e m p a t

10.6K 834 13
                                    

"Lynaa.."

Aku tidak menghiraukan ucapannya dan tetap mengerjakan PRku.

"Oh ayolah! Jangan ngambek! Aku kan tadi hanya bercanda!" Val dari tadi terus merengek. Hahh, aku pusing mendengarnya.

"Kalau kau mau aku tidak marah lagi padamu, batalkan janjimu dengan Lyon dan Grey." Aku memasang tampang dinginku.

"Oh ayolah, Lyn! Hanya sekali ini saja. Kumohon!" katanya memelas. "Apa aku harus berlutut dihadapanmu?"

"Memangnya apa yang akan kaulakukan jika aku bilang iya?"

Lalu tiba-tiba Val bersiap-siap untuk berlutut. "Tunggu, tunggu. Kau serius?"

Dia hanya mengangguk lalu aku pun hanya bisa menggelengkan kepala. "Baik-baik akan turuti kemauanmu," jawabku malas lalu menghembuskan napas dengan keras.

Val pun akhirnya bersorak senang dan lagi-lagi aku hanya bisa menggelengkan kepala karena sikap sahabatku yang kekanak-kanakan.

***


"Hei, Ly! Kau terlihat malas hari ini," goda Lyon. Yah aku memang sangat-sangat malas hari ini. Kau tahu kenapa?

Aku. Val. Lyon. Grey. Pergi. BERSAMA.

Yah semacam itulah.

"Kurasa aku tidak perlu menyentuhmu lagi untuk tahu apa yang sedang kau pikirkan," kataku.

"Hah?"

"Tidak perlu pura-pura, Lyon. Kalau ingin tertawa, tertawa saja. Aku tidak keberatan." Lalu tiba-tiba Lyon langsung tertawa terbahak-bahak.

Tidak berhenti hingga semenit. Wah, rekor baru!

"Sudahlah, mereka sudah didepan." Biarkan lah dia tertawa sendiri. Huh!


***

Hari ini kami pergi ke taman bermain. Dan semua ini ide Lyon. Memang sih agak menyebalkan, apalagi jika kalian tahu alasannya. Tapi baiklah akan kupenuhi kali ini.

Catat. Hanya kali ini!

"Lyn! Ayo kita naik itu!" ajak Val sambil menunjuk roller coaster. "ayo!" Val tiba-tiba menarikku dan yang lainnya mengejar kami.

"Val aku bahkan belum bilang iya!" teriakku. Untungnya aku menggunakan sarung tangan saat ini, kalau tidak..

"Anggap saja aku memaksamu! Hihihi.."

Setelah bermain roller coaster, kami istirahat sebentar di sebuah kedai.

Aku duduk di sebelah Grey, dan depan kami Lyon dan Val. Dan, hmm, Val dan Lyon telihat mencurigakan. Sejak sampai di sini, mereka berbisik dan itu mebuatku tidak nyaman. Aku tahu mereka pasti sedang merencanakan sesuatu yang aneh. Sementara Grey dia hanya memainkan HPnya sejak tadi.

"Kau ke sini ingin bermain dengan HPmu atau apa sih?" sindirku. Grey yang mendengar perkataanku segera menatap ke arahku, lalu mematikan HPnya dan memasukkannya ke dalam saku celananya.

"Ly, aku dan Val akan ke seberang untuk membeli pocorn. Kami tinggal kalian berdua ya."

Aku hanya bergumam kesal, dan Grey hanya mengagguk. Lalu mereka pun pergi.

Hening.

Tiba-tiba Grey memecahkan keheningan. "Umm... Kurasa kita belum benar-benar saling berkenalan. Aku Grey."

"Kurasa kau benar." Balasku. "Lyna."

"Bagaimana rasanya menjadi saudara kembar Lyon? Hahaha." Tanyanya sambil tertawa.

"Entahlah. Aku sering kesal dengan kelakuannya. Seperti yang tadi dia lakukan. Tapi dia selalu menemaniku jika aku kesepian, jadi ada buruknya ada baiknya. Bagaimana denganmu yang bersahabat dengannya?"

"Aku sangat menyukainya. Dia sangat baik dan seru jika diajak ngobrol." Katanya sambil merenung.


"Menyukai, huh?" tanyaku sambil menaikkan sebelah alisku. "Kau gay ya?"


"Tentu saja tidak. Maksudku dia adalah sahabat yang baik," katanya salah tingkah.

Setelah kami menggu kira-kira 20 menit, mereka tetap tidak kembali. "Kurasa mereka sengaja meninggalkan kita sejak tadi," kataku kesal.

Lalu tiba-tiba aku mendengar suara dering telepon. Oh milik Grey rupanya.

"Halo?"

"..."

"Ya dia sedang bersamaku. Kenapa?"

"..."

"Yaya aku mengerti."

"..."

"Iya, iya kau cerewet sekali." Lalu dia menutup sambungan teleponnya.

"Dari siapa?" tanyaku.

"Lyon. Dia memintaku untuk mengantarmu pulang."

...
...

SUDAH KUDUGA!! HUH AWAS SAJA KAU LYON! SAMPAI DI RUMAH NANTI AKU AKAN MENGHAJARMU SAMPAI HABIS!!


***
"Terima kasih, Grey." Yah pada akhirnya aku memang harus ikut Grey, atau aku akan tetap di situ.

"Yah.. sama-sama." Hmm.. dia tersenyum. ternyata manis ju-.. Hey apa yang kupikirkan?!

Lalu Grey pun pergi dengan motornya.

"Sudah pulang?" tiba-tiba dari belakang ada yang berbicara.

"Menurutmu?" jawabku ketus. Lalu masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Lyon yang sedang tersenyum menggelikan.

"Ya ya kau sengaja meninggalkan ku dengannya. Tanpa melihat isi kepalamu pun aku bisa tahu dari tampang mu. Huh menyebalkan."


***


Maap kalau banyak typo ya :D

Tinggalin Vommens ya!

Mind ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang