15. Party

760 42 1
                                    

"Is it really necessary?" tanyaku untuk kesekian kali sembari menyentuh kain yang kini menyelubungi kedua mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Is it really necessary?" tanyaku untuk kesekian kali sembari menyentuh kain yang kini menyelubungi kedua mataku. Jeff masih berdiri dibelakangku, memastikan kain itu sudah terikat sempurna.

"Of course. Ini kejutan special untukmu." bisiknya lirih dan setelahnya aku merasakan sebuah tangan besar melingkupi jemariku. Jeff mengelus nya beberapa kali sebelum kembali menenangkanku. "Apa kau gugup?"

Aku mengangguk. Jujur saja walau aku sudah tau rencana ini aku tetap tidak bisa menormalkan debaran jantungku karena para priaku tidak memperbolehkan aku untuk ikut andil menyiapkan pesta. Ini sangat tidak adil. Ini pestaku tapi sejak pagi hingga malam mereka malah sengaja meminta ku untuk tetap di kamar.

Liam dan Jeff bahkan rela bolak-balik mengantar sesuatu yang sengaja aku minta supaya mereka jengah dan memutuskan untuk membiarkanku melihat atau sekedar membantu persiapan yang mereka susun. Namun sayang, bukannya kesal dan menyerah mereka malah semakin semangat saat aku meminta ini itu. Dan yah, harapanku pun akhirnya berujung sia-sia.

Aku merasakan tangan Jeff perlahan naik dan berakhir di kedua bahuku, mengusap beberapa kali disana. "You must to relax, sweetheart. Ini hanya pesta. Kau tidak perlu gugup. Aku tidak akan memakan mu." aku kontan melotot walau itu tidak merubah apa-apa karena yang kulihat tetap warna hitam. "Tidak untuk sekarang." lanjutnya yang makin membuatku blingsatan.

"Jeff.." tegurku yang kemudian aku hanya bisa menggigit bibir sementara Jeff terkekeh tepat di belakang telinga kiriku, membuatku bisa merasakan hembusan napasnya yang menerpa leher telanjangku karena malam ini aku sengaja mengikat ekor kuda rambutku.

Aku tahu Jeff hanya berniat menggodaku supaya aku lebih rilex, tapi yang terjadi malah membuatku semakin gugup. Wajahku memerah. Jeff benar-benar pandai dalam hal membuatku blushing seperti anak remaja yang baru jatuh cinta.

"Kau siap?" tangan Jeff yang tadinya berada disamping lenganku kini beralih ke atas bahuku.

Aku menghembuskan napas panjang-panjang sebelum menjawab dengan pasti. "Siap."

Kami pun melangkah. Jeff menuntunku dengan kedua tangannya dari belakang. Kami menuruni anak tangga yang cukup banyak sebelum akhirnya berjalan keluar rumah pantai hingga kaki telanjangku bisa merasakan halusnya pasir. Jeff baru berhenti ketika aku bisa mendengar dengan jelas deburan ombak yang menghantam batu karang berulang-ulang.

"Are u ready?" tangan Jeff bersiap membuka tali penutup mataku. Begitu aku mengangguk..

"Suprise!!" teriakan menyambutku antusias begitu Jeff berhasil menyingkirkan penutup kain dari kedua mataku.

Didepanku ada para priaku plus satu orang personil tambahan perempuan -yang aku asumsikan sebagai gebetan Matt kapan hari- sedang berdiri berjajar di depan gantungan lampu berwarna warm white yang tergantung apik dengan posisi bergelombang.

Aku masih terpaku. Ternganga dengan indahnya dekorasi yang terpampang di depan mataku. Ada setidaknya tujuh tombak bambu panjang yang di susun berdiri 45 derajat yang kemudian diikat menjadi satu, membentuk seperti kerangka atap dengan hiasan lampu tumblr di setiap sisi. Kain putih yang menjuntai dengan ikatan pita di setiap bagian tengah bambu terlihat sangat pas dengan tambahkan hiasan bulu berbentuk daun-daun berwarna coklat. Sungguh perpaduan warna yang sangat kontras dengan kepribadian kami karena kami biasanya hanya berkutat pada warna gelap.

Living With The RockersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang