07 : Somewhere Only We Know

323 49 9
                                    

Meen tampak mempesona memakai stelan jas putihnya. Dilihat dari segi manapun dia memang pria yang tampan. Saat ini Perth melihat foto pernikahan mereka yang terpajang megah di ruangan tengah.

Di rumah ini memang ada banyak foto, tapi foto dirinyalah yang paling banyak.

Dia tidak menyadari kalau saat ini Meen mendekati dia secara perlahan-lahan diliputi perasaan yang membuncah. Perth yang dia lihat saat ini terlihat normal seperti dulu, saat malapetaka itu belum datang melanda.

"Adek..." Panggil dia lembut pada pria yang kini menoleh ke arahnya. Lihatlah, dia bahkan menoleh seperti orang normal. Biasanya begitu Meen memanggil namanya dia segera mundur bahkan lari dan bersembunyi.

Meen tahu dia bukan pria yang baik namun di kehidupan kali ini dia akan berusaha menjadi pria yang terbaik untuk mencintai orang yang dia cintai.

Manik gelap mereka saling bersua, mereka saling terdiam, saling menyembunyikan kesedihan. Lalu Perth membuang muka sementara Meen menunduk sebentar. Siapa yang akan mengerti ini? Sekarang begitu banyak jarak diantara mereka padahal esok hari mereka belum tentu bisa begini. Hidup siapa yang tahu.

Mereka saling bersedih dengan luka masing-masing. Namun Perth berpikir mereka tidak bisa seperti ini selamanya. Hanya ada dua pilihan yaitu bertahan atau pergi tuk selama-lamanya. Sementara Meen matanya basah, "Mengapa mata ini menangis?" Lirih Meen tahu jarak ini terjadi karena ulahnya sendiri.

Sedangkan Perth, walaupun dia berusaha keras untuk menghilangkan pikiran itu, namun bayang-bayang masa lalu itu tidak pernah bisa dia hapus. Padahal dia tahu, pria yang berdiri di sebelahnya ini bukanlah Meen di kehidupan sebelumnya. Setidaknya itulah yang dia percayai.

"Ayo kita makan bersama di luar!" Ajak Meen dia pikir hari ini adalah waktu yang tepat untuk maju selangkah mengenai hubungan mereka sebab siapa tahu esok hari tiada lagi kesempatan seperti ini.

Perth menggeleng, bisa dia lihat jejak air mata pada manik gelap Meen. Dia tidak suka. Walaupun rasa itu sudah berubah bukan berarti dia sanggup melihat Meen menangis.

"Apa adek tidak bosan selalu di rumah?"

"Aku tidak mau, aku takut!" Dia belum berani untuk keluar rumah.

"Kenapa harus takut, kan ada kakak, hembn?" Lembutnya sepenuh hati pada yang dia cinta.

"Pokoknya aku tidak mau, kau tidak akan menjagaku justru malah sebaliknya!" Maki Perth lantas dia berlari cepat menuju kamar mereka yang ada di lantai dua.

Kini tinggallah Meen yang hanya bisa melihat punggung Perth yang semakin hilang dari pelupuk matanya. Dan tanpa dia sadari air matanya kembali jatuh berderai. Meen terduduk bersandar pada dinding. Dia mencoba menahan tangis namun malah berakhir menjadi semakin sesak.

Terkadang dan bahkan sesaat dia merasa terlalu lelah untuk menunggu. Terlalu lama menunggu Perth tuk menyadari kalau dia sudah berubah. Terlalu lelah berharap sebuah kepastian yang setipis benang sutra. Terlalu lemah dan takut untuk menerima akhir yang tidak sesuai dengan harapan seperti kehidupan sebelumnya. Sekarang, yang ingin Meen tanyakan adalah sampai kapan dia harus menunggu maaf, menunggu kesempatan dan hati Perth? Sampai kapan?

Hidup itu berubah-ubah, tidak pernah permanen. Kadang berwarna dan terkadang tidak berwarna. Begitu juga dengan hati. Bisa jadi hari ini kita mencintai dia namun siapa sangka esoknya rasa cinta itu berubah menjadi benci, begitupun sebaliknya.

Sulit untuk menemukan orang yang bisa mencintai kita sepenuh hati tanpa pernah tercela rasa percayanya pada kita. Dan jika ada seseorang seperti itu di suatu tempat, maka orang itu jauh lebih indah dan berharga dari segalanya. Segera raihlah tangannya karena kita tidak tahu kapan kesempatan itu datang lagi. Sebab sepanjang hidup ini, bisa dihitung dengan jari orang seperti itu yang kita temui, bahkan ada yang tidak pernah menemui orang seperti itu hingga akhirnya dia menghabiskan seluruh hidupnya bersama orang yang salah. Orang yang tidak pandai menghargai dan mencintai dia sepenuh hati.

The UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang