyak berfikir dan merekatkan pelukannya pada Nathan.

Beberapa menit mereka memecah jalanan dan kemacetan, akhirnya mereka sampai di parkiran sekolah.

"Makasih ya kak! Aku masuk kelas dulu." ucap Nindy yang berniat untuk langsung masuk ke dalam kelas.

Namum, Nathan yang baru saja melepas helmnya dengan cepat menarik tas Nindy hingga talinya benar-benar putus dan bruakkkkk.... Tas itu jatuh ke lantai begitu saja. Sementara itu Nathan dan Nindy hanya saling pandang bergantian tak percaya melihat hal itu.

"Kak Nathannnn!! Tuh kan apa aku bilang, jangan tarik tas aku terus" teriak Nindy dengan nada kesal.

Nathan langsung turun dari motornya dan mengambil tas tersebut "Iya maaf deh!"

Nindy yang masih kesal mengalihkan pandangannya, menangkupkan kedua tangannya dan berdecak kesal.

"Maafin Nathan ya, Nathan nggak sengaja tadi, please!" Nathan menyatukan kedua telapak tangannya sebagai tanda permintaan maaf. Namun, Nindy masih saja kesal dan memanyunkan bibirnya.

"Nanti Nathan beliin yang baru deh, maafin ya!" Nathan mengulang perkataan maafnya.

Baru saja Nindy mau menoleh ke arah Nathan, laki-laki itu malah mendekatkan bibirnya dan mencium kening Nindy dengan cepat "Dimaafin kan?" ucapnya.

Nindy begitu kaget dengan kelakuan laki-laki ini yang tidak pernah lihat tempat jika ingin melakukan sesuatu. Karena kaget dan juga malu, Nindy malah memukul dada bidang Nathan "Kak Nathan ngeselin banget sih, gimana bisa ngambek kalau kayak gini."

SUNYI DAN RINDU - SELESAI (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang