CHAPTER 6 | BOARDING SCHOOL

14.9K 3.2K 993
                                    

Sebelum baca vote dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca vote dulu.

Ramaikan komentar di setiap paragraf. Minimal 1k komen dulu buat update ke chapter selanjutnya.

Yang udah baca chapter ini minta tolong tag aku di Instagram ya

⚠️ Harap bijak ketika membaca ⚠️

Are you ready?

® Happy reading ®

---000---

Playlist— Simon Says

Cakrawala hanya duduk terdiam sambil menyenderkan punggung di dinding kantor polisi menunggu kedatangan Tigu. Sudah satu setengah jam ayahnya tidak kunjung datang. Ia berdecak kesal. Apakah ayahnya setega itu tidak menjemputnya dan membiarkannya mendekam di kantor polisi?

Dalam keterdiaman Cakrawala, mendadak terlintas senyuman mengejek dari Dewangga sesaat sebelum dirinya digelandang ke kantor polisi. Dewangga sialan!

Dada Cakrawala naik turun lantaran emosinya yang menggebu. Ia bersumpah ia akan memberikan Dewangga pelajaran yang akan cowok itu ingat seumur hidup.

Tap tap tap tap!

Suara derap langkah dari sepatu pantopel yang beradu dengan lantai keramik terdengar di kedua telinga Cakrawala. Ia menoleh ke sumber suara.

"Mana anak saya?"

"Silahkan Pak-"

Belum sempat sang polisi menyelesaikan ucapannya Tigu melangkah masuk menghampiri Cakrawala yang duduk di kursi tunggu paling ujung.

Cakrawala memandang kedatangan sang ayah dengan raut wajah datar. Sedangkan ekspresi Tigu tampak khawatir namun juga sarat akan kemarahan serta kekecewaan.

"Pak, mohon untuk bisa menyelesaikan semua prosesnya terlebih dahulu," ucap polisi berperut buncit tersebut.

Tigu menahan emosi yang sudah hampir ia letupkan pada Cakrawala. Ia menyelesaikan semua proses hukum terlebih dahulu. Meskipun marah, namun ia tidak sampai hati membuat putranya mendekam di kantor polisi.

Ia mengurus semuanya sampai akhirnya Cakrawala dapat dibebaskan dan dibiarkan pulang bersamanya. Tigu juga mendapatkan wejangan dari polisi supaya lebih memperhatikan Cakrawala lagi dan bisa mendidiknya dengan baik.

Tigu menggerutu kesal. Kurang baik apalagi dia memperlakukan anak itu? Semua yang putranya mau pasti ia turuti. Alih-alih menjadi penurut, kenakalan Cakrawala Sadawira justru sudah sampai level tinggi hingga membuat Tigu pusing tujuh keliling.

3. SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang