Dua puluh tujuh tahun hidup di dunia, Masita sama sekali tak pernah khawatir tentang masalah pernikahan. Bahkan ibunya juga tak pernah memaksanya untuk menikah. Ibunya membebaskannya untuk menikah kapan saja, yang penting harus menikah. Begitu juga ayahnya. Walaupun terkadang, Ayahnya sering menggoda Masita dengan menawarkan putra dari temannya.
Banyak orang mengatakan bahwa usia perempuan lajang di atas dua puluh lima tahun adalah usia keramat. Banyak yang bilang di usia ini perempuan seharusnya sudah menikah dan memiliki anak. Padahal, hal itu tidak pernah tercantum dalam segala jenis Undang-undang dan kitab suci dari agama manapun. Namun, society seakan memberikan label bahwa perempuan lajang dengan usia di atas 25 tahun adalah perawan tua.
Masita pernah menjalin hubungan dengan 3 laki-laki. Namun, semuanya kandas sebelum mereka dikenalkan ke orang tua. Ketiga laki-laki itu membuat Masita ragu. Laki-laki yang pertama bernama Reno. Dia tampan, anak tunggal dari keluarga kaya, tetapi sayangnya pemalas. Kalau saja jiwa materialistis Masita lebih mendominasi, mungkin ia tak masalah dengan Reno. Namun, ia masih realistis. Ia tidak mau hidup dengan mengharap warisan orang tua.
Laki-laki kedua bernama Alexander. Ia orang jawa ngapak, tetapi mungkin orang tuanya dulu mengidolakan sang penemu telepon sehingga memberikan nama anaknya Alexander. Seperti orang jawa pada umumnya, Alex merupakan tipe cowok kalem dan Masita menyukai itu. Namun sayangnya, ia mata keranjang. Matanya selalu jelalatan ketika melihat gadis cantik yang lewat di depannya. Bahkan ia sering kali mengupload story WhatsApp berupa video artis dangdut dengan pakaian yang sangat sexy, membuat Masita ilfil. Laki-laki ketiga bernama Gilang. Dia selingkuh dan Masita tak mau membahasnya.
Masita bersyukur karena keburukan-keburukan dari kekasihnya saat itu terlihat sebelum ia mengenalkan mereka kepada kedua orang tuanya. Sesuai prinsipnya, ia hanya akan membawa laki-laki ke rumahnya jika sudah benar-benar fix akan menjadi suaminya. Sekarang, ia seakan malas berhubungan dengan laki-laki, tetapi bukan berarti ia menutup hati. Ia hanya sedang menaikkan standar laki-laki yang akan menjadi calon suaminya nanti.
Namun, di saat ia mulai nyaman dengan status lajangnya. Ia mendengar dari tetangganya yang bergosip, bahwa Selina--Rivalnya sejak SD yang juga tetangganya--akan segera menikah dengan seorang bos kelapa sawit. Hal itu membuat singa dalam diri Masita memberontak. Apalagi para tetangga sudah mulai membanding-bandingkan Masita dengan Selina.
Sama seperti Masita, Ibunya pun kini mulai tak nyaman dengan status lajang anaknya karena omongan tetangga. Hingga akhirnya Ibu Masita mendorong putri semata wayangnya untuk segera mencari calon suami seorang crazy rich.
Masita pening. Ke mana ia akan mencari sosok laki-laki yang pekerja keras, tampan, kalem, tidak mata keranjang, setia, dan tentunya kaya?
Seakan mendapat jawaban atas kebingungannya selama ini, Sebuah pesan masuk di gawainya membuatnya tersenyum lebar. Tuhan memang tau kapan saat yang tepat untuk mengabulkan doa hambanya.
Pak Manager Cuan
Besok pagi antar laporan keuangan bulan ini ke ruangan Pak Satya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find A Husband (END)
ChickLit"Kenapa sih, Mak? Pulang-pulang kok cemberut gitu? enggak boleh ngebon lagi sama Mang Jali?" "Enak aja. Emak mana pernah ngebon." Iis menyerongkan tubuhnya menghadap putri semata wayangnya. "Kamu beneran enggak punya calon suami?" todongnya langsun...