Asahi menggerutu. Dia baru saja ingin memasuki apartemen saat menemukan buntalan gemuk berwarna abu-abu tertidur di depan pintu. Pemuda itu menghela napas. Segera dia menggendong buntalan tersebut dan masuk ke dalam apartemen."Kamu tidur di sini dulu, ya?" gumam Asahi meletakkan kucing berbulu abu-abu tebal itu di atas sofa.
Lantas kakinya bergerak menuju ke kamar yang biasa ditempatinya untuk tidur. "Jaehyuk! Kok Boba—"
Ucapannya terhenti saat dia melihat sang tunangan tertidur dengan posisi duduk di atas kasur. Beberapa kertas dan buku berserakan di atas kasur juga laptop yang masih menyala di pangkuan Jaehyuk. Asahi lantas menghela napas.
Sudah enam bulan usia pertunangan keduanya. Asahi sibuk dengan cafe dan Jaehyuk sibuk mengurusi perusahaan Seungri. Pemuda itu memutuskan untuk terjun ke dunia yang sama dengan ayahnya. Walaupun terkadang dia membantu Asahi di cafe setelah pulang kerja. Asahi kadang menolak, menyuruh Jaehyuk pulang saja dan beristirahat, tetapi dia tetap bersikeras membantu dengan alasan apartemen tidak ada teman di apartemen.
Keduanya sepakat menyewa satu unit apartemen yang sama di tempat Asahi sebelumnya, tetapi berbeda lantai. Karena alasan yang dibuat Jaehyuk, mereka berdua juga sepakat untuk mengadopsi seekor kucing anggora dengan bulu abu-abu. Hal itu sukses membuat Jaehyuk langsung pulang ke apartemen tanpa mampir ke tempat Asahi. Namanya Boba, tetapi terkadang Jaehyuk iseng memanggilnya Bobi membuat Asahi marah-marah.
Terkadang saat keduanya benar-benar sibuk, mereka akan menitipkan kucing anggora itu ke Haruto untuk sekedar mengisi mangkuk makannya. Yang untungnya tidak memberatkan pemuda yang sudah menginjak semester satu dunia perkuliahan itu. Malah tampaknya dia senang.
Asahi juga mengetahui satu hal. Perkelahian antara Haruto dan Jeongwoo saat hari pertunangannya hanyalah tipuan belaka agar Jaehyuk bisa memindahkan piano dari kamarnya ke cafe. Juga tentang keserempet mobil, itu juga hanya tipuan agar Asahi segera pergi ke cafe setelah persiapan yang Jaehyuk siapkan sudah siap.
"Jaehyuk, bangun," ujar Asahi membangunkan Jaehyuk. Pemuda itu menggeliat. "Udah makan belum?"
"Hng? Kucing?"
Asahi tertawa kecil lantas membantu Jaehyuk untuk mematikan laptop yang ada di pangkuannya dan menaruhnya di atas meja belajar. Akhir-akhir ini Jaehyuk memang sedang sibuk-sibuknya mengerjakan beberapa berkas dari kantor. Hingga tak jarang Asahi melihat tunangannya itu tertidur dalam posisi yang tidak mengenakkan.
"Fokus, heh! Udah makan belum?"
Jaehyuk mengucek matanya. "Aku makan burger sama soda aja tadi. Masih laper," ujarnya sambil menarik pinggang Asahi untuk dipeluk.
Karena posisinya Asahi sedang berdiri, otomatis Jaehyuk terlihat lebih pendek darinya. Asahi lantas mengusap rambut Jaehyuk. "Kan udah aku bilang jangan kebanyakan makan fast food dulu. Aku udah masakin kamu, loh. Ada di kulkas tinggal dipanasin aja. Kamu malesan, sih."
"Kamu jangan marah-marah, please! Kepalaku pusing banget, tadi Papa di kantor habis marah-marah karena berkasku banyak salahnya," rengek Jaehyuk.
Asahi terkekeh. "Iya, deh maaf. Bangun dulu, gih aku siapin makan malam."
Jaehyuk akhirnya melepaskan pelukan. Membiarkan Asahi keluar dari kamarnya, sedangkan dia menuju ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka. Asahi sendiri segera membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa makanan yang akan dia nikmati bersama Jaehyuk.
Suara berisik dari dapur agaknya menarik perhatian Boba. Kucing itu berjalan pelan ke arah dapur dan mulai menyenggol kaki Asahi. Mengikuti ke mana Asahi pergi, terkadang ikut berdiri bertumpu pada apa pun di hadapannya karena penasaran apa yang sedang dilakukan oleh majikannya. Suara kucing itu terdengar di dapur setiap dia penasaran dengan bau sedap yang kian menguar di sekitar dapur dan meja makan.
"Ututu, anak Papa laper, ya? Jangan ganggu Daddy lagi masak, ah," ujar Jaehyuk setelah keluar dan segera menggendong Boba karena melihat Asahi mulai jengkel diikuti oleh buntalan abu-abu itu.
"Kurung kandang aja, kasih makan."
Jaehyuk mengangguk, sambil mengelus-elus gemas dia memasukkan kucing itu ke dalam kandang dan tak lupa memberikan makanan seperti yang Asahi bilang. Setelah Boba mulai tenang dengan makanannya, Jaehyuk kembali ke dapur untuk membantu Asahi dengan mencuci piring.
"Itu tadi aku pulang, kok Boba ada di luar?" tanya Asahi.
"Iya, kah? Mungkin pintunya belum aku kunci," balas Jaehyuk.
"Bahaya, nanti digondol orang. Lain kali bawa kamar aja kalo kamu lagi sibuk."
Jaehyuk mengangguk. Setelah selesai, keduanya segera menikmati makan malam yang agak kemalaman. Mau bagaimana lagi, kesibukan di antara keduanya benar-benar tidak bisa dihindari. Awalnya Jaehyuk yang mengurus urusan dapur, tetapi lama kelamaan pekerjaan di kantor mulai membuatnya kewalahan. Maka Asahi—dibantu Mashiho dan juga Dara—memutuskan belajar memasak agar bisa menggantikan Jaehyuk di dapur.
Pukul sebelas malam, mereka selesai dengan makanan dan juga cucian. Setelah memastikan kandang Boba terkunci dengan sempurna dan mematikan lampu, mereka segera masuk ke dalam kamar. Hari semakin larut, keduanya membutuhkan istirahat setelah kesibukan yang mereka jalani dari pagi.
Asahi beringsut mendekati Jaehyuk lantas memeluknya. Pun Jaehyuk yang tak segan membawa Asahi ke dalam pelukan terhangat yang dia punya.
"Mimpi indah, my love," gumam Jaehyuk.
"You too."
***
wattpad di-update malah makin ngelag, huhu kesel. btw ini kependekan ngga? aku emg nulis segini aja si buat bonchapnya hehe.
makasih banget buat kalian yang ngikutin cerita ini dari awal. mungkin readersnya belum seberapa tapi aku bangga banget bisa selesaiin book ini.
next part kalo aku adain qna gimana? tertarik ngga? hshs, dari seluruh part aku pengen bgt adain qna sebenernya kyk author² yg lain. tp takutnya ntar dikit doang yg tanya huhu.
anyway, squel? HAHAHA
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] How Can I Love You [Jaesahi]
FanfictionHanya ada tiga hal yang Asahi suka di dunia ini. Menggambar, musik, dan ... Jaehyuk. [bxb] #1 on jaesahi #1 on jungchanwoo #2 on boyslovers #3 on fiksipenggemar #3 on asahi #5 on romantis #8 on albino [15.7.2021-27.12.2022] ©rani