Bab 2 | Tak Bisa Lepas

1.2K 107 21
                                    

"Jika kata seseorang cinta datang karena terbiasa sepertinya memang kebiasaan ini yang menghadirkan cinta antara kita."

***

"Ke kantin yuk!" Ajak Yasmine
"Boleh, yuk udah laper banget" jawab Sherrina yang mulai bangkit dari tempat duduknya.

Namun berbeda dengan mereka berdua, Nindy justru tetap berdiam diri pada posisi duduknya. Meletakkan kepalanya di atas meja dengan mata sayup seperti orang yang sudah begadang semalaman. Melihat hal itu Yasmine dan Sherrin hanya saling memandang dan memainkan bola matanya .

"Nin? Are you okey?" tanya Sherrin berbisik di dekat telinganya. Bukannya menjawab Nindy hanya mengangguk pelan. "Lo nggak mau ikut kita ke kantin?"
Nindy menggeleng dengan cepat.

Akhirnya kedua temannya meninggalkan gadis itu menyendiri di dalam kelas. Mereka berfikir mungkin saja gadis itu sedang ada sedikit masalah.

"Arrghhhh.. Kenapa sih malah kepikiran cowok aneh itu" teriak Nindy mengacak acak rambut depannya.

Di tempat lain Yasmine dan Sherrin yang sedang makan di kantin tiba-tiba dikagetkan dengan kedatangan anak ALEGRA.

"Hai cewek!" sapa Azka dengan satu kedipan matanya.

"Ya semua juga udah tau kali kalau mereka cewek." Jeff memukul pundak Azka pelan.

"Nindy dimana?" tanya Nathan yang mulai duduk di depan mereka.

"Nindy ada di kelas kak, katanya lagi malas  ke kantin" jawab Yasmine sambil melahap bakso yang ada di depannya.

Sedangkan Sherrin menatap cowok yang berdiri di belakang Nathan dengan tatapan sinis, iya dia adalah Edgar Fernandez. Seseorang yang pernah dekat dengan sherrin.

"Yaudah titip kasihin ini ke Nindy ya." Nathan memberikan sebuah yogurt blueberry kepada Sherrin untuk diberikan ke Nindy. Gadis itu hanya membalas dengan senyuman.

Jam istirahat pun hampir usai dan semua siswa kembali ke kelas mereka masing-masing.

"Nin ini ada titipan buat lo." Sherrin meletakkan minuman yogurt itu di atas meja Nindy.

"Dari siapa"

"Mas pacar lah siapa lagi haha" ucap Yasmine dengan tawa kerasnya.

"Iya dari Kak Nathan dan lo wajib minum ini atau kita bakal dijadiin sasaran bully mereka nanti." Sherrin mengambil minuman itu dan meminta Nindy untuk segera meminumnya.

Nindy pun terpaksa meminumnya dengan sangat malas.

"Kenapa sih lo, dari pagi diem aja udah kayak nggak punya semangat hidup, lo demam?" Sherrin memegang kening Nindy, memeriksa temannya apakah sedang sakit atau tidak. Sambil terus menghabiskan yogurtnya, Nindy hanya menggeleng.

"Gue tau pasti lo kepikiran Kak Nathan kan" Yasmine mulai masuk dalam pembicaraan mereka setelah selesai dengan make up nya.

"Gue bingung. Kak Nathan ngajakin gue pacaran, bukan ngajak sih lebih kayak maksa. Tapi gue nggak yakin itu seriusan." Nindy berjalan membuang bekas yogurt ke tempat sampah dan secepat mungkin kembali ke tempat duduknya.

"Emang aneh banget sih tiba-tiba aja langsung klaim ngajakin pacaran" jawab Sherrina.

"Nah, iya kan. Gimana kalau ternyata dia cuma mainin gue kan males banget gue."

"Kenapa nggak lo buat dia jatuh cinta beneran sama lo? Itupun kalau memang Kak Nathan cuma main-main, buat dia nggak bisa lepas dari permainannya sendiri." Yasmine tak sadar jika kedua temannya sudah melongo dengan apa yang baru saja di katakannya itu.

SUNYI DAN RINDU - SELESAI (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang