Entah cuma perasaan Galaksi yang ketularan aneh dari Bima dan Cakra, ia merasa, hari jadi semakin cepat berlalu. Kemarin itu senin, kenapa sekarang sudah sabtu lagi?
Kini, ia tengah menunggu Bima datang bersama yang terlambat karena menjemput Tita.
Laki-laki itu bertahan sejak jum'at sore kemarin setelah ia mengatakan kalau ia akan mengubur perasannya. Ia akan lakukan, demi kebahagian orang-orang disekitarnya.
Sudah hampir 15 menit ia menunggu di depan rumah sakit, dan tak lama kemudian, Tita tiba bersama Bima. Ada senyuman bahagia terlukis di wajah gadis itu saat ia ada di samping orang yang ia cintai, mungkin, jika suatu saat nanti Galaksi menemukan cintanya, ia juga akan buat wanita itu tersenyum lebih dari yang ia lihat sekarang.
"Lama, ya?" Tanya Tita.
"Maapin yak!" Kekeh Bima menambahi dengan gayanya yang mulai kembali bercanda.
Galaksi ikut tertawa hambar, ia cukup senang ada yang mencoba membuatnya tertawa meski tak cukup tergelak.
"Apasih?! Garing!" Timpa Galaksi.
"Eh? Omong-omong.. Cakra udah keluar belum, Ga?" Galaksi menggeleng. "Tumben! Biasanya kalau udah dinyatain sehat, kan, udah boleh pulang besoknya. Apa kita susul ke dalam aja?" Usul Tita polos melangkahkan kaki hendak menyusul kedalam bangunan rumah sakit.
"Heh! Main masuk-masuk aja. Ini musimnya orang sakit, mending kita tungguin aja diluar sampai Cakra keluar." Saran Bima.
Tepat saat itu juga, Cakra keluar dengan senyuman yang tersungging dari ujung hingga ujung wajahnya. Kalau di lihat dari jauh memang sedikit manis, tapi jika di lihat dari dekat, ia agak menakutkan. Di tambah dengan membawa tas besar ditangan kanannya, mungkin orang akan mengira jika di dalam tasnya berisi manusia.
"Tuh! Anaknya." Tunjuk Tita.
"Alhamdulilaaah.. sehat ternyata." Ucap Bima dan Galaksi yang berdiri disampingnya secara bersamaan.
Cakra mulai berjalan perlahan layaknya sebuah adegan dalam film telenopela, laki-laki itu akhirnya berlari membuang tas pakaiannya dan memeluk kedua sahabatnya erat.
"Aaaa!! Bim, Gaaa! Gue rindu banget sama kaliaaan!"
Berakhir dengan mencium kedua puncuk kepala Bima sakti dan Galaksi yang tak nyaman dengan pelukan itu. Tapi tak bisa ia pungkiri kalau hal sekecil inilah yang sangat ia rindukan dari Cakra, tengilnya, tololnya, begonya, ia rindu Cakra.
Dan saat laki-laki itu terkulai lemah seperti beberapa hari lalu, itulah alasan mengapa ia sangat tersiksa saat itu.
Tita terkekeh menonton pertunjukkan dadakan di hadapannya, hingga Cakra sadar akan kehadiran Tita dan melepaskan pelukannya.
Laki-laki itu hendak memeluk Tita, namun dengan cepat Galaksi dan Bima menarik dirinya kembali kebelakang. Memegangi kedua lengan Cakrawala yang gatal setelah sembuh.
"Bukan muhrim, lo!" Bima menyudutkan.
"Bukan hak lo!"
"Bukan pacar, lo!" Galaksi menambahi Bima. Mereka jadi saling menyudutkan Cakra.
"Apaan si lo berdua? Lepasin gue, gak?!" Sambil berusaha dengan hasil yang nihil.
"Gak ganteng, lo!" Ucap Bima melanjutkan sarkasnya.
"Jelek, lo!" Tambah Galaksi, lagi.
"Pendek, lo!"
"Gatel, lo!"
"Ga?" usaha Tita yang sia-sia.
"Diem lo, buaya!"
"Bim?" Satu lagi usaha Tita yang sia-sia untuk menghentikan Galaksi dan Bima mengejek Cakra.
![](https://img.wattpad.com/cover/316440162-288-k452962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] BabeLova - Jaemin, Haechan, Mark
Подростковая литература[BabeLova] -Cakra yang tinggal di gudang masjid, karena orang tuanya meninggal saat ia masih kecil. "Aku? Sendiri? Aku, kan punya Kakak sama Adek! Siapa? Jelas Kak Bima dan Adek Gaga! Siapa lagi? Aku.. aku cuman punya kalian. Iya, kan? Kakak Bimaa...