From Home - NCT U
***
Jaehyuk terengah—terbangun dari mimpi buruk yang baru saja di alami. Dia menatap sekeliling, menyadari bahwa dia berada di brankar rumah sakit. Selang infus menempel pada punggung tangan kirinya. Sejenak Jaehyuk menutup mata untuk mengingat alasan apa yang membawanya sampai di sini.
"Oh, udah sadar?"
Jaehyuk menoleh pada pemilik suara berat yang akhir-akhir terdengar. Haruto berdiri di depan pintu sebelum melangkah ke arahnya. Jaehyuk segera duduk bersandar, kepalanya masih terasa pusing.
"Gue kenapa?" tanyanya. Dia hanya ingat sebatas pingsan di atas rooftop. Pasti ada alasan kenapa dia pingsan di sana bukan?
Haruto mengangkat bahu, menarik kursi mendekat. "Hipotermia. Kata dokter lo kelamaan di tempat dingin. Nyaris enggak ketolong misal gue telat. Lo emang nyari mati apa gimana?" tanyanya emosi. "Lo di sana sejak gue nonjok sampai gue nemuin lo?"
"Emang jawaban gue penting?" Jaehyuk menyibak selimut, hendak turun dari tempat tidur. Namun, tangan Haruto menahannya.
"Mau ke mana lo? Istirahat. Bentar lagi makan siangnya dianter." Jaehyuk memutar matanya, bersikukuh untuk turun dari kasur. "Diem kenapa, sih?! Dokter bilang asam lambung lo naik. Itu yang bikin lo nyaris mati. Kapan terakhir lo makan?"
Jaehyuk tidak ingat. Mungkin saat istirahat di kantin fakultas bersama Ryujin. Semalam dia hanya memakan sedikit potongan cupcake. Jaehyuk tidak merasa lapar sama sekali sekarang. Agaknya dia sedikit ingat tadi malam perutnya terasa perih, tetapi dia abaikan. Yang dia rasakan hanya kekhawatiran pada sang kekasih. Benar, bagaimana keadaan Asahi sekarang ini? Sudahkah lebih baik? Semalam dia benar-benar tidak kembali ke ruang rawat Asahi. Dia hanya berdiri di atas rooftop hingga sekarang dia di sini.
"Asahi? Gimana Asahi?" tanya Jaehyuk.
Haruto melepaskan cengkeraman tangannya. "Dia enggak apa-apa. Semalem langsung tidur habis lo keluar. Tadi pagi dia nyari lo, gue yang nyari tapi lo pingsan. Kalo mau ketemu dia, lo makan dulu. Yang ada dia nangis-nangis lihat lo gini. Nanti gue anter."
Jaehyuk akhirnya menurut. Duduk bersandar pada bantal sambil menunggu makan siangnya. Dia sempat membuka ponselnya sebentar sebelum menaruhnya lagi di atas nakas. Mengecek informasi apa saja yang dia lewatkan. Tak lama seorang perawat masuk ke dalam sambil membawa nampan berisi makan siang juga beberapa obat.
Haruto yang menerimanya. Lalu menarik meja makan pada ranjang Jaehyuk sebelum menaruh nampannya di atas sana. "Dah, makan. Habisin."
Namun saat Jaehyuk menyuapkan makanannya, pintu ruangan dibuka dengan kasar. Sendok menggantung di depan mulut begitu Jaehyuk melihat Sana masuk ke dalam ruangan dengan tatapan tajam. Haruto yang ada di sana terkejut bukan main, nyaris terjungkal dari tempat duduknya.
"Ma—"
Plak!
Haruto otomatis berdiri dari kursinya. "Mama ngapain?!"
Sendok yang berisi makan siang terlempar di lantai. Sensasi panas menjalar di pipi pemuda itu. Saat dia menoleh, satu tamparan dia dapatkan lagi. Telinganya seketika berdengung. Pusing kembali melanda kepalanya bahkan sekarang sudah berdenyut.
"Mama kenapa, sih?!" sungut Haruto sambil menahan Sana.
Wanita itu menoleh ke anak bungsunya. "Dia yang udah bikin anak itu keluar. Kamu tahu, 'kan semalem siapa yang dateng buat makan malam sama kita? Sedikit lagi perusahaan kami bersatu, keuntungan yang besar udah di depan mata, tapi gara-gara anak ini bawa dia keluar semuanya hancur berantakan. Tahu enggak Mama susah-susah cari waktu buat ketemu dia?!" teriak wanita itu penuh emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] How Can I Love You [Jaesahi]
FanfictionHanya ada tiga hal yang Asahi suka di dunia ini. Menggambar, musik, dan ... Jaehyuk. [bxb] #1 on jaesahi #1 on jungchanwoo #2 on boyslovers #3 on fiksipenggemar #3 on asahi #5 on romantis #8 on albino [15.7.2021-27.12.2022] ©rani