I'm back !! Maaf up nya lama karena laptopku lagi rusak dan aku orangnya kurang nyaman aja kalau ngetiknya lewat handphone. Maaf ya :'
Jangan lupa vote ya guys :)
Aku janjiin deh kalau besok bisa nyampe 10 vote or lebih aku bakal up next partnya besok ❤️
Aku tidak tahu bagaimana atau kapan mereka mengurus masalah liburan kami yang tertunda karena kondisiku tapi malam itu juga, setelah kepulanganku dari rumah sakit, mereka berhasil mendapatkan tiket pesawat untuk segera terbang ke Panama city.
Perjalanan menuju ke rumah pantai kami memakan waktu kurang lebih satu jam. Beruntung karena sang penyewa rumah tidak masalah mengenai kedatangan kami yang terlambat beberapa hari, aku jadi tidak perlu bersusah payah untuk mencari pengganti tempat sebagai destinasi liburan musim panas ini.
Setelah turun dari pesawat, kami menyewa sebuah SUV cukup besar yang bisa menampung kami sekaligus beberapa koper yang ada lalu mengaturnya agar dikirim ke rumah pantai. Rad mengambil bagian yang mengemudi dengan Jeff disampingnya sementara Matthew dan Liam duduk di baris ke dua sehingga aku bisa berbaring di kursi panjang paling belakang.
Malam sudah terbilang larut dan tubuhku mulai lelah. Sebenarnya tadi sebelum berangkat, para priaku sudah akan membatalkan keberangkatan kami karena khawatir akan kondisiku, tetapi aku bersikeras menentang usul itu. Yang benar saja, aku sudah lama membayangkan betapa asyiknya liburan musim panas ini. Akan mengecewakan jika semuanya batal hanya karena kondisiku.
Maka dari itu, aku membujuk mereka. Lagi pula setelah pulang dari rumah sakit aku sudah merasa sangat jauh lebih baik. Di tambah penyakit yang kukira mematikan ternyata hanyalah gejala kehamilan yang umum, mereka pun akhirnya setuju untuk melakukan liburan ini asal aku tidak boleh kelelahan.
Pada saat kami sampai di rumah pantai, yang jika kuamati secara sekilas berupa sebuah pondok yang besar, aku terlelap. Mesin SUV dimatikan. Sedetik setelahnya, aku merasakan sebuah lengan yang kuat menyapa tubuhku dan mengangkatku begitu saja masuk ke dalam. Mereka tidak berniat membangunkan ku yang masih dalam setengah sadar. Karena badanku yang sudah terlalu lelah, aku tidak perlu repot-repot untuk membuka mataku dan membiarkan Jeff -aku tahu dari aroma tubuhnya yang khas- membopongku hingga ke kamar dengan tangan yang melingkari lehernya dan memutuskan untuk tidur kembali.
*****
Ketika aku terbangun di pagi hari, mataku mengerjap karena cahaya surya yang menyusup melalui jendela-jendela tinggi dan menyebar di lantai kamar yang terbuat dari kayu pinus. Di dalam bilah-bilah cahaya itu, butiran debu berputar-putar dalam tarian bertempo sedang. Hidungku mencium aroma laut yang bergaram. Dan ketika aku mendengar bunyi burung camar yang menjerit dan deburan ombak berbuih membentur bebatuan, saat itulah aku tersadar jika pagi ini berbeda. Tidak ada bus. Tidak ada hotel. Tidak ada memantau jadwal konser. Tidak ada. Sekarang hanya aku, para pria ku dan rumah pantai.
Aku terdiam sejenak mengamati kamar yang ku tempati saat ini. Kamar bernuansa alam dengan langit-langit berkubah, pintu Prancis yang menuju balkon, dinding berwarna cream dengan karpet cokelat lembut, sebuah TV enam puluh inci tergantung di dinding seberang tempat tidurku yang terbungkus selimut dan seprai berwarna beige dan cream yang nyaman.
Dengan senyum yang menghiasi wajah bangun tidurku, aku meregangkan badanku yang kaku di beberapa bagian. Bangkit, aku mengambil satu ikat rambut dan mencepol rambutku asal.
Aku melangkah ke kamar mandi yang memang terhubung dengan kamar. Aksen hijau laut menghiasi dinding, lilin yang tersebar di penjuru kamar mandi beraroma segar kapas dan bunga melati. Ada juga bak mandi jacuzzi dan shower pribadi. Saat itu juga aku tahu kamar yang ku tempati adalah kamar utama. Aku tahu karena saat itu aku yang meninjau -lewat situs online- beberapa kamar yang akan kami sewa. Entah apa aku lupa tapi jelas ku ingat saat itu aku memilih untuk menyewa lima kamar dengan harga yang sama. Dan aku tahu betul kamar yang aku pilih berada satu tingkat di bawah kamar utama. Aku jadi bertanya-tanya, apakah para priaku memang sengaja menempatkanku disini dan mengubah pesanan kamar atau ini murni kesalahanku dalam memilih kamar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With The Rockers
Romance🔞 21+ Caitleen adalah seorang gadis kecil yang mengalami penyiksaan oleh Ibu kandung nya sendiri. Dirawat dan besarkan oleh 4 laki-laki tampan dari band rockers yang sedang naik daun. Saat Ibu nya meninggal pun, 4 laki-laki itu tidak segan untuk me...