Be My Forever || Hari Pertunangan

124 13 0
                                    

"Mei, Kau masih tidur?"

Suara lembut Ilana terdengar dari pintu kamarnya yang masih terkunci dari dalam, di iringi dengan suara ketukan pintu yang kian terdengar keras. Meira yang tegah bergelung di atas ranjang Queen Size miliknya itu meleguh pelan menyipitkan matanya saat cahaya terang menembus melalui gorden kamarnya. 

"Mei!" Ibunya kembali berseru dengan sedikit keras.

Meira lantas duduk di atas kasur, meredakan sakit kepala yang menderanya. "Iya Ma, aku sudah bangun!" serunya. Ia lantas membuka selimut, turun dari ranjangnya, dan kemudian membuka pintu kamarnya yang langsung di sambut oleh sang ibu yang berkacak pinggang di hadapannya.

Yang menjadi pertanyaannya, kenapa ibunya mengenakan kebaya dan sudah berdandan begitu sangat cantik? Apakah ada acara keluarga? Meira terus bertanya-tanya, dalam hati. Sampai Ilana menjentikkan jari di hadapan wajahnya, barulah ia memasang cengiran tanpa dosa di hadapan ibunya.

Ilana menghela napas kasar, menatap putrinya dengan sebal. "Ck! Kau tidak melihat ini sudah jam berapa?" serunya kesal.

Meira mendesah pelan, "Ma, memangnya ada acara apa sih sampai Mama sudah rapi begini, dan--"

Belum selesai Meira berbicara Ilana langsung mendorong pelan putri semata wayangnya itu untuk masuk ke kamar mandi. "Cepat mandi, perias akan segera datang,"

Meira mendengkus kasar, melihat sang ibu yang mulai keluar dari kamarnya. "Ada apa sih sebenarnya? Dan apa-apaan perias? Ck!" gumamnya yang terus bertanya-tanya sendirian.

Ibunya itu kenapa gemar sekali membuatnya bingung seperti ini sih. Meski terus bersungut-sungut, Meira tetap mandi, dan setelah hampir 20 menit menghabiskan waktu di kamar mandi, betapa terkejutnya ia ketika keliar dari kamar mandi dan melihat sudah ad MUA yang sibuk dengan koper make up, dan kebaya berwarna serupa dengan sang ibu.

Ibunya menatapnya dengan tajam. "Astaga, kenapa berdiri di situ? Cepat duduk, dan biarkan tim MUA merias mu secantik mungkin!" serunya, seraya sibuk menelepon seseorang.

"Mari Teh, duduk dulu," ucap sang MUA yang cukup terkenal di daerahnya, namanya Ratnasari Rias.

Huh, Meira yang masih merasa sebal akhirnya tetap menurut. Beruntung ia membawa pakaian ganti berupa kaos putih polos, dan hotpans jeans.

"Ini kenapa sih Teh, aku harus di rias?" sungutnya kepada Ratnasari atau akrab di sapa Teh Ratna itu.

"Lho? Teteh tidak tahu, hari ini kan teteh akan bertunangan." Papar Ratna Sari.

Hah?

Meira terkejut. "Tunangan?" beonya dengan masih sangat terkejut.

Tunangan? Dengan siapa? Hah?

Ini benar-benar membuatnya bingung.

Meira menatap Teh Ratnasari yang mulai mengoleskan foundation di wajahnya. "Tunangan saya teh?" tanyanya.

Ratnasari mengangguk, lalu ia menghentikan kegiatannya sebentar. "Teteh tidak tahu?" tanyanya.

Meira menggeleng polos. "Padahal di depan sudah ramai dengan dekorasi. Jika tidak salah di sana bertuliskan nama Meira, dan Raja." terangnya.

Hah?

Lagi-lagi Meira terkejut, benar-benar shock!

Raja?

Ah, ia melupakan pria itu karena selama seminggu ini mereka tidak saling bertukar pesan, lantaran nomor pria itu yang selalu tidak aktif setiap hari. Tapi bagaimana bisa hari ini pria itu sudah merencanakan pertunangan tanpa sepengetahuannya.

Be My Forever [Alister Series II] COMPLETED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang