8. Pregnant

1.6K 50 1
                                    

Seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi tidak masuk akal ini sekarang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi tidak masuk akal ini sekarang juga. Karena ini sungguh tidak lucu. Aku hamil? Haha. Tidak. Tidak. Dokter ini pasti sudah berhalusinasi. Ia mungkin lelah karena banyak menangani pasien sampai salah tes seperti ini.

Aku menggeleng panik. "Jangan bercanda, dok. Tolong periksa lagi. Pasti tadi hasil nya salah."

Si Dokter mengerutkan alisnya ketika melihat reaksi penolakanku. "Kita tidak mungkin salah, nona. Ini mesin USG. Sudah pasti akurat. Beda jika kau mengeceknya lewat test pack. Jika kau tidak percaya, kita bahkan bisa mengecek kapan waktu kelahiranmu tiba."

Aku merasakan nyeri yang amat sakit di jantungku saat itu juga. Dadaku bertalu-talu. Mesin monitor jantungku menunjukan tekanan denyut yang semakin cepat. Aku panik. Ini harusnya tidak boleh terjadi. Jika apa yang dikatakan dokter ini benar sudah pasti hubungan ku akan hancur dengan keempat priaku. Ya tuhan, bahkan kami baru akan merencanakan liburan yang menyenangkan. Tapi kenapa harus ada bencana seperti ini.

Perawat cantik yang merangkap menjadi teknisi tadi kini bergerak ke sisi kanan tempat tidurku. Dia tersenyum ramah kepadaku sebelum akhirnya menepuk bahuku beberapa kali. Mungkin dia berusaha menenangkan ku. Tapi nyatanya aku masih tetap syok.

"Kapan periode terakhirmu sayang?" tanyanya lembut. Dia cantik. Mungkin usianya sekitar akhir 30 an.

Aku mencoba mengingat kapan menstruasi terakhirku. Jadwal bulananku memang sering tidak teratur. Dan itu membuatku tidak pernah mengingatnya. Aku juga tidak terlalu pusing memikirkannya karena menurutku itu hal yang wajar. Bukan kah memang sebagian wanita juga begitu?

"Jadwal ku tidak pernah teratur." kataku jujur. "Jadi aku tidak ingat kapan terakhir kali aku mengalaminya."

Perawat itu lalu mengangguk. "Baiklah. Tidak apa-apa."

Dia mengetik sesuatu ke dalam mesin USG itu sebelum akhirnya dia melanjutkan pemeriksaan perutku lagi.

Aku menatapnya lekat saat dia menggerakan sebuah tongkat kecil ke area perutku yang sudah teroles cairan gel. si Dokter yang mengawasinya, menatapku sambil mengangguk.

"Oke," kata perawat itu sambil tersenyum kecil. "Kita bisa melihat detak jantungnya. Lengan, kaki dan tulang belakang juga terlihat baik. Bagaimana menurut anda, Dokter?"

si Dokter yang sedari tadi mengamati, berjalan mendekat. "Tidak ada yang salah. Dari yang kulihat dia sepertinya berusia delapan belas minggu. Itu artinya bisa di cek apa jenis kelaminnya."

Terlalu sulit mencerna, aku berhenti mendengarkan mereka sejenak. Tatapanku mengunci pada layar abstrak disana. Garis besar makhluk kecil itu tampak menatapku dengan tangan melambai dan kaki menendang. Aku terkesiap, entah kenapa mendadak ada perasaan aneh yang menyusupi dadaku saat melihat sebuah nyawa hidup di dalam perutku.

"Well.." fokusku kembali saat ku dengar si Dokter dan perawat tadi terkekeh.

Kepalaku tersentak ke arah mereka. "Apa?"

Living With The RockersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang