Be My Forever || Makan Malam

121 16 0
                                    

Dunia ini sangat sempit.

Meira merasa terkejut, sekaligus kesal saat ia dan Raja yang tengah berbelanja bahan makanan, dan buah-buahan di sebuah mini market, tiba-tiba saja bertemu dengan sosok Karel Alister, pria yang beberapa jam lalu meruntuhkan hatinya itu berdiri kokoh, dan membalas sapaan Raja kepadanya.

Keduanya bahkan terlihat begitu sangat akrab. Tentu saja karena Raja bekerja di perusahaan milik Rajendra. Raja tentu sudah sangat akrab dengan Karel, karena sering bertemu.

Raja, dan Karel sudah bersahabat sejak Raja bekerja kepada Rajendra.

"Hai Mei! Apa kabar sayang?" Emma Saphire Alister langsung menarik Meira ke dalam pelukannya. Memeluk wanita itu dengan sangat erat.

"How are you darling?" tanyanya setelah ia melepaskan pelukannya kepada Meira. Emma mematap Meira dengan kagum, tidak menyangka jika waktu sudah berjalan dengan cepat, Meira si gadis remaja yang dulu sering bermain dengan Karel, kini sudah beranjak dewasa dan juga semakin cantik.

Meira mengulas senyum tipis. Ia bukannya tidak senang bertemu dengan Emma, ia sangat senang. Tapi tidak ketika matanya beradu tatap dengan Karel yang entah sejak kapan menatap ke arahnya.

"Aku baik Bi. Bibi apa kabar?"

Emma tersenyum lebar, "Bibi juga baik," kemudian ia melirik Raja yang berdiri di samping Meira. "Kalian sudah saling kenal?" tanyanya seraya kembali menatap Meira.

Meira mengangguk. "Sudah sejak kecil Bi," balasnya, kemudian dengan sengaja ia meraih tangan Raja, dan saling menautkan jemari mereka. Tentu saja pemandangan itu tidak luput dari Karel yang menatap keduanya tanpa ekspresi.

"Oh ya?" Emma tampak sedikit terkejut, terlebih melihat bagaimana Meira menatap, dan menggenggam tangan Raja.

Raja, dan Meira mengangguk. "Benar Bi. Kami bahkan akan bertunangan dalam waktu dekat," papar Raja.

Ah, Emma mengangguk samar. Tidak dapat di pungkiri, jika ia merasa sangat kecewa mendengar penuturan Raja. Ia sangat berharap jika Meira, dan Karel akan menikah, mengingat bagaimana keduanya sangat dekat sejak SMA.

Tapi sepertinya, entah Meira atau putranya yang tidak memiliki perasaan apa pun. Atau, apakah keduanya memang sama-sama tidak saling tertarik?

Emma merasa kesal sendiri kepada Karel yang bahkan tidak mencoba menyapa, atau pun berbicara sejak mereka bertemu dengan Meira, dan Raja. Kenapa Karel begitu bodoh dengan melepaskan Meira begitu saja ke pelukan Raja?

Emma tersenyum, menahan kekesalannya terhadap sang putra. "Kalau begitu selamat untuk kalian. Bye the way, belanjaan kalian banyak sekali. Apa akan ada acara?" tanya Emma.

Meira, dan Raja mengangguk bersamaan. Keduanya memang berencana untuk makan malam bersama di apartemen milik Meira, sebelum besok ia harus berkemas dan pulang ke rumah kedua orang tuanya untuk mengurus pertunangannya dengan Raja.

"Bukan acara besar Bi. Kami awalnya berniat untuk makan malam bersama di apartemen Meira," jelas Raja, yang di anggukki oleh Meira. "Bagaimana jika Bibi, dan Karel ikut makan malam bersama kami?" tawar Raja.

Emma tentu sangat setuju, ia menatap sang putra yang berdiri di sampingngnya dengan sebuah troli yang berisi banyak sekali jenis bahan-bahan makanan, karena kebetulan mereka kehabisan bahan makanan juga. "Kau juga setuju kan, jika kita ikut makan bersama Mei, dan Raja?"

Karel menghela napas, ia mana bisa menolak keinginan ibunya. "Boleh. Kalian berdua, tidak keberatan kan?"

Raja sontak terkekeh, "Ayolah Karel, kenapa kami harus keberatan? Aku sahabatmu, dan Meira juga sahabatmu. Kami tentu tidak keberatan, benarkan sayang?"

Be My Forever [Alister Series II] COMPLETED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang