13 : Here's Your Perfect

240 37 21
                                    

Sorry for typo dan kata yang hilang

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Kakak ipar selalu pesan makanan?" Tanya Nunu hanya dibalas anggukan kepala oleh Perth. Mereka mau makan malam.

"Kenapa? Bukankah masakan kakak ipar enak. Lagi malas masak ya kak?"

Perth kembali mengangguk tanpa berniat menatap lawan bicaranya. Nunu diam, dia merasa Perth aneh. Perth yang dia kenal tidak seperti ini.

Ding dong.
Suara bel terdengar ketika mereka hendak menyendok makanan. Seketika itu juga Perth mulai resah, dia menatap Nunu yang sedari tadi terus melihat dirinya.

Ding dong.
"Mungkin itu Abang Forth." Jelas Nunu fix merasa Perth yang ada di hadapannya ini tidak seperti biasanya. "Mungkin dia dan kak Meen belum baikan." Pikir Nunu dalam hati.

Ding dong.
"Kakak ipar duduk saja, biar aku yang buka pintu." Ujar Nunu pada Perth yang berusaha untuk tetap tenang, dia ingin tampak normal dimata Nunu.

"Kenapa malah baby yang buka pintu, adek mana?" Dia sedikit kecewa karena bukan Perth yang buka pintu. Sudah bosan dia melihat Nunu.

Nunu berdiri dengan tangan berlipat di depan dada, dia menunjuk Perth yang duduk resah dengan dagunya. Seketika itu juga Forth segera menghampiri Perth dan memeluknya begitu saja sehingga membuat Perth kaget lalu mendorongnya dengan kuat yang membuat Forth duduk terhenyak ke lantai.

Perth panik sementara Forth meringis perih pantatnya. Nunu sendiri malah tertawa. Detik berikutnya Perth segera pergi ke kamarnya, seperti biasa, dia sembunyi dalam lemari meninggalkan Forth dan Nunu yang saling melempar pandang. Mereka bingung, sangat.

"Kenapa apartemen mereka tidak ada pintunya kecuali pintu masuk dan jendela?"

Nunu mengendikkan bahunya, dia sungguh tidak tahu kenapa design apartemen Meen begini.

Suasana kembali hening, "Mereka gak pisah ranjang kan?"

"Mereka pisah ranjang!" Jawab Nunu cepat, dia tahu karena Meen yang bilang.

"Kenapa?"

"Kata kak Meen, kakak ipar belum siap. Masih takut dia tidur satu ranjang dengan seseorang. Mereka memang pisah ranjang tapi mereka satu kamar." Jelas Nunu sambil mendudukkan dirinya di tempat tadi.

Forth manggut-manggut mencoba memahami. Tapi sayang dia tidak paham-paham juga. Otak cerdasnya langsung mengambil kesimpulan kalau rumah tangga adiknya ada masalah.

⏩⏩

Esok paginya ketika Nunu sudah pergi kerja, Forth mendatangi Perth ke kamarnya karena Perth tidak kunjung keluar kamar semenjak dia datang.

Dia dapati Perth baru bangun tidur.

Seketika itu juga mata Perth langsung membola melihat Forth sudah duduk di ranjang sebelahnya.

"Maaf jika Abang lancang. Abang tidak bermaksud untuk ikut campur, hanya saja apa adek dan Meen bertengkar? Jika iya karena apa sampai kalian pisah ranjang?" Forth hanya ingin memastikan rumah tangga adiknya baik-baik saja.

Perth mengarahkan manik gelapnya pada Forth, sebentar, kemudian dia menunduk dan berpikir merangkai kata-kata untuk menjawab pertanyaan Forth.

"Perth, tidak baik pisah ranjang. Jika papa mama tahu, mereka pasti marah." Sambung Forth kembali menarik atensi Perth pada Forth sehingga mata mereka saling bersua, hanya sebentar sebab Perth segera membuang muka seraya memainkan jari jemari tangannya sendiri.

"Ka-kami tidak bertengkar. Adek yang belum siap satu ranjang dengan ka-kakak." Terang Perth berusaha tidak gugup dan takut. Dia masih menunduk.

"Kenapa belum siap? Kalian kan sudah menikah, jadi belajarlah!"

The UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang