Part 10 : Is He Okay?

755 124 10
                                    


Stay – BLACKPINK

***


Jaehyuk berjalan tergopoh-gopoh setelah mengenakan pakaian dan juga menenteng tasnya. Setelah mengunci pintu, pemuda itu segera berlari menuju ke lift, tetapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya. Lift tertutup rapat membuat Jaehyuk mendesah kecewa.

"Sial banget, sih!" protesnya sambil memutar balik langkah menuju ke tangga yang menghubungkan ke lantai bawah.

Tanpa berlama-lama, Jaehyuk berlari dengan cepat menuruni anak tangga. Beberapa kali dia hampir terjungkal jika tidak bisa mempertahankan keseimbangannya. Sampai di lantai bawah, pemuda itu berhenti sejenak untuk mengambil napas.

"Hah ... j-jam s-sepuluh?!" Jaehyuk berteriak tertahan ketika melirik jam tangan yang melingkar. Matanya melotot sejenak sebelum kembali berlari keluar dari apartemen.

"Aduh, ya Tuhan hari ini kenapa, sih?" Kembali pemuda itu melontarkan protesan ketika bus yang biasa menuju ke kampusnya sudah melaju.

Mata Jaehyuk bergerilya mencari transportasi yang bisa dia gunakan untuk menuju ke kampusnya. Pagi tadi dia kesiangan bangun dan sudah tidak menemukan keberadaan Yoshi di dalam kamarnya. Mata kuliahnya hari ini adalah kelas pagi yang seharusnya dia datangi setengah jam yang lalu. Jaehyuk ceroboh, lupa memasang alarm pagi ini.

Ucapkan terima kasih pada Yoshi yang mengirim beberapa pesan pada Jaehyuk sehingga notifikasi pesan tersebut membuat pemuda yang lebih muda itu bangun dari tidur lelapnya. Bahkan sampai sekarang Jaehyuk hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.

Kak Yoshi

Jae, thanks ya
[09.27]
Kalo gak ada lo, gak tau lagi deh gue gimana semalem
[09.28]
Btw, di kulkas udah ada sarapan buat lo
[09.28]
Roti aja sih tapi semoga lo suka
[09.28]
Ucapan terima kasih juga dari gue
[09.29]

Karena tidak ada banyak waktu lagi, Jaehyuk berdecak dan segera melambaikan tangannya pada taksi yang berbeda di seberang jalan. Jaehyuk tidak terbiasa naik taksi, selain biaya yang lebih dia juga tidak suka duduk di belakang sendirian—lebih tepatnya berdua bersama sang supir.

Pemuda itu menghela napas setelah menyamakan diri di kursi penumpang. Perasaan gusar terus melingkupi dirinya, sesekali melirik jam yang melingkar di tangannya. Kalut, dirinya hanya ingin segera sampai di kelas. Sebuah informasi bahwa ini pertama kalinya Jaehyuk terlambat mengikuti kelas.

Mahasiswa semester lima itu bisa dibilang mahasiswa yang teladan. Tidak pernah membolos, tidak pernah terlambat mengerjakan tugas, dan mahasiswa yang cukup pintar. Tak heran bahwa dirinya mendapat beasiswa sewaktu lulus SMA beberapa tahun yang lalu.

Segera pemuda itu menyerahkan uang pada supir taksi dan melesat menuju ke kelasnya tanpa mengucapkan terima kasih karena terburu-buru.

"Aduh! Sorry—ah maaf permisi. Gomen*! Gue buru-buru, aduh."

Lirikan tajam, dengkusan kasar, atau senyum maklum Jaehyuk dapatkan ketika dia tidak sengaja menyenggol beberapa mahasiswa yang ada koridor. Saat hampir sampai di kelasnya, Jaehyuk memelankan langkah kakinya. Pemuda itu juga mengatur napas yang memburu sambil menyeka keringat di pelipisnya.

"Masih pagi udah capek," keluhnya pelan. "Masuk enggak, ya? Aduh, ini dosennya galak. Bego banget, sih bisa telat. Kalo masuk entar dimarahi, kalo enggak usaha gue lari-lari dari tadi sia-sia, dong?"

[✓] How Can I Love You [Jaesahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang