t i g a b e l a s

6.6K 600 2
                                    

"Maaf membuatmu menunggu." Kata Grey menbuyarkan lamunanku.

Aku sudah duduk di cafe sejak pulang sekolah tadi. "Tidak apa. Hanya 15 menit."

Grey pun duduk. "Jadi apa yang ingin kau bicarakan."

Aku terdiam sejenak. Aku bingung haru smulai dari mana. "Kenapa kau menjauhiku?"

"Aku tidak menjauhimu."

"Oh ya? Kalau aku tidak mengajakmu kesini, hari ini kau tidak akan menyapaku. Apa aku benar?"

Dia hanya terdiam. Berarti jawabannya iya. "Kalau hanya ini yang ingin kau katakan padaku, aku lebih baik pulang sekarang."

Dia bangkit dari kursinya, tapi aku menahan tangannya. Dan sialnya aku tidak menggunakan sarung tangan.

Kalau aku tahu kau punya kemampuan ini, aku tidak akan mendekatimu. Dan aku tidak mungkin menyukaimu.

Sebenci itukah dia padaku? Aku terpaku di tempat dudukku, sementara dia pergi meninggalkanku.

Apakah kau akan meninggalku ketika aku mulai menyukaimu?

***

Setelah aku bertemu dengan Grey, aku pergi ke rumah sakit, menjaga Lyon. Vic yang mengantarku.

Lyon masih belum siuman. Aku tidak mengerti kenapa dia masih belum bangun juga.

"Hai Lyon." Kataku dengan suara serak dan mata yang masih merah.

"Kenapa masih belom bangun? Kau membuatku sangat khawatir tahu."

...

"Lyon, kau sebenarnya tahu kan kalau Grey dulu menyukaiku."

...

"Tapi ketika aku menyentuhnya, dia bilang dia menyesal menyukaiku."

...

"Kenapa dia merasa seperti itu ketika aku mulai menyukainya?" Air mataku menetes lagi. Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.

"Kau semakin hari semakin cengeng saja."

Aku berhenti menangis. Tadi ada yang menjawabku? Aku langsung mendongkak ke arah Lyon.

Dia berusaha untuk duduk, lalu tersenyum lemah ke arahku. Aku langsung memeluknya erat. "Kau membuatku khawatir."

"URGH!! JANGAN KERAS-KERAS!! AKU MASIH SAKIT!! LY!"

Aku tertawa kecil, lalu merenggangkan pelukanku. "Maaf."

Setelah beberapa lama, akhirnya aku melepaskan pelukanku. Dan keheninganpun menyelimuti kami.

"Kau dengar yang tadi aku biacarakan?" Tanyaku padanya.

Dia hanya mengangguk sambil menatapku sedih. "Jangan pasang wajah itu, Lyon. Aku tidak mau dikasihani."

"Kalau begitu kenapa kau bercerita padaku?"

Tepat sasaran. Aku terdiam, tidak bisa menjawabnya.

"Sebaiknya kau lupakan perasaanmu, Ly." Katanya lembit dengan tatapan yang sama. "Dia punya alasan."

Aku tertegun. Aku melepas tangankudengan kasar. Lalu ketika aku kenatap mata Lyon, aku tahu dia marah.

"Biarkan aku yang bicara pada Grey. " katanya masih dengan tatapan marah.

Aku hanya bisa mengangguk lemas, lalu memakai sarung tanganku lagi. "Aku tahu kau itu tidak sabaran, tapi kau sebaiknya menunggu sampai saat yang pas tiba. Grey akan bicara sendiri padamu." Kata Lyon.

***

"Vic, Lyna hari ini aneh. Apa yang lakukan padanya?"

"Kenapa kau tanya padaku, Val?"

"Kalau ingin bicara tentangku, jangan bicara di depan mataku. Risih tahu."

Aku menatap tajam mereka berdua. Mereka hanya nyegir. Aku memutar bola mataku.

"Tapi kau memang aneh hari ini, Lyn. Biasanya kau-"

"Membalas ucapan kami, atau membaca buku. Tapi-"

"Kau bengong sejak masuk kelas." Kata Val sambil menggebrak meja. Semua mata melihat ke arah kami. Dan Val hanya melihat mereka sambil tersenyum cengengesan.

"Val benar, Li. Ada apa denganmu?"

Aku diam sebentar. "Pulang nanti ke rumahku."

Mereka berpandangan sebentar, lalu mengangguk padaku. Baiklah, aku harus siap di interogasi.

***

Seperti yang kalian tahu, sekarang aku berada di rumahku dengan Vic dan Val. Dan akhirnya mau tidak mau aku harus cerita tentang Grey.

Val, dia terkejut ketika aku bilang Grey menyesal menyukaiku. Lalu dia bilang,"setahuku, Grey benar-benar menyukaimu. Mana mungkin karena alasan itu dia berubah seratus delapan puluh derajat?"

Vic, dia juga terkejut, ketika aku bilang aku mulai menyukai Grey. Lalu setelah itu dia tidak menatapku lagi, terus menunduk hingga ceritaku selesai.

Aku juga cerita tentang Ucapan Lyon di rumah sakit.

"Kalau aku jadi kau, aku akan mengikuti perintah Lyon. Kau?"

"Kau bicara denganku?" Tanya Vic yang tadi ditanya Val. Val menangguk keras. "Entahlah. Aku punya firasat buruk. Terkadang lebih baik tidak tahu apa-apa dari pada mengetaui kenyataan yang menyakitkan."

Yah, Vic benar. Tapi, "Ku rasa aku akan mengikuti saran Val."

Mind ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang