CHAPTER 28 | BPD

8.8K 1.9K 314
                                    

Sebelum baca vote dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca vote dulu.

Minimal 1k komen dan 1k vote dulu buat update ke chapter selanjutnya.

Yang udah baca chapter ini minta tolong tag aku di Instagram ya

⚠️ Harap bijak ketika membaca ⚠️

Are you ready?

® Happy reading ®

---000---

Playlist—somewhere only we know

"Laks di mana?" Tanya Cakrawala.

"Tadi sih katanya ada urusan sama Zalisha," jawab Candrananta.

"Ngapain?"

"Biasa lah, ehem-ehem." Candrananta tersenyum-senyum.

"Ehem-ehem apaan?"

"Lo nggak tau ya, sebelum lo pindah ke sekolah ini, si Laks sama Zalisha kan emang udah deket," sahut Damar yang juga ada disitu.

"Itu juga salah satu alasan yang bikin Kalingga benci banget sama Laks sampe akhirnya dia dulu ngebully Laks abis-abisan," jelas Candrananta.

Mendengar hal tersebut dari teman-temannya membuat telapak tangan Cakrawala mengepal dan rahangnya mengeras. Seperti ada perasaan tidak rela dalam dirinya. Terlebih lagi selama ini Laksmana tidak pernah menceritakan secara personal perihal kedekatannya dengan Zalisha.

Saat akan kembali ke asrama sepulang ekstrakurikuler sepak bola, Cakrawala melihat Laksmana berjalan bersama dengan Zalisha.

"Biar gue yang bawa." Laksmana membawakan tumpukan buku milik Zalisha.

"Makasih Laks."

Mereka tampak begitu akrab, Zalisha juga nyaman karena beberapa kali ia tersenyum. Padahal ketika bersama Cakrawala, Zalisha jarang tersenyum atau bahkan belum pernah? Sialan. Selain itu Cakrawala juga mengenal betul kalau Laksmana termasuk orang yang kesulitan dalam bersosialisasi. Tapi di malam ini, bersama dengan Zalisha, cowok itu berbicara banyak hal.

"Ikut gue." Cakrawala menarik tangan Zalisha secara paksa.

"Lepasin tangan gue!"

"Cak, lo mau bawa Zalisha kemana?" Tanya Laksmana.

Cakrawala menoleh dan melempar tatapan tajam pada Laksmana. "Lo diem disitu, jangan ikut campur!"

Seperti biasa Cakrawala membawa Zalisha ke atas roftoop gedung sekolah. Roftoop sudah seperti tempat favoritnya, disaat ia senang maupun sedih, selalu roftoop lah yang ia tuju.

3. SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang