00 : Back To Past

1.1K 60 26
                                    

❄️❄️❄️ Rule Fanfic ini... ❄️❄️❄️

Kapal yang berlayar : Hanya kapal Meen dan Perth satu-satunya kapal hantu yang berlayar, sisanya kapal bener.

Lalu ending nya belum tahu apakah tetap Meen dan Perth atau tidak. Masih tahap pertimbangan endingnya.

Setiap chapter tidak lebih dari 1.5K, males bikin 3K. Lagian yang ninggalin jejak juga dikit, jadi wajarlah jika per-chapternya juga pendek.

Updatenya tergantung ide dan suasana hati. Tapi kalau vote dan komennya banyak, aku update.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Sorry for typo dan kata yang hilang🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Boss, aku pikir kamu tidak akan datang menghadiri pernikahan Meen! Ayo sini, mari kita minum!" Seru Forth kepada Boss yang datang bersama pasangannya, Noeul.

Sedangkan Meen sendiri, dia melihat sekeliling dari tempat duduknya. Melihat adegan sibuk di depan, dia menjadi pusing. Di depan mejanya ada gelas anggur, dia tatap lagi area sekitarnya tuk memastikan kalau ini adalah pesta pernikahan dia dengan pria manisnya. Perth Tanapon.

Omega manis yang dia temui saat dia duduk di bangku menengah, junior dia. Dia jatuh hati pada sosok sederhana yang manis, nilai-nilai akademisnya selalu terbaik diantara yang terbaik. Tidak hanya itu, dia juga sangat berbakat dalam bermain musik serta melukis. Dan yang paling penting kepribadiannya itu sungguh mulia.

Meskipun dulu mereka sering bertemu muka di pustaka, lebih tepatnya Meen yang sengaja datang ke pustaka tuk bisa melihat dia. Mereka sering duduk bersebelahan tetapi tidak banyak kata yang mampu Meen ucapkan kepada dia yang pemalu. Hanya beberapa kata tidak penting, sebab mendadak saja semua hal yang ingin Meen bicarakan dengan dia, tiba-tiba hilang begitu saja saat Meen berhadapan dengan dia.

Dia introvert sehingga Meen susah untuk mendekatinya. Suka kehabisan kata-kata gitu saat berada di dekat dia. Auto gugup.

Meen tidak tahu kapan rasa itu dimulai, yang jelas tanpa dia sadari dia sudah jatuh cinta dengan Perth Tanapon.

Dia menikmati melihat Perth secara diam-diam sebab jika dia dekati secara langsung, seketika itu juga Perth mengelak dan mencari seribu cara untuk segera pergi dari hadapan Meen. Meen sendiri tidak tahu kenapa Perth begitu, mungkin saja karena dia pemalu.

Setiap gerakan yang Perth lakukan, baik itu ekspresinya, tatapannya, suaranya, senyumannya, aroma tubuhnya serta tingkahnya malah membuat Meen semakin jatuh hati.

Di samping dia yang susah untuk di dekati, Meen memiliki banyak pemuja yang menyukai dia. Takut Perth mereka apa-apakan sehingga Meen hanya berani menyukai dia secara diam-diam. Dan rasa itu terus dia pendam tanpa pernah dia utarakan.

Bahkan ketika Meen lulus dan menjadi seorang mahasiswa, dia masih sering datang ke sekolah menengah untuk melihat Perth atau dia duduk di bawah pohon depan gerbang seberang jalan untuk dapat melihat saat Perth masuk dan pulang.

Dipisahkan oleh jarak membuat rasa itu semakin besar hingga tidak bisa lagi Meen bendung. Tapi dia juga tidak berani menemui Perth serta mengajak dia pergi main. Secara hubungan mereka tidak begitu dekat. Sehingga jadilah Meen hanya bisa memperhatikan dia secara diam-diam tanpa sepengetahuan Perth.

Karena dia tahu Perth akan masuk universitas terbaik di negeri ini berdasarkan nilainya yang selalu tinggi, makanya Meen bela-belain kuliah di sini. Di kampus terbaik negeri ini walaupun orang tuanya menginginkan Meen kuliah di luar negeri.

Ketika hari pertama kuliah bagi mahasiswa mahasiswi baru, Meen tersenyum cerah melihat Perth berada di barisan mahasiswa mahasiswi baru yang sedang menjalani masa orientasi kampus. "Kenapa dia semakin cantik..." Gumam Meen kala itu yang kembali jatuh cinta lagi kepada Perth Tanapon. Mungkin ini jatuh cinta untuk yang ke sekian kalinya Meen kepada Perth.

The UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang