Satya kembali ke ruangannya dengan langkah panjang yang tergesa-gesa. Ia tidak peduli dengan beberapa pegawai yang menatapnya ketakutan, termasuk juga Mia yang beberapa kali memanggilnya, namun tidak ia tanggapi. Terakhir kali ia marah seperti ini adalah ketika manager divisi keuangan sebelumnya ketahuan korupsi dengan sengaja membuat laporan keuangan palsu. Dan sekarang, salah satu staf divisi keuangannya lah yang membuatnya marah.
Satya sebenarnya tidak mengerti apa yang terjadi dengannya sekarang. Ia hanya merasa moodnya tiba-tiba berubah menjadi sangat jelek ketika melihat penampilan Masita yang baru. Ia tak menampik jika Masita terlihat lebih baik dari kemarin. Namun, rambut lurus kuncir kuda seakan mengingatkan masa lalunya yang menyakitkan.
Tiga belas tahun lamanya Satya berusaha melupakan sosok cinta pertamanya. Gadis dengan mata teduh dan senyum manis di bibir tipisnya, dengan rambut hitam panjang lurus yang selalu diikat ke belakang. Gadis itu terlihat lembut, dan memang dia adalah sosok yang lemah lembut. Tetapi hal itu ternyata hanya perkiraan Satya. Gadis yang menjadi cinta pertamanya, gadis yang selalu membantunya, adalah sosok monster yang bersembunyi dibalik wajah lugu dan cantiknya. Gadis itu menyakitinya, hingga membuat Satya hampir memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Satya mendesah. Tangannya bergerak menarik laci meja kerjanya. Ia tersenyum masam, meraih satu bingkai foto miliknya. Foto seorang remaja laki-laki berseragam SMA yang sedang tersenyum dipaksakan. Remaja laki-laki yang memiliki berat badan berlebih, serta jerawat menghiasi seluruh wajahnya. Ya, remaja itu adalah dirinya. Mungkin saat orang lain melihat dirinya yang sekarang, mereka tak akan percaya jika remaja SMA di foto itu adalah Satya. Bahkan Satya sendiri pun sebenarnya merasa sedikit tak yakin jika dirinya berubah seperti ini.
Satya tidak melakukan operasi, ia hanya melakukan apa yang dikatakan dokter, yaitu melakukan pola hidup sehat dan menghindari stres. Bukan perjuangan yang mudah memang, tapi hasilnya terbukti. Satya bukan hanya glow up, tapi juga grow up. Tiga belas tahun ia berusaha untuk tidak mengingat kembali sosok gadis itu, tetapi hari ini, penampilan baru Masita seakan merobohkan tembok yang ia bangun.
"Lo ada masalah?" Hisyam masuk ruangannya dengan dibantu oleh Mia. Satya menatap Mia, sementara gadis yang ditatap mengedikkan bahu dan memilih pergi setelah membantu Hisyam duduk untuk memberikan waktu ngobrol kepada kedua teman prianya itu.
Satya tak menjawab. Namun, Hisyam sepertinya tau masalahnya setelah melihat bingkai foto yang dipegang oleh pria di depannya itu.
"Lo kangen jadi gendut?" Satya menatap Hisyam tajam, walaupun sebenarnya dengan jokes Hisyam tadi membuat perasaannya sedikit lebih baik.
Hisyam adalah teman kuliah S2nya. Mereka satu kelas saat itu, bahkan juga satu apartemen. Berteman lebih dari 5 tahun membuat mereka akrab dan saling mengenal luar dalam. Bahkan jokes fisik seperti ini bukanlah hal yang dapat menyinggung satu sama lain. Satya tau bagaimana perjuangan Hisyam untuk meluluhkan hati Mia, perempuan yang ditaksirnya sejak SMA. Hisyam tau bagaimana upaya Satya melawan depresinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find A Husband (END)
ChickLit"Kenapa sih, Mak? Pulang-pulang kok cemberut gitu? enggak boleh ngebon lagi sama Mang Jali?" "Enak aja. Emak mana pernah ngebon." Iis menyerongkan tubuhnya menghadap putri semata wayangnya. "Kamu beneran enggak punya calon suami?" todongnya langsun...