15 : Come Back To Me

302 41 10
                                    

Sorry for typo dan kata yang hilang

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Hari ini Mangkorn datang lagi untuk memberikan Perth pekerjaan yang harus dia selesaikan sekalian mengambil pekerjaan Perth yang kemarin.

"Aku sudah mengirimkan soft copynya pada kak Engfa, sudah aku jelaskan juga pada dia dan sudah aku rubah juga berdasarkan permintaan dia." Jelas Perth belum berani membuka pintu lebar-lebar, dia tidak mengizinkan Mangkorn masuk. Hanya ada dia dan Meen di rumah. Itupun Meen masih tidur, ini akan menjadi hari terakhir Meen Rut.

Mangkorn manggut-manggut, "Tiga hari lagi aku ke sini lagi." Katanya sambil mengambil dokumen yang sudah Perth selesaikan.

Perth mengangguk mengerti.

"Ouh ya, kak Engfa juga minta tolong dibuatkan powerpoint nya untuk projek 09."

Perth kembali mengangguk. "Apa masih ada lagi?" Tanya Meen ingin pertemuan ini segera berakhir, dia sudah tidak nyaman.

"Sudah, tapi..." Belum selesai perkataan Mangkorn, Perth langsung menutup pintu begitu kata sudah terucap dari bibir Mangkorn.

"Sialan... Apa-apaan itu..." Rutuk Mangkorn kesal diperlakukan seperti ini. Untung ini salah satu bagian dari pekerjaannya, jika tidak... uuhh, sudah dia jadiin terong di geprek, hancur.

Sungguh, rasa kesalnya pada Perth amat nyata. Hati-hati ya Mangkorn, ntar bencinya malah menjadi cinta.

⏩⏩

Tiga hari bersama Forth dan Nunu membuat Perth mulai terbiasa dengan mereka. Tidak seperti awal bersama, resah dan takut.

"Nonton film yuk, tadi siang Abang mendownload beberapa film." Ajak Forth semangat pada kedua omega cantik di hadapannya ini.

"Boleh, tapi film comedy ya bang. Baby gak suka film horor." Jelas Nunu kemudian dia melirik Perth.

Perth mengangguk, selama itu film sederhana dan tidak ada kekerasan dia masih bisa nonton.

Dan di sinilah mereka sekarang, nonton sambil ngemil. Forth bahkan memesan popcorn.

Perth dan Nunu duduk diatas sofa. Seperti biasa, Perth memeluk bonekanya. Sedangkan Forth duduk di bawah karena dia mau goleran.

Selucu apapun adegan di film, Perth tidak pernah tertawa. Entah kapan dia tertawa, dia sendiri sudah lupa karena saking lamanya dia tidak tertawa. Jika dia pikir-pikir, dia sangat sering menangis.

Perth bahkan tidak menyentuh cemilan yang terhidang, dia hanya memeluk erat bonekanya.

Perth... membuat kedua iparnya khawatir.

"Filmnya kurang bagus ya dek? Kalau kurang bagus Abang bisa ganti dengan film lain. Ada 30 film yang Abang download." Kata Forth masih mencoba dia untuk mendekatkan dirinya pada Perth yang kata Nunu banyak berubah. Sampai sekarang Forth tidak pernah mengatakan pada Nunu kalau Perth sakit mental.

"Filmnya bagus..." Jawab Perth dilihat dari segi manapun terlihat layaknya manusia normal. Tidak ada tanda-tanda bahwa dia sakit mental.

"Benarkah?"

Kali ini Perth mengangguk untuk pertanyaan Forth. Pada akhirnya mereka kembali melanjutkan filmnya.  Lalu ketika film selesai, mereka dapati  Perth tertidur sambil memeluk erat bonekanya.

"Kakak ipar tidak dibawa ke kamarnya bang?"

Forth menggeleng, dia tidak mau membuat Perth panik. Nanti kalau traumanya kambuh lalu siapa yang akan menenangkannya? Sementara pawangnya lagi tidur.

The UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang