Part ini enggak ada Satya yaa.
Tapi ada gantinya yang bisa bikin melting para cewek fans cowok kalem garis keras.
Masita benar-benar menuruti keinginan Satya. Kali ini ia tidak ingin gegabah. Ia akan merubah penampilan dengan gaya yang membuat Satya tidak bisa berhenti memikirkannya. Ia sudah bertanya pada rekan kerjanya di divisi keuangan, mencari referensi di Google, dan juga bermediasi untuk menemukan sesuatu hal yang tidak disukai Satya dari 2 penampilan sebelumnya, tetapi belum menemukan titik terang.
Satya tidak suka dandanan menor dan penampilan yang terbuka. Satya juga tidak suka gadis kalem. Satya jarang terlihat dekat dengan perempuan seingatnya, tidak ada gosip yang tersebar tentang hal itu, malah seringnya tersebar kabar jika Satya Jomblo. Oleh karena itu Masita juga tidak mendapat banyak referensi ataupun inspirasi. Lalu penampilan seperti apa yang Satya suka?
Apa jangan-jangan Satya suka lelaki?
Masita buru-buru menggeleng-gelengkan kepalanya. Mana mungkin Satya tidak normal, tetapi ... ah kalaupun memang Satya tidak normal, Masita akan dengan senang hati membuat Satya normal kembali.
Gerak-gerik Masita tak luput dari perhatian Miho, pria blasteran China Jawa yang tidak bisa bahasa Jawa itu menatap Masita dengan senyum sumringah. Ia kemudian segera berjalan menghampiri Masita yang sepertinya sedang berkhayal.
"Hallo, Cantik. Lagi mikirin apa sih?" Miho langsung duduk di bangku kosong di sebelah Masita. Pria itu menatap Masita dengan pandangan memuja. Masita yang dulu adalah pujaan hatinya, sekarang semakin menjadi pujaan hatinya. Ia sungguh-sungguh menyukai gadis yang terlihat menenangkan seperti Masita.
"Cocok banget jadi menantu Mama aku," gumam Miho. Masita menoleh, ia tak jelas mendengar ucapan Miho yang terlampau pelan.
"Kamu ngomong apa tadi? enggak dengar."
"Enggak, kok. Enggak ngomong apa-apa. Kamu cantik kalau dandan gini." Miho tak pernah berani mengutarakan perasaannya. Ia tak percaya diri dengan hidupnya. Masita selalu dikelilingi orang-orang yang menyukainya. Masita hidup seakan tanpa kekurangan. Sementara dia adalah laki-laki yang penuh kekurangan dan ia masih memiliki tanggungan menghidupi keluarganya.
Ayah Miho telah meninggal sejak Miho duduk di bangku kuliah semester 5. Ia merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Adik-adiknya masih sekolah yang saat ini keduanya duduk di bangku SMA. Ibunya sering sakit-sakitan setelah ayahnya meninggal, sehingga Miho yang sekarang menjadi satu-satunya laki-laki di keluarga itu harus menjadi tulang punggung keluarga dan ia tidak mengizinkan Ibunya untuk bekerja di luar rumah. Miho membuatkan warung gado-gado kecil di depan rumah supaya Ibunya tidak merasa bosan di rumah. Prinsip hidup Miho, ia rela mengesampingkan kebahagiaannya demi kebahagiaan Ibunya dan kedua adik perempuannya. Ia tidak akan menikah sebelum kedua adiknya lulus kuliah. Ia tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Masita sebelum ia yakin finansialnya sudah stabil. Ia tak ingin mengajak anak orang untuk hidup susah apalagi memberikan beban kepada perempuan yang dicintainya, walaupun sebenarnya Masita tak pernah terlihat mempermasalahkan hal-hal yang berhubungan dengan uang. Jikapun nanti Masita menemukan pria yang bisa membahagiakannya sebelum Miho bisa mengungkapkan perasaannya, Miho ikhlas. Untuk saat ini, Miho hanya perlu senyuman Masita untuk menyemangati hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find A Husband (END)
ChickLit"Kenapa sih, Mak? Pulang-pulang kok cemberut gitu? enggak boleh ngebon lagi sama Mang Jali?" "Enak aja. Emak mana pernah ngebon." Iis menyerongkan tubuhnya menghadap putri semata wayangnya. "Kamu beneran enggak punya calon suami?" todongnya langsun...