11. Confession

1.2K 59 3
                                    

Hi, guys !! Hampir sebulan aku ga buka aplikasi oren kaget banget dapet notif bejibun dari kalian.. I'm sorry, i've been busy all the time karena benahin skripsiku yang belum kelar-kelar dari masa revisi.

First of all, aku makasih banget buat kalian yang vote dan comment di lapak ku, seriously walaupun satu vote pun i'm totally happy, n' i hope u guys tetep support aku terus ❤️

And here we go buat kalian yang minta update kelanjutan ceritanya..

Sekarang, saat aku duduk memakai baju khas rumah sakit, menatap pria yang ku cintai setelah sebelumnya berteriak padanya, mengungkapkan bahwa dia adalah ayah dari anakku, aku tidak bisa menahan rasa malu yang melanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang, saat aku duduk memakai baju khas rumah sakit, menatap pria yang ku cintai setelah sebelumnya berteriak padanya, mengungkapkan bahwa dia adalah ayah dari anakku, aku tidak bisa menahan rasa malu yang melanda.

Jika kutarik mundur peristiwaa itu, dilihat dari sudut pandang manapun, aku sepenuhnya pihak yang mengambil keuntungan disini. Perempuan yang mengambil keuntungan dari seorang pria yang dicintainya. Satu-satunya orang yang sudah merawatku, menyayangiku hingga sebesar ini dan aku telah merusak kepercayaannya.

Air mata ku masih mengalir di sepanjang pipiku saat kemarahan dan amukan Jeff menguap. Pria itu luruh dan jatuh dalam pelukan Rad, menyebabkan pria besar itu hampir menjatuhkannya.

"Apa?" Jeff berbisik pelan. Tatapannya tidak percaya tersirat di wajah tampannya.

"Kau, Jeff!" isakku. "Kau adalah ayahnya!"

"Tidak.. aku.." Jeff menggeleng, membuat hatiku semakin tersayat. "Tidak..."

Melihatnya, aku merasa semakin hancur karena tahu Jeff tidak akan pernah menyentuhku, mendambaku, atau menjadikanku sebagai kekasihnya jika ia tidak mabuk saat itu. Ya tuhan, aku orang yang hina! Tidak lebih baik dari seorang pemerkosa yang mengambil keuntungan dari seorang gadis yang mabuk. Aku bisa saja menolak nya saat itu. Menutup pintu Jeff dan meninggalkan nya sendirian dengan gairahnya. Tapi apa? Aku malah melakukan sebaliknya. Jeff mengundangku dan aku menurut. Ini gila. Karena jika Jeff tahu gadis yang berhubungan dengannya adalah aku, pasti dia akan berkata 'tidak' padaku.

Aku menyeka wajahku yang dipenuhi air mata dengan punggung tangan. "Ya, Jeff. Jika kau tanya siapa ayahnya, kau adalah jawabannya."

"No! It's not real. I'm pretty sure it's just a dream." Jeff tersentak menjauh dari Rad, mendorong Liam yang menghalangi jalannya dan jatuh berlutut di samping ranjangku. Dia mencari jawaban di balik mataku. Ketika aku hanya terdiam, dia meraih tanganku. "Benarkah?"

Aku membuang muka untuk memutus pandangan kami. Lalu menggeleng kuat. "Maafkan aku, Jeff.  Maaf aku telah mengambil keuntungan darimu. Tolong jangan benci padaku."

Aku masih menunduk dengan Jeff yang masih berlutut disampingku. Suasana di sekitar ruangan begitu sunyi. Tidak kudengar suara ketiga pria ku yang lain hingga aku mengira mereka bertiga telah meninggalkan kami. Tapi ketika Liam mulai terkekeh, pandanganku beredar ke seluruh ruangan. Mereka masih disini dan yang membuatku heran, mereka sama sekali tidak menunjukan ekspresi terkejut berlebihan seperti sedang memergoki seorang kakak laki-laki berhubungan dengan adiknya sendiri. Alih-alih, mereka malah menenangkan ku saat aku masih menatap dingin Liam yang tampak menertawaiku. Pria itu benar-benar!

Living With The RockersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang