"Kalau pelangi memiliki langit, lo masih punya Bima sebagai Galaksi dan juga Cakrawala."
-BabeLova
----○●○---
"Ta, Bima gak masuk sekolah. Lo gak mau jenguk apa?" Tita menutup buku-buku dengan dominan judul Fisika.
Gadis itu menghela nafas jengah, kemudian menatap malas Galaksi. "Terus lo mau gue gimana? Kayang?"
"Ya gak gitu juga, Ta." Lama-lama Galaksi telen juga nih penghapus. "Gue rasa lo harus jujur deh sama perasaan lo, tentang perasaan lo yang suka sama Bima." Tita terkekeh begitu mendengar Gaga yang menurutnya sok tahu. Padahal memang benar.
Laki-laki di hadapannya itu sok tahu tentang perasaan seseorang, apalagi hati seorang perempuan. Kalau di lihat ke belakang, dia belum pernah memiliki pacar karena terus fokus pada belajar dan mengejar mimpi sebagai dokter. Tita sempat pesimis bahwa Galaksi tidak suka pada perempuan.
Buktinya, saat mereka kelas 10. Saat masih menjadi dedek-dedek gemes, kakak kelas mereka sering menggoda, merayu, memberikan hadiah dan kadang ada yang mengisi pulsa. Berpikir jika Galaksi tidak punya pulsa karena tidak membalas chat mereka.
Andai Tita tidak memikirkan perasaan ketika ia ingin bilang, "sok mikirin urusan cinta orang, lo aja gak pernah jatuh cinta!"
Andai ia bisa, tapi ia urung.
Sebab kata-katanya bisa saja mengingatkan kembali luka seumur hidup seorang Galaksi yang di buang di panti, bisa-bisa ia berasumsi tak ada yang mencintainya di dunia ini.
"Urus hidup lo!"
"Gue? Gue baik, elo gimana?" Ia malah menanyakan kabar seakan baru bertemu.
"Ga, lo pinter.."
"Makasih." Selanya.
"Tapi sayang--" kata-katanya terjeda lagi.
"Sayang lo juga."
"Sayang lo kadang tolol karena sering gaul sama mereka berdua!"
Gaga merengut. "Ati aku atit, Ta. Hem.." dengan nada anak kecil seolah jadi orang paling tersakiti di dunia.
Tita mendecih, menyayangkan tampang Gaga yang berbanding terbalik dengan sifat serta otak yang ia miliki. Laki laki yang tengah sibuk memainkan drama itu jenius, orang-orang pun memberinya beberapa julukan salah satunya enstein. Oleh karena itu, Galaksi dan dirinya terpilih menjadi perwakilan sekolah di tingkat provinsi untuk mengikuti olimpiade IPA.
Ada banyak pertanyaan dikepalanya, kenapa laki-laki berparas rupawan sepertinya akan terlihat bodoh? Padahal mereka memiliki otak yang sempurna. Apa beberapa alasan yang membuat mereka tidak ingin terlihat sempurna baik luar dan dalam, bukankah lebih baik menyempurnakan ke duanya?
Dan ia juga terus bertanya, kenapa orang-orang pintar jarang terlihat pintar? Mereka seperti orang yang sulit di tebak, apa yang akan mereka lakukan? Tentang seperti apa jenis humor mereka? Kenapa mereka tidak tertawa saat kebanyakan orang menganggap humor itu lucu. Aneh, namun itu terjadi.
"Atit.. angeet!"
Tita menggeleng.
"Ta, ati ue--"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] BabeLova - Jaemin, Haechan, Mark
Teenfikce[BabeLova] -Cakra yang tinggal di gudang masjid, karena orang tuanya meninggal saat ia masih kecil. "Aku? Sendiri? Aku, kan punya Kakak sama Adek! Siapa? Jelas Kak Bima dan Adek Gaga! Siapa lagi? Aku.. aku cuman punya kalian. Iya, kan? Kakak Bimaa...