25. Broke Inside

350 32 2
                                    

Maaf, aku lama ga update. Puasa dan Lebaran sibuk banget di real life hehe..

But here we go, buat kalian yang masih setia sama Jeff, Caitleen, dkk, this is for y'all

Jangan lupa beri vote and comment ya guys, biar aku tau masih ada yang nungguin cerita ini..

See u on the next chapter!!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lahir tanpa ayah dan seorang ibu pecandu membuatku asing dengan kasih sayang. Itulah yang menyebabkanku tidak pernah merasa kehilangan seseorang yang berarti untukku. Bukan berarti aku ingin, terlepas dari kenyataan aku memang kehilangan ibuku. Tapi dia tidak mencintaiku, pun aku yang setiap kali dia muncul hanya ada rasa takut selalu mengikutiku. 

Dulu saat aku dalam masa peralihan remaja, aku sering terbangun di tengah malam. Menatap kosong atap trailer sambil merenungi nasib burukku dan trauma-trauma masa kecil yang membuatku enggan bersosialisasi. Di sekolah pun aku tidak punya teman. Wadah berbagi itu tidak pernah ada dihidupku. Semua emosi dan perasaan ku pendam sendiri. Bahkan pada Clara yangs selalu menanyakan pertanyaan basa-basi seperti 'hows your day?' ketika dia melihatku pulang melewati trailernya.

Hingga Jeff dan yang lain datang menjemputku. Setelah bertahun-tahun tour dari satu negara melompat ke negara lain.

Bersama mereka segalanya terasa lebih mudah. Terlebih setelah ibuku meninggal. Walau mimpi buruk itu masih sering mendatangiku, tapi dengan mereka aku merasa aman. Tidak akan ada yang menyakitiku kecuali mereka ingin berhadapan dengan ke empat priaku.

Beranjak dewasa, aku mulai menyadari. Betapa mahal dan berharganya memiliki perasaan semacam itu. Mempunyai seseorang yang selalu mencemaskanmu dan juga sebaliknya. Perhatian-perhatian mereka mampu membuatku yang sebelumnya selalu berpikir bahwa aku tidak pernah di ingingkan dan tidak berarti di dunia ini, meluap begitu saja.

Untuk pertama kali aku benar-benar merasa di cintai. Bukan oleh Ayahku apalagi ibuku. Tapi dengan Clara dan keempat pria ku.

Mereka adalah sumber kebahagiaanku sekaligus kelemahanku. Sebuah resiko yang memang harus di ambil ketika kau menyayangi seseorang terlalu dalam. Mereka bisa menjadi pelangi ataupun duri. Hingga pada akhirnya kau akan terluka. Namun aku tidak keberatan akan itu.

Tapi memang bayang-bayang tak semenyakitkan realita. Di mana momen itu terjadi saat ini. Tepat setelah terbang dari Panama ke kota masa lalu kami untuk mengantarkan Clara dalam perisitirahatan terakhirnya.

Jeff adalah bentuk nyata dari akibat dua sisi pusat itu. Dengan Clara sebagai pusatnya.

Dari awal, aku tidak ingin menghakimi tingkahnya yang terus saja menyakitiku dengan setiap perkataannya. Aku tidak ingin karena aku tidak tahu seberapa hancur perasaannya. Aku juga tak ingin mengucap kata-kata motivasi sialan apapun karena aku tidak berada di posisinya. Clara memang keluargaku tapi dia bukan pusat kelemahan dan kebahagiaanku.

Living With The RockersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang