Raga

26 3 0
                                    

"Tuhan, jangan ambil dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuhan, jangan ambil dia."

-Galaksi Ramdhani

🌱

Setelah berlarian dan berakhir Galaksi terpeleset ketika mengejar Airin di lorong sekolah, keduanya baru bisa pulang saat hari mulai gelap. Berjalan beriringan keluar gerbang untuk pulang.

"Lo pulang sama siapa? Ayah?" Airin menggeleng. "Terus?"

"Naik angkot." Airin menjawab enteng. "Gue duluan," katanya berlalu. Meninggalkan Galaksi di parkiran untuk menunggu angkot diluar gerbang sekolah.

"Naik!" titah Galaksi sebelum langkah gadis itu jauh. Tak tega jika harus meninggalkan Airin sendirian di sekolah, menunggu angkutan umum yang sebenarnya sudah sangat jarang jika sore hari seperti ini.

Tak baik untuk seorang wanita menunggu lama sendirian diluar saat hari mulai gelap.

"Gak usah, lagian gue mau mampir ke apotek sebentar." Laki-laki itu mengernyit. "Maksud gue mau beli obat!"

"Hah?"

"Maksud gue mau beli obat buat kotak P3K dirumah! Iya, itu."

"Ya udah gak pa-pa, gue juga mau beli--" Galaksi menghentikan kata-katanya sampai Airin memiringkan kepalanya bingung.

"Apa sesulit itu untuk tidur?"

"Kenapa, Ga? Beli apa?"

Galaksi menggeleng. "Enggak, beli plester. Anak panti suka jatuh, jadi sering banget kehabisan obat merah sama plester."

"Oh.. iya juga sih, namanya juga anak-anak. Ntar kalo lo punya anak juga kayak gitu."

"Ya nanti, nggak sekarang." Laki-laki itu mendecak. "Cepet naik! Mumpung gue baik, nanti ada om-om berkumis Mas Adam loh," katanya menakut-nakuti.

Pundak Airin tiba-tiba meremang. "Ih! Gak lucu!"

Laki-laki itu tertawa puas. "Makannya cepet naik, entar benera-- AIRIN! MAS ADAM, AY!! CEPETAN NAIK!!! LAKI-LAKI BERKUMIS BAPLANG ITU MENDEKAAAT!!!"

"AAAAA!! MANA-MANA?!" Bukannya naik kemotor. Airin malah menarik kerah seragam Galaksi hingga laki-laki itu membiru, udaranya diraup seketika oleh gadis itu.

"AY, LO MAU CABUT NYAWA GUE APA GIMANA?"

"MANA OM OM BERKUMISNYA, GA?!"

"GAK ADA!! GAK ADAA, AAAY!!!"

Galaksi meneguk ludah sakit melihat Airin yang menatap ke arahnya sangsi, tatapan gadis itu lebih nyalang daripada tatapan guru matematika.

Belum lagi kerah seragamnya masih dalam cengkraman Airin.

"Ay, lo gak bakal apa-pain gue, kan?" Laki-laki itu menutup dadanya.

"Lo pikir aja." Gadis itu menyeringai.

[✔] BabeLova - Jaemin, Haechan, MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang