"Masih belum mau berbicara?" desak Mahesa lagi.
Dokter Inggrid tahu ia tidak akan lagi bisa melarikan diri dari kandang keluarga Alister.
"Pa, apa kita perlu memanggil polisi? Sepertinya dengan bukti surat dari Hadikusuma Hospital, dan e-mail dari mereka sudah cukup untuk mengantarkannya ke penjara," sentak Rajendra. Ia adalah pria dengan kepribadian yang tidak sabaran, jadi ia tidak tahan harus bertele-tele seperti ini.
Mendengar ucapan Rajendra, dokter Inggrid lantas menggeleng. Ia masih memiliki putrinya yang harus di rawat karena leukimia yang di deritanya sejak tiga tahun lalu. Jika ia di penjara, suaminya yang hanya bekerja sebagai satpam di bank tidak mungkin bisa menutupi biaya perawatan putrinya.
Sebelum membicarakan rencana ini kepada anggota keluarganya, Mahesa sudah lebih dulu mencaritahu soal kehidupan Dokter Inggrid, ia tahu jika dokter wanita itu memiliki putri yang menderita leukimia, makanya Rajendra mengancam akan memenjarakannya agar semakin menyudutkan Dokter tersebut.
Rajendra yang sangat tidak sabar itu berdecak, kemudian merogoh ponsel miliknya di dalam saku celana. "Aku akan menghubungi polisi saja--"
"TUNGGU!"
Semua orang di ruangan itu menatap sang pemilik suara. Suara yang pertama kali keluar dari mulut Dokter Inggrid setelah ia tertangkap basah di ruangan itu.
Dokter Inggrid menghela napas beberapa kali, sebelum akhirnya ia bergerak memutar tubuhnya menatap kepada Mahesa. "Sebelumnya, bisakah anda berjanji akan menjamin keselamatan keluarga kami, termasuk juga putriku yang sedang di rawat di Trisakti Hospital?"
Mahesa melirik Emma, dan kedua putranya, dan mereka semua memberikan anggukkan pelan. Karel juga tampak baru selesai membersihkan wajahnya, "Kami sudah memindahkannya tanpa sepengetahuan Anda. Hadikusuma Hospital, kamuimemindahkannya ke sana," ucap Karel.
Itu benar adanya. Mahesa sudah menghubungi Arkana terlebih dahulu untuk menyiapkan ruangan khusus untuk putri dari dokter Inggrid yang akan di pindahkan ke sana.
"Dan suamimu aman di tempat yang sudah kami siapkan," timpal Emma.
Dokter Inggrid tampak menghela napas lega. "Ia memperkenalkan dirinya sebagai Erlangga Alister,"
Mahesa, dan Emma terkejut. Bagaimana bisa? Nama itu sudah lama sekali tidak pernah mereka dengar selama puluhan tahun, bahkan kabarnya pun tidak pernah terdengar. Tapi, mengapa tiba-tiba nama itu muncul ke permukaan dengan niat ingin mencelakakan keluarganya.
"Erlangga Alister?" ujar Karel, dan Rajendra bersamaan. Selama ini mereka tidak pernah mendengar kedua orang tuanya menceritakan, atau menyebut nama orang tersebut. Bukankah nama itu juga bagian dari Alister?
"Pa, siapa Erlangga Alister?" Keduanya lagi-lagi bertanya bersamaan.
Namun baik Emma, mau pun Mahesa tidak memberi jawaban apa pun kepada putranya. "Apa kau yakin jika pria itu bernama Erlangga Alister?" tanya Mahesa.
Dokter Inggrid mengangguk. Kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dari saku jas yang di kenakannya, dan memberikannya kepada Mahesa. "Semua bukti percakapan kami ada di sini," ucapnya.
Sejak orang bernama Erlangga Alister itu memintanya bekerja sama, dengan menjanjikan akan memberikan pengobatan terbaik untuk putrinya hingga sembuh, bahkan jika perlu sampai ke luar negeri pun ia akan menanggung putrinya secara gratis, dengan syarat ia harus mau bekerja sama dengan memberikan diagnosis palsu, dan memberikan obat yang sudah di siapkan oleh pria itu.
Dokter Inggrid sama sekali tidak tahu siapa sebenarnya pria bernama Erlangga Alister ini, ia hanya tahu bahwa pria itu memiliki marga yang sama dengan Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Forever [Alister Series II] COMPLETED ✓
Romance# 9Karel (20/11/2022) # 5 Meira (20/11/2022) # 29 Conflict (21/11/2022) Merebut calon pengantin orang lain, tidak pernah ada dalam daftar hidup Karel Alister. Putra sulung keluarga Alister yang sejak kecil tidak terlalu peduli dengan keadaan se...