Andi Harungga POV
Adik cantikku sudah makin tak teraih. Ia sudah seutuhnya milik Bram. Aku sudah cukup senang melihatnya bersatu kembali dengan suami super posesif nya.
Tapi aku salut dengan usaha Bram mewujudkan janji masa kecil mereka.Mengingat masa kecil, sebenarnya aku iri dengan kedua saudara panti ku, Bram dan Jo. Bagaimana mereka berdua dengan gampangnya dekat dengan Vienetta yang cengeng itu. Mereka selalu menjadi pelindung bagi Vien yang sejak kecil sebenarnya sudah ku suka. Hanya karena kecengengannya, aku jadi senang menjahilinya.
Ketika Bram meninggalkannya, kupikir itu kesempatan ku menggantikan posisi Bram. Tapi tetap saja, Jo selalu menjadi tameng setiap aku mendekat. Mereka sudah terlanjur men-cap ku minus.Aku tidak menyangka kalau pada akhirnya aku bekerja di perusahaan milik Bram. Dan aku sama sekali tidak tau kalau pemilik perusahaan multi bidang itu milik teman sepanti-ku.
Aku tau, aku melakukan kesalahan yang sangat fatal hingga aku harus kehilangan adik cantikku. Ambisi dan egoku membuatnya membayar semua akibat dari ulahku yang membuat kerugian sangat besar di perusahaan Bram. Dan itu kesempatan Bram menghancurkanku. Ia memang memberikanku satu perusahaannya di Dubai. Tapi ia menutup rapat-rapat kesempatanku bersama adik cantikku.
Terus terang, aku hampir saja berniat menghancurkannya. Tapi begitu aku melihat adik cantikku teramat mencintainya, niatku luntur seketika. Aku membantu Bram menemukan Vienetta. Bukan semata-mata kulakukan untuk Bram, tapi lebih untuk kebahagiaan adikku, adik tercintaku.
Saat kudengar dari mulut si sok penguasa, Bram, tentang Arin, gadis peneror adikku, aku hampir saja membuatnya babak belur karena sudah menyakiti hati satu-satunya orang yang aku sayang. Tapi kulihat kejujuran dari matanya dan keputus asaannya karena Vienetta meninggalkannya, membuatku tergerak menyatukan mereka. Demi Vienetta!
Lalu muncul ideku. Aku meminta Bram memberikan salah satu perusahaannya di London untukku. Aku mengatakan padanya, itu upahku membawanya menemui Vienetta. Jadi sekarang aku punya dua perusahaan, di Dubai dan di London. Meski aku tau, perusahaannya di London tidak hanya satu, tapi setidaknya aku memiliki salah satunya.
Bukannya aku serakah, tapi aku punya satu misi. Dan aku akan dan harus melakukan sesuatu untuk kebahagiaan adik tercintaku.
Dan disinilah aku sekarang, di Bandar Udara Heathrow London. Aku segera menuju ke apartemen yang sudah disiapkan untukku.
-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Gadis itu termenung sendirian di kursi taman. Menatap kosong. Tidak lama, kulihat seorang perempuan muda berlari kecil ke arah gadis itu, membujuknya untuk makan. Makanan di kotak biru itu di terima, tapi hanya diletakkan di samping ia duduk. Entah ia berbicara apa, kurasa ia meminta si perempuan muda itu meninggalkannya sendiri, karena selang beberapa saat ia kembali sendiri.
Aku melangkahkan kaki ku mendekatinya.
"I'm sorry Miss, whether empty seat?" tanyaku setengah membungkuk menatapnya. Cantik! Kesan pertamaku melihatnya.
Ia menoleh memandangku, lalu beringsut memberiku tempat.
"Hi, I'm Andi," aku mengulurkan tanganku bermaksud memperkenalkan diri.
Dia menatap uluran tanganku lama, lalu kembali menatap kosong ke depan.
Aku menghela nafas panjang. Aku tidak menyerah.
"Why you look so sad, Miss?" tanyaku berusaha mengusiknya.
Ia tetap diam, menganggapku angin.
"Poor me, why none of the women who are interested with my handsome face? What I look so awful?" desisku menggerutu meliriknya sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
A WEDDING STORY
RomansaKamu pernah ada untukku, tapi kamupun pernah pergi dariku. Masa lalu itu tak mampu aku tepiskan. Ia telah berakar kuat di sana direlung hatiku yang paling dalam.