Moa Jatraji, seorang psikiater yang didatangkan ke boarding school SMA Elang setelah seorang anak bernama Cakrawala Sadawira hampir membunuh teman satu dorm-nya yang ternyata adalah anak anggota dewan. Namun semuanya menjadi semakin rumit ketika ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini aku double update.
Sebelum baca vote dulu. Kalau mau double update terus, vote dan komennya ramein ya.
Ramaikan komentar di setiap paragraf. Minimal 1k komen dulu buat update ke chapter selanjutnya.
Yang udah baca chapter ini minta tolong tag aku di Instagram ya
⚠️ Harap bijak ketika membaca ⚠️
Are you ready?
® Happy reading ®
---000---
Playlist—Child
Saat ini Septian duduk di kursi kebesarannya. Perhatiannya pada laptop mendadak teralihkan oleh suara ketukan pintu.
Tok tok tok
Tidak lama kemudian seorang pria berbaju serba hitam melangkah masuk dengan menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat. Usai menyerahkan amplop tersebut, tanpa mengatakan apapun pria itu langsung pergi hingga Septian dibuat bingung olehnya.
Septian memandang amplop coklat di hadapannya dengan gamang. Ia mengembuskan napas panjang sebelum akhirnya tangannya terulur mengambil lalu membuka amplop tersebut.
Setelah dibuka ternyata di dalam amplop itu hanya berisi selembar kertas potongan surat kabar dengan sebuah berita terbaru.
Breaking News!
|Jakarta, 27 Desember 2022
Seorang murid dari SMA Elang diduga mengakhiri hidupnya sendiri.
Saat membaca headline berita di surat kabar itu membuat Septian diam membeku.
Belum usai kekagetannya, pintu ruangan Septian kembali diketuk.
Tok tok tok
"Masuk," ucap Septian gemetar.
"Maaf Tuan, ada kabar buruk."
Pria yang merupakan karyawan Septian tersebut memandang tuannya dengan air muka khawatir. Pria paruh baya tersebut adalah Pak Echan, orang yang selama ini sudah bekerja bertahun-tahun untuk Septian dan kini Pak Echan menjelma sebagai orang kepercayaan Septian. Hampir semua urusan selalu Septian serahkan kepada Pak Echan karena Pak Echan sudah seperti tangan kanannya.
