Meira sudah dalam perjalanan menuju ke Bandung, Raja mengetahui itu dari Arkana yang mengirimkan foto Meira yang tengah tertidur lelap di kursi penumpang selama dalam perjalanan. Ada rasa bersalah yang besar di hatinya saat melihat foto wajah Meira yang terlelap, seharusnya ia memenuhi janjinya untuk mengantar Meira pulang ke Bandung. Tapi ia mengurungkan niatnya, demi apa pun bayangan saat Karel mencium Meira, dan Meira yang tampak tidak menolak masih terbayang jelas di benaknya. Juga pembicaraan yang ia dengar dari Karel, dan Meira terus membuat dirinya gusar, sekaligus bertanya-tanya apakah benar Meira masih belum mencintainya?
Benar atau tidak, Raja memilih untuk egois kali ini.
Tanpa sepengetahuan Meira, ia melakukan panggilan video kepada Arkana semalam meminta restunya untuk mengikat Meira. Meski tetap saja pikirannya bertanya-tanya tentang hubungan apa yang Karel, dan Meira jalani.
Ia tidak bodoh, ia tahu jika Karel, dan Meira berteman sejak SMA. Tapi, ia beberapa kali menangkap basah Karel yang merasa tidak senang dengan interaksinya bersama dengan Meira. Dan itu tentu tidaklah wajar bagi seorang teman.
Raja menghela napas kasar, ia tidak bisa berburuk sangka seperti ini kepada Karel, yang merupakan sahabatnya itu. Tapi kejadian semalam itu benar-benar mengusik pikirannya. Sampai ia harus mengalihkan semua pikirannya dengan fokus bekerja, dan mematikan ponselnya, agar ia tidak terganggu.
"Ada apa Raja? Kau seperti sedang memikirkan hal yang berat," sosok tampan, nan gagah itu mengambil duduk di satu meja dengannya.
Ini sudah waktu istirahat, Raja dan Rajendra tengah duduk di cafetaria yang berada di samping Raline INC, perusahan milik Rajendra, sekaligus tempatnya bekerja ini.
Raja berdeham, sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepadanya. Rajendra Alister muncul dan ia akan coba bertanya tentang Karel, dan juga Meira.
"Sorry ya. Jika ke depannya kau akan sibuk dengan banyak pekerjaan," ucap Rajendra.
Raja mengangguk. "Tidak apa-apa, semoga segalanya di lancarkan,"
Rajendra mengangguk. "Kau sendiri bagaimana dengan Meira?" Ya, Rajendra mengetahui jika ia dan Meira dekat, karena beberapa kali berpapasan dengannya, atau terlihat mesra saat ia menjemput Rossaline di rumah sakit.
"Hm, kami akan bertunangan,"
Rajendra tampak sangat terkejut, pasalnya semalam ibunya menelepon meminta agar Raja menggantikan Angga meeting di daerah Bogor, ibunya bilang akan menjodohkan Meira dengan Karel, tapi pagi ini Raja mengatakan akan bertunangan dengan Karel.
Rajendra memijat pangkal hidungnya, jadi ibunya mengajaknya bekerja sama untuk merebut calon tunangan orang lain? Ck! Ibunya ini benar-benar tidak terduga.
"Kapan acaranya?" tanya Rajendra, setelah kopi pesanannya datang.
"Satu minggu lagi mungkin," balasnya sekenanya. Ia benar-benar akan bersikap egois kali ini, sudah cukup selama ini ia menunggu dengan sabar, sampai Meira datang ke pelukannya.
Rajendra mengangguk, lantas keduanya mulai menyesap kopi mereka masing-masing.
"Oh ya, kemarin aku bertemu dengan Karel, dan Bibi Emma,"
Rajendra tentu sudah sangat tahu hal itu, karena ibunya yang menceritakan semuanya.
"Oh ya?" Rajendra berpura-pura terkejut.
Raja mengangguk, "Ndra! Ada yang ingin aku tanyakan, perihal Karel, dan Meira. Aku melihat mereka sangat akrab, apakah mereka sebelumnya saling mengenal?"
Rajendra berdeham, tidak pernah terbayangkan di posisi seperti ini, secara tidak langsung Raja tengah menginterogasi dirinya. Huh, Karel benar-benar membuatnya berada di keadaan yang sedikit rumit, ia di seret masuk ke dalam skenario yang sama sekali tidak di ketahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Forever [Alister Series II] COMPLETED ✓
Romance# 9Karel (20/11/2022) # 5 Meira (20/11/2022) # 29 Conflict (21/11/2022) Merebut calon pengantin orang lain, tidak pernah ada dalam daftar hidup Karel Alister. Putra sulung keluarga Alister yang sejak kecil tidak terlalu peduli dengan keadaan se...