BAB 16 - Masa Lalu

76 9 0
                                    

"Benarkah masa lalu akan selalu jadi pemenangnya?"
-
.
.


Emhhh mhh..

Sinar mentari berhasil mengusik gadis yang masih terlelap dalam tidurnya itu. Baginya, hari libur adalah hari untuk rebahan seharian. Namun karena merasa terusik akhirnya ia tetap bangun dan sekuat tenaga membuka matanya.

Nindy melihat jam di atas laci mejanya, "Hah, jam sembilan?"

Ia langsung bangkit dari tempat tidur dan bergegas untuk mandi. Nindy baru saja ingat jika ia ada janji untuk datang ke kafe baru milik Nathan yang baru saja diresmikan beberapa waktu lalu.

"Bik, Nindy mau keluar dulu ya, Assalamualaikum." Nindy bergegas keluar dan segera memesan taksi online. Setelah selesai mandi ia pun bersiap-siap hanya dalam beberapa menit.

Bik Iyas hanya melihat gadis itu berjalan keluar rumah sambil menggelengkan kepalanya, "Anak muda sekarang nggak kenal capek sepertinya."

•••

"Atas nama Zhara Annesa!" Seorang perempuan datang ketika merasa namanya terpanggil.

Nindy sengaja mampir terlebih dulu ke toko kue untuk membawakan Nathan donat yang biasa dia suka. Nindy menoleh ke arah perempuan yang tadi dipanggil oleh pelayan.

"Tunggu sebentar!" Perempuan itu berbalik ketika tangan Nindy menyentuh pundaknya.

"Eh lo yang waktu itu kan?" ujarnya.

Mereka saling menatap bergantian. "Kak Zhara, temennya Bang Dirga bukan sih?" tanya Nindy penasaran.

"Nindy ya? Adiknya Dirga?" ucapnya sedikit terkejut.

Nindy hanya menganggukkan kepalanya pelan. Melihat itu, Zhara langsung memeluk Nindy dengan erat dan sedikit mengusap punggungnya lembut.

"Pantesan aku nggak ngenalin, makin cantik aja nih kamu."

Nindy yang masih bingung terlihat hanya diam dan canggung, "Ini beneran Kak Zhara?"

Zhara tersenyum tipis, "Pasti kamu nggak percaya karena wajah aku ya?"

Sekali lagi Nindy hanya mengangguk perlahan.

Mereka akhirnya mencari tempat duduk untuk mengobrol sebentar disana sampai Nindy lupa jika harus bertemu dengan Nathan. Cukup lama mereka berdua mengobrol dan Nindy segera mengakhiri pembicaraan mereka untuk menemui Nathan. Ia merasa bahwa kekasihnya itu akan mengamuk kalau sampai dirinya tidak segera datang ke sana.

"Duluan ya, Kak Zhara. Kapan-kapan kita ketemu lagi, bye!

"Bye juga, Nindy."

Nindy berjalan dan menaiki taksi yang sudah dipesannya.

Ternyata Nathan pacaran sama Nindy sekarang, rencana lo akhirnya terwujud ya Bang Dirga, batin Zhara dengan senyum tipis di sudut bibirnya.

Sesampainya Nindy di kafe, ia langsung mencari Nathan yang kini tengah belajar menjadi seorang barista.

"Hallo, saya mau pesan kopi satu dong!" Nindy memencet bel yang ada di meja kasir dan sontak hal itu membuat Nathan menoleh karna sangat hafal dengan suara kekasihnya.

"Kenapa cuma satu? Semuanya juga bakal gue kasih buat lo!" Nathan pun melepas celemek yang menempel di badannya.

Ia memberi kode kepada karyawan lain untuk membuatkan mereka kopi dan membawanya ke ruang privat. Nathan juga langsung menggandeng Nindy menuju ruangan itu. Di ruangan semi outdoor itu memang khusus diperuntukkan bagi dirinya dan teman-temannya kalau main ke kafe ini.

SUNYI DAN RINDU - SELESAI (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang