Hi!! Sesuai janji karena sudah lebih dari 10 vote, aku update lagi yaa :)
Hope u like it !!
Jangan lupa taburan bintangnya!! Kalau next lebih dari 30 vote aku besok update lagi !! Lop u all
Dengan perutku yang kenyang karena bubur jagung buatan Liam, yang ternyata cukup spektakuler walaupun rasanya tidak menyerupai buatan ibuku, aku memutuskan untuk menghabiskan sisa pagiku berbaring di pantai.
Rad membawakan kursi panjang untukku sementara aku mengambil payung untuk melindungi badanku agar tidak terkena paparan sinar matahari terlalu banyak, walaupun aku sudah mengenakan sunscreen di wajahku.
"Apa ini semua sudah cukup?" tanya Rad yang berdiri menjulang di depan tubuhku yang terbaring di kursi panjang. Aku menatapnya dari balik kaca mata hitam ku lalu mengangguk penuh senyum.
"Kau bisa pergi, Rad. Aku akan memberitahumu jika perlu sesuatu."
Rad mengangguk. "Baiklah, aku senang jika begitu. Nikmatilah liburan ini, Cait. Kami merancang ini memang khusus untukmu." dia menepuk kepala ku beberapa kali sebelum menyugar rambutnya yang sedikit basah. "Sebentar aku akan masuk ke dalam dan kembali beberapa menit lagi."
"Kau mau kemana?"
"Surfing, of course. Pantai ini benar-benar membuatku ingin melakukannya sejak tadi."
Aku tertawa. "Apa kau masih ingat caranya?"
"Jangan meremehkanku, Cait. Lihat saja nanti, pasti kau akan memujiku jika melihat bagaimana lihai nya aku menaikki ombak-ombak itu."
Aku menggeleng mendengar Rad yang terus saja bercerocos betapa lihai nya dia menaiki papan selancar. Ya, sejak remaja, diantara Jeff, Liam dan Matt, Rad lah yang paling jago jika dalam urusan olahraga. Aku tidak berbohong. Mulai dari bermain basket, berenang, sepak bola, voli, hingga surfing, Rad menguasainya. Entah dia belajar dari mana mengingat waktunya yang sebagian besar digunakan untuk band-nya dan dia sama sekali tidak mengikuti kursus olahraga. Hanya beberapa kali ikut bergabung di ekstrakulikuker SMA, itupun jarang hadir.
Berhenti menggoda Rad, aku mengangguk. "Okay, baiklah. Aku percaya. Menggodamu selalu berakhir berdebat yang susah untuk dihentikan. Tapi memangnya kau bawa papan selancar?"
"Tidak juga. Tapi tadi aku melihat beberapa papan tersusun rapi di bagian kanan gudang. Walau sudah kelihatan usang tapi kurasa masih layak digunakan."
"Kau yakin? Apa itu tidak berbahaya? kau tidak takut jatuh lalu di terkam hiu?" aku tahu pemikiran ini sangatlah konyol, tapi tetap saja tidak ada yang tahu bahaya apa yang mengintai disana. Benar bukan?
"Kau mendoakanku?"
Aku melotot dan dia malah terkekeh tanpa dosa. "Tidak. Hanya saja--"
"Sudahlah, Cait. Aku akan baik-baik saja. Tunggu disini, aku akan kembali sepuluh menit lagi."
Aku sudah akan mendebatnya kembali, tapi pria berambut sebahu itu melenggang pergi begitu saja dan hilang di telan pintu.
Aku berbalik, tak lagi menghiraukan Rad. Menghembuskan napas panjang, kuhirup aroma pantai yang menenangkan. Baru kali ini merasa sedamai ini. Ini seperti relaksasi yang dibutuhkan tubuh dan jiwaku.
Sepuluh menit berlalu, Rad dengan papan seluncur nya yang sudah cukup usang kembali menghampiriku. Kali ini dia tidak sendiri, tapi dengan Jeff. Senyumku perlahan mengembang melihat pria itu. Entah karena perasaanku saja atau apa ku perhatikan sejak tadi Jeff lebih banyak diam dari pada biasanya.
"Apa aku terlalu lama?" tanya Rad ketika sudah berdiri di sampingku, sedang Jeff yang bertelanjang dada mendudukkan diri di pasir tepat di sampingku.
Ku arahkan kaca mataku ke atas kepala lalu beranjak duduk. "Tentu saja tidak. Karena aku memang tidak menunggumu." godaku yang sialnya gagal membuatnya kesal, alih-alih dia malah terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With The Rockers
Romansa🔞 21+ Caitleen adalah seorang gadis kecil yang mengalami penyiksaan oleh Ibu kandung nya sendiri. Dirawat dan besarkan oleh 4 laki-laki tampan dari band rockers yang sedang naik daun. Saat Ibu nya meninggal pun, 4 laki-laki itu tidak segan untuk me...