"Aku juga kangen sama kamu Nin."
Nindy menoleh mendengar suara itu kini berada tepat di belakangnya. Ia sama sekali tak menduga bahwa Nathan yang sedari tadi dibicarakan di depan makam, kini telah berada di belakangnya.
Hampir lima tahun sudah berjalan, Nindy melewati hari harinya dengan harapan yang tidak pernah ada kepastian. Ia merasa begitu bodoh tapi ia tak bias mengontrol dirinya bahwa sampai dengan saat ini, ia masih mencintai Nathan.
Nindy merapikan bajunya, ia pun bergegas pergi dan tidak menghiraukan Nathan. Gadis itu terus berjalan sampai ke parkiran mobil tanpa berkata sepatah katapun. Nathan yang masih mengejar lalu memanggil namanya, "Nindy!"
Nindy menghentikan langkahnya, tanpa berbalik dia hanya diam memegang erat tas slempangnya.
"Aku kangen kamu, apa aku masih boleh mengatakan itu?"
"Aku rasa itu sudah nggak berlaku lagi kak."
Nathan mendekat ke arah Nindy dan kini ia berada tepat di belakang Nindy tapi tetap saja Nindy tak mau menoleh maupun menatap Nathan.
"Kamu sudah menemukan penggantiku, Nin?"
Nindy menggeleng pelan.
"Nin?" Nathan memegang bahu Nindy lembut, "Maafkan aku telat menemuimu tapi aku punya alasan untuk itu."
"Empat tahun kak aku nunggu kakak buat pulang tapi kakak nggak pulang, ditambah satu tahun dan aku masih dengan bodohnya berharap kakak pulang dan kembali buat aku, segitu bucinnya aku sama kakak sampai aku lupa caranya buat bahagiain diri aku sendiri." Nindy berbalik dan sedikit mencaci maki Nathan dengan keras.
"Maafin aku Nin, aku hanya ingin mempersiapkan diri untuk menjadi versi terbaik dari diri aku. Itulah kenapa aku bebasin kamu dan membiarkan kamu bebas memilih tanpa harus memikirkan perasaan aku."
"Menurut kamu melupakan bisa semudah itu, tapi bagi aku enggak kak." Nindy yang masih kesal berniat untuk pergi dari sana tapi seorang gadis kecil keluar dari mobil dan berteriak memanggil Nindy.
"Kakak cantik, wah bener kata Kak Nathan kalau Kak Cantik emang cantik banget. Maaf ya kakak cantik kalau Kak Nathan pulang telat karena harus jagain Zeyla." Gadis kecil itu berusaha memberi penjelasan dan meyakinkan Nindy sampai akhirnya percaya dengan ceritanya.
Mereka akhirnya menghabiskan waktu bersama, bermain, mengobrol dan tentunya Nathan selalu punya kejutan untuk hari esok.
Nathan pulang bersama dengan Zeyla ke rumahnya. Ternyata bukan hanya Nindy saja yang terkejut dengan kehadiran Zeyla tapi mamanya juga terkejut dan berfikir bahwa Nathan melakukan hal yang nggak baik selama di London.
Setelah menjelaskannya panjang lebar akhirnya mamanya mengerti dan menerima Zeyla sebagai adik angkat Nathan.
•••
Malam yang cukup panjang, Nathan menyusun rencana bersama dengan seluruh keluarganya. Ia meminta bantuan Darel dan juga Zeyla untuk melancarkan rencanya tersebut.
"Kakak cantik, ayo kita naik." Darel menggandeng tangan Nindy menuju ke mobil.
"Nenek oma dan Kakek opa, Darel pinjem kakak cantik dulu ya," sambungnya ketika sudah hampir menaiki mobil.
"Iya sayang hati hati ya." Orang tua Nindy melambaikan tangan kepada mereka.
"Kakak duduk di depan, Darel di belakang."
"Tapi kan Rel nan.." Darel dengan cepat mendorong Nindy untuk duduk di kursi depan. Betapa kagetnya Nindy karna ternyata yang ada di kursi supir tak lain adalah Nathan dan di kursi belakang juga sudah ada Zeyla."
![](https://img.wattpad.com/cover/325284392-288-k677739.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNYI DAN RINDU - SELESAI (SUDAH TERBIT)
Teen FictionBuat kalian yang mau order Sunyi dan Rindu versi buku langsung klik aja link bio di instagram aku ya guys @urs.storyy_ SUNYI DAN RINDU sudah ada versi cetaknya loh guys yuk buruan cek di @urs.storyy_ °°° Mereka adalah dua manusia yang dipertemukan k...